Advertisement

Orangtua Perokok Jadi Salah Satu Pemicu Anak Stunting

Ria Theresia Situmorang
Senin, 14 Oktober 2019 - 16:07 WIB
Nina Atmasari
Orangtua Perokok Jadi Salah Satu Pemicu Anak Stunting Kepala Subdirektorat Penyakit Paru Kronik dan Gangguan Imunologi Kementerian Kesehatan Theresia Sandra Diah Ratih di kawasan Menteng, Jakarta Pusat pada Senin (14/10/2019). JIBI/Bisnis - Ria Theresia

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA - Ada yang harus diwaspadai oleh perokok di rumahnya. Kebiasaan tersebut bisa mempengaruhi kesehatan anggota keluarga yang lain.

Kepala Subdirektorat Penyakit Paru Kronik dan Gangguan Imunologi Kementerian Kesehatan Theresia Sandra Diah Ratih menyebut kebiasaan merokok merupakan faktor risiko utama penyakit tidak menular yang berpotensi mematikan. 

Advertisement

Ditemui di kawasan Menteng, Jakarta Pusat pada Senin (14/10/2019), Theresia Sandra menyebut rokok merupakan penyebab enam penyakit mematikan seperti jantung iskemik, stroke, hipertensi, tuberkolosis, diabetes dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK). 

"Bukan hanya laki-laki saja, tren ibu-ibu sosialita merokok dan terus meningkat. Hal ini yang harus diwaspadai," ujarnya. 

Hasil penelitian dari Lembaga Demografi Universitas Indonesia pada tahun 2017 yang menerangkan fakta bahwa orangtua perokok risiko malnutrisi akut dan kronik pada anaknya. 

"Anak-anak yang stunting sebagian besar karena orangtuanya perokok dan miskin. Penelitian menyebut saat krisis moneter beberapa tahun silam, biaya makanan seperti beras menurun tapi rokok tetap. Jadi orangtua mengorbankan biaya makannya untuk rokok," jelas Theresia. 

Dalam Indeks Pembangunan Masyarakat  (IPM) 2018,  rata-rata 1/3 orang pengidap penyakit tidak menular yang kebanyakan disebabkan oleh rokok tahu kalau dirinya mengidap penyakit mematikan. 

"Kebijakan pemerintah adalah dengan mengeluarkan Inpres No. 1 tahun 2017 Germas Sehat dengan fokus meningkatkan aktivitas fisik, perilaku hidup sehat, penyediaan pangan sehat dan percepatan perbaikan gizi, pencegahan dan deteksi dini penyakit, deteksi dini standar minimal penyakit tifak menular. Dan pengadaan lokasi kawasan tanpa rokok," tutupnya.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Bisnis.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Cuaca DIY Hari Ini Jumat 19 April 2024: Jogja, Sleman dan Gunungkidul Hujan Lebat Disertai Petir

Jogja
| Jum'at, 19 April 2024, 06:37 WIB

Advertisement

alt

Hari Warisan Dunia Tekankan Peran Anak Muda sebagai Pelestari Warisan Budaya Berkelanjutan

News
| Kamis, 18 April 2024, 23:57 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement