Advertisement

Begini Kiat Menghadapi Orang yang Pendendam

Tika Anggreni Purba
Minggu, 13 Januari 2019 - 09:35 WIB
Maya Herawati
Begini Kiat Menghadapi Orang yang Pendendam Ilustrasi - Starcentral

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Ada orang yang memutuskan untuk menyimpan dendam dalam rangka membangun identitas dirinya. Dia berpikir bahwa menyimpan dendam akan membuat dirinya merasa lebih kuat dan tangguh.

Hal ini umumnya dilakukan si pendendam untuk menyembunyikan keengganannya disebut sebagai korban di masa lalu. Dia membagi orang di dunia menjadi dua bagian yaitu ‘orang yang benar’ dan ‘orang yang salah’.

Advertisement

Masalahnya, sering kali si pendendam memberikan pandangan yang tidak seimbang mengenai benar dan salah. Dia merasa perlu menghukum orang yang bersalah kepadanya dengan menyimpan dendam tanpa memaafkan.

Apakah Anda harus berhadapan dengan orang yang mendendam kepada Anda? Berikut ini cara menghadapinya dilansir Psychologytoday.com:

1. Apabila Anda benar-benar melakukan kesalahan, Anda harus bertanggung jawab dengan mengakui kesalahan tersebut dan meminta maaf. Anda perlu melakukan apa saja untuk memperbaiki sesalahan tersebut.

Namun, apabila Anda tidak melakukan kesalahan, tetapi dianggap orang lain melakukan kesalahan, ajak orang itu berbicara dari hati ke hati. Katakan kepadanya bahwa Anda dan dia memiliki perspektif yang berbeda dan bahwa Anda tidak berniat untuk membuat masalah dengan dia.

2. Tanyakan kepadanya apa yang dapat Anda lakukan untuk memperbaiki kesalahan atau keadaan. Sebenarnya, niat baik Anda yang diiringi permintaan maaf sudah cukup. Tetapi, bagi orang-orang pendendam itu tidak cukup.

3. Anda perlu tahu meskipun Anda melakukan kesalahan bukan berarti mereka layak untuk menaruh dendam pada Anda. Tetapi tidak perlu mengungkapkan hal ini kepadanya, tetapi simpan itu dalam hati sehingga Anda bisa memandang persoalan lebih realistis.

4. Cari tahu dan selidiki hal-hal apa saja yang kira-kira membuat orang tersebut menjadi penuh dendam. Ada kalanya perilaku itu dipicu oleh faktor trauma masa kecil atau latar belakang yang kurang menyenangkan. Si pendendam mungkin saja berusaha melindungi diri dari rasa sakit melalui dendamnya.

5. Setelah Anda meminta maaf dan mencoba segala yang terbaik yang Anda bisa untuk menyelesaikan persoalan, Anda bisa berhenti. Tidak ada gunanya memaksakan diri ketika perspektif orang tersebut tidak berubah terhadap Anda. Cobalah untuk menunjukkan kepada orang tersebut bahwa Anda sudah selesai dengan persoalan itu dan lihat reaksinya.

6. Biasanya si pendendam tidak hanya menaruh dendam pada satu orang saja, jadi Anda tidak sendirian untuk menghadapi hal ini. Apabila Anda merasa buruk karena perilaku si pendendam, ingatlah bahwa Anda tidak sendiri.

7. Pada poin tertentu, ketika persoalan ternyata tidak selesai juga dan tidak ada harapan darinya, mungkin inilah saatnya untuk berhenti dan move on.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Siap-siap Lur, Pemkab Kulonprogo Buka 90 Formasi CPNS dan PPPK untuk 205 Posisi, Berikut Rinciannya

Kulonprogo
| Jum'at, 19 April 2024, 13:57 WIB

Advertisement

alt

Pengakuan Warga Kota Isfahan, Terkait Kabar Israel Serang Iran

News
| Jum'at, 19 April 2024, 13:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement