Advertisement
73% Penderita Tak Sadar Sakit Diabetes, Baru Periksa Setelah Komplikasi
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Pada tahun 2015, International Diabetes Federation (IDF) mencatat jumlah penderita diabetes di dunia sebanyak 415 juta jiwa dan meningkat menjadi 425 juta jiwa pada tahun 2017, dan diprediksi meningkat menjadi 629 juta jiwa pada tahun 2045.
Hasil Riskesdas pada tahun 2013 dan 2018 juga menunjukkan peningkatan angka penyakit diabetes dari 6,9 persen menjadi 8,5 persen.
Advertisement
Faktor risiko diabetes pada orang dewasa juga meningkat dari 14,8% menjadi 21,8%, obesitas sentral dari 26,6% menjadi 31%, merokok dari 28,8% menjadi 29,3%, aktivitas fisik kurang dari 26,1% menjadi 33,5% dan kurang makan sayur dan buah dari 93,5% menjadi 95,5%.
"Sebanyak 73% penderita diabetes tidak mengetahui dirinya mengidap diabetes sampai akhirnya datang ke kita sudah komplikasi," ujar dr. Em Yunir dari Divisi Endokrin Metabolik Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM di Gedung Kemenkes, baru-baru ini.
Em Yunir menyebut setelah didiagnosis memiliki penyakit diabetes, kebanyakan pasien memiliki riwayat kontrol insulin yang jelek, sehingga hal ini membuat penyakit tersebut dapat menjadi lebih parah di kemudian hari.
"Pasien biasanya kurang sadar karena kurang edukasi. Beberapa ada yang enggan suntik insulin dalam kurun waktu berjangka dan juga tidak mau minum obat seumur hidup. Padahal, ini keharusan," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Lakukan Kekerasan Seksual Pada Anak, Pria di Sleman Terancam Hukuman 15 Tahun Penjara
Advertisement
Soal Pencalonan Kaesang sebagai Walikota Bekasi, Ini Respons Jokowi
Advertisement
Berita Populer
- 11 Cara Kematian Paling Menyakitkan Menurut Sains
- Selain Enak, Deretan Makanan Super Ini Bisa Cegah Penyakit
- Manfaat Tertawa, Menggigil, hingga Muntah pada Tubuh Anda
- Sejumlah Zodiak Ini Diramalkan Menikah di Tahun 2023
- Seorang Ibu Minum ASI Sendiri karena Tak Rela Jika Dibuang
- Wajah dan Tubuh Tidak Simetris, Ini Penyebabnya
Advertisement
Advertisement