Advertisement

Ini Risiko yang Rentan Muncul pada Wanita Hamil di Atas Usia 40 Tahun

Newswire
Minggu, 13 Oktober 2019 - 10:57 WIB
Nina Atmasari
Ini Risiko yang Rentan Muncul pada Wanita Hamil di Atas Usia 40 Tahun Ilustrasi bayi dengan penyakit jantung bawaan. - Istimewa

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA -- Di usia di atas 40 tahun, perempuan memiliki risiko yang lebih banyak saat melahirkan, dibandingkan dengan melahirkan di usia lebih muda. Salah satunya, adalah anak yang dilahirkan rentan dengan penyakit jantung.

Ahli penyakit jantung Prof. dr. Ganesja M. Harimurti mengatakan ibu yang hamil dengan usia di atas 40 tahun rentan melahirkan anak dengan penyakit jantung bawaan.

Advertisement

"Faktor risiko yang menyebabkan anak dengan penyakit jantung bawaan, salah satunya hamil di atas umur 40 tahun," ujarnya seperti dilansir Antara, Sabtu (12/10/2019).

Dokter Rumah Sakit Siloam Kebon Jeruk, Jakarta itu menjelaskan perempuan yang hamil di atas 40 tahun harus melakukan konsultasi dengan dokter terlebih dahulu. Namun, memang lebih baik menghindari hamil di usia tersebut.

Hal lain yang juga bisa membuat anak mengidap penyakit jantung bawaan adalah ketika hamil, sang ibu kerap minum obat sembarangan. Ibu hamil mesti berkonsultasi lebih dulu dengan dokter sebelum minum obat, bahkan ketika penyakitnya ringan seperti pusing atau flu.

Kemudian, penyakit darah tinggi dan diabetes yang diderita sang ibu juga dapat berpengaruh. Ada pula faktor keturunan.

"Selain itu, hindari rokok karena membahayakan janin," tegasnya.

Dia menjelaskan sebanyak 8 dari 1.000 anak yang lahir menderita penyakit jantung bawaan. Sayangnya, kondisi ini tidak diiringi dengan jumlah rumah sakit yang bisa menangani penyakit itu.

Tidak semua provinsi memiliki rumah sakit yang dapat menangani penyakit ini. Bahkan, di seluruh Indonesia, jumlahnya hanya sekitar 10 rumah sakit.

"Ada sekitar empat rumah sakit di Jakarta," sebutnya.

Jumlah dokter yang dapat menangani penyakit ini juga masih sangat terbatas. Setidaknya ada tiga faktor yang berpengaruh, yakni biaya pendidikan dokter yang cukup mahal, lama pendidikan yang cukup panjang, dan penyakit jantung bawaan masih kalah populer dari penyakit jantung koroner.

Pemerintah pun diminta untuk terlibat dengan memberikan fasilitas penyakit jantung bawaan di rumah sakit daerah. Jumlah dokter dan tenaga medis lain yang bisa menangani penyakit tersebut pun harus ditambah agar pasien dapat melakukan operasi di daerah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Bisnis.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Mudik Lebaran, Gunungkidul Bakal Dijejali 154.000 Kendaraan

Gunungkidul
| Kamis, 28 Maret 2024, 18:07 WIB

Advertisement

alt

UU DKJ Disahkan, Sebentar Lagi Jakarta Bakal Melepas Status Ibu Kota

News
| Kamis, 28 Maret 2024, 19:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement