Advertisement
KOMUNITAS: Jagowes Bersepeda Sembari Memungut Sampah
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Cita-cita anggota Komunitas Jagowes bukan menaklukan medan terjal saat bersepeda. Mereka hanya ingin melakukan hobi sambil membawa manfaat bagi lingkungan. Bersepeda sambil memunguti sampah.
Ketua Komunitas Jagowes, Wisnu Wardana, 50, awalnya hanya mengajak beberapa orang temannya untuk rutin menemaninya melakukan ritual kesehatan dan hobinya, yaitu bersepeda. Selain karena hobi, Wisnu bersepeda karena ingin menurunkan kadar gula darahnya yang tinggi.
Advertisement
Seiring dengan berjalannya waktu, lebih banyak teman-teman mereka yang tertarik rutin bersepeda dengan mereka. Grup Whatsapp Jagowes pun resmi terbentuk untuk mewadahi komunikasi mereka.
"Semboyan kami adalah Indahnya Kebersamaan. Kami memang bukan komunitas sepeda yang selalu mengincar medan terjal, kami ingin hobi bersepeda kami juga membawa dampak positif bagi lingkungan yang kami lalui," kata Wisnu kepada Harian Jogja belum lama ini.
Anggota komunitas akan berkumpul rutin setiap hari Kamis dan Minggu pagi pukul 06.00 WIB di markas Komunitas Jagowes, tepatnya di Angkringan Yuk Dekem, RT 06 Citran, Jagalan, Kotagede. Agenda bersepeda pada Kamis disepakati sebagai milik anggota yang berusia 60 tahun ke atas. Artinya, para anggota yang berusia 60 tahun ke atas bebas menentukan rute yang akan dituju.
"Biasanya kalau Hari Kamis, pemilihan rutenya yang landai, tidak tracking [menanjak]. Kami yang muda-muda ikut saja. Nah, kalau Minggu, biasanya kami yang muda-muda bisa pilih rute tracking, yang tua-tua banyak yang tidak ikut. Tetapi agenda ini fleksibel saja," kata Wisnu sambil tertawa.
Para anggota yang ikut bersepeda selama setengah hari biasanya membawa dua tas. Tas pertama adalah peralatan dan onderdil khusus sepeda mereka dan tas kedua berisi peralatan P3K. Tentunya mereka juga membawa kantong sampah di sepeda mereka. Sambil bersepeda, mereka akan memunguti sampah di sepanjang jalan dan mewadahinya di kantong itu. Setelah bersepeda, sampah akan dijual ke bank sampah.
"Sebelum kumpul bersepeda, para anggota juga bawa sampah dari masing-masing rumahnya. Ya botol plastik, ya kertas bekas, ya kardus, Nanti ditumpuk di markas, diletakkan di mobil kol buat dijual," kata Wisnu.
Komunitas ini belum mengandalkan media sosial untuk menggaet anggota baru. Wisnu kemudian menceritakan pengalaman Komunitas Jagowes dengan salah satu anggota mudanya. Suatu hari Komunitas Jagowes bersepeda melalui Jalur Cinomati dan mendapati seorang pemuda terkapar di pinggir jalan, tepat di samping sepedanya. Pemuda itu kehabisan napas dan ditolong dengan P3K milik anggota Komunitas Jagowes.
Sejak saat itu, pemuda itu mencari tahu tentang Komunitas Jagowes dan tertarik bergabung hingga kini. "Artinya kami tidak terlalu berusaha menarik anggota bergabung, tetapi bagaimana kami menginspirasi mereka dan akhirnya mereka sendiri yang tertarik bergabung. Soalnya anggota yang seperti itu justru akan lebih bertahan lama," kata Wisnu.
Syarat untuk bergabung di Komunitas Jagowes tidak rumit. Cukup memiliki sepeda dan cinta kebersihan. Kini ada 150 anggota Komunitas Jagowes mulai dari usia Sekolah Dasar hingga usia 70 tahun ke atas. Mereka kerap berkomunikasi di grup whatsapp dan sekadar melakukan transaksi jual beli onderdil sepeda di markas Jagowes.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Lakukan Kekerasan Seksual Pada Anak, Pria di Sleman Terancam Hukuman 15 Tahun Penjara
Advertisement
Soal Pencalonan Kaesang sebagai Walikota Bekasi, Ini Respons Jokowi
Advertisement
Berita Populer
- 11 Cara Kematian Paling Menyakitkan Menurut Sains
- Selain Enak, Deretan Makanan Super Ini Bisa Cegah Penyakit
- Manfaat Tertawa, Menggigil, hingga Muntah pada Tubuh Anda
- Sejumlah Zodiak Ini Diramalkan Menikah di Tahun 2023
- Seorang Ibu Minum ASI Sendiri karena Tak Rela Jika Dibuang
- Wajah dan Tubuh Tidak Simetris, Ini Penyebabnya
Advertisement
Advertisement