Advertisement
Banyak Pikiran Tak Baik Bagi Kondisi Mental
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Ada banyak orang yang kerap terjebak dalam kondisi banyak pikiran. Hal-hal yang bahkan tidak perlu dipikir, seakan menjadi hal serius yang menentukan kehidupannya.
Orang yang terlalu pemikir biasanya meminta saran dari banyak orang ketika menghadapi masalah karena takut masalah tersebut menghancurnya. Akan tetapi, setelah bercerita dan mendapatkan saran, kebanyakan saran tersebut akan ditolak.
Advertisement
Selain itu, orang yang terlalu pemikir akan mempertimbangkan beragam kemungkinan dari solusi yang diambilnya. Mungkin situasi ini terlihat bagus karena berarti jalan keluar yang dipilih sudah dipikirkan secara matang dan mencegah terjadinya masalah tersebut terjadi lagi. Namun, jika untuk mendapatkan solusi itu dibutuhkan waktu berjam-jam karena habis untuk menganalisis masalah, maka bukannya jalan keluar yang didapatkan melainkan kesulitan.
Hal ini lantaran ketika seseorang berada dalam suasana hati yang buruk, maka dia akan fokus pada hal-hal yang menyebabkannya merasa tidak enak. Dengan begitu dia akan merasa lebih buruk. Di sisi lain, ketika terlalu cemas dengan membayangkan hal-hal buruk yang mungkin terjadi maka itu akan membuat orang tersebut terjebak dalam kondisi kecemasan abadi.
Ada perbedaan antara sifat terlalu pemikir dengan kemampuan memecahkan masalah. Perbedaan itu adalah lamanya waktu untuk mengambil keputusan.
Tak hanya itu, ada pula pertanyaan-pertanyaan yang lebih mungkin ditanyakan oleh pemikir tersebut. Seperti dilansir Health, belum lama ini, ini pertanyaan yang kerap dilontarkan orang-orang yang banyak pikiran:
Apakah ada solusi untuk masalah ini?
Satu hal yang perlu diingat, beberapa masalah tidak dapat diselesaikan. Misalnya, bila pasangan terkena penyakit yang tidak bisa disembuhkan, jangan terus fokus untuk mencari pengobatan. Hal itu malah menyebabkan pengalaman traumatis yang bisa merusak kesejahteraan psikologis. Lebih baik pikirkan caranya untuk membuat hidup pasangan terus berkualitas dengan penyakit yang diidapnya.
Apakah fokus pada masalah atau mencari solusi?
Jika masalah yang dihadapi adalah keuangan, mencari strategi untuk mendapatkan lebih banyak uang, atau melunasi utang, maka terlalu memikirkan mungkin akan membantu. Tapi bila yang dibayangkan adalah menjadi tunawisma atau berpikir situasi yang tidak adil dengan orang lain, maka itu adalah tanda terlalu banyak berpikir karena mengkhawatirkan hal-hal yang sebenarnya tidak perlu.
Apa yang saya capai dengan memikirkan hal ini?
Memikirkan masalah secara proaktif dapat menimbulkan sudut pandang baru di mana masalah tersebut bermanfaat. Tapi bila yang terjadi adalah cara mengharapkan sesuatu yang berbeda atau membayangkan semua hal yang terjadi itu salah, maka menandakan terlalu banyak berpikir.
Tanyakan tiga pertanyaan di atas sewaktu mencari solusi dari masalah. Cara ini dapat mengidentifikasi apakah diri Anda terlalu memikirkan sesuatu atau tidak. Ketika melihat bahwa pikiran tidak produktif, cobalah beralih ke pendekatan pemecahan masalah. Atau mungkin memutuskan tidak ada yang bisa dilakukan sehingga sedikit membantu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Okezone
Berita Lainnya
- Menjamurnya Kedai Kopi, Berkah bagi Perajin Gula Aren di Banyubiru Semarang
- Sambangi Kandang Madura Malam Ini, PSS Sleman Usung Misi Menjauh dari Degradasi
- Gedung Hubdam Kodam IV Diponegoro Semarang Terbakar, Ini Total Kerugian
- Kisah Sukses Umbul Pelem Klaten, dari Ladang Cenil sampai Jadi Wisata Favorit
Berita Pilihan
Advertisement
Kembali Tampil di Pilkada Gunungkidul Tahun Ini, Ini Gagasan yang Diusung Sutrisna Wibawa
Advertisement
Suplemen Diet Jepang Akibatkan 100 Orang Dirawat dan Lima Orang Meninggal
Advertisement
Berita Populer
- 11 Cara Kematian Paling Menyakitkan Menurut Sains
- Selain Enak, Deretan Makanan Super Ini Bisa Cegah Penyakit
- Manfaat Tertawa, Menggigil, hingga Muntah pada Tubuh Anda
- Sejumlah Zodiak Ini Diramalkan Menikah di Tahun 2023
- Seorang Ibu Minum ASI Sendiri karena Tak Rela Jika Dibuang
- Wajah dan Tubuh Tidak Simetris, Ini Penyebabnya
Advertisement
Advertisement