Lifestyle

KPI: Nonton Bioskop Saja Diawasi, Kenapa Netflix Tidak?

Penulis: Sholahuddin Al Ayyubi
Tanggal: 22 Januari 2020 - 09:37 WIB
Film Korea, Arthdal Chronicles, tayang di Netflix - Istimewa
Harianjogja.com, JAKARTA - Masih banyaknya konten negatif di Netflix membuat Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) beranggapan bahwa platform digital tersebut harus diawasi dan diatur.

Komisioner KPI Yuliandre Darwis mengakui bahwa Indonesia dinilai telah terlambat dalam melakukan pengawasan terhadap konten platform digital saat ini. Padahal, menurutnya, sejumlah negara maju sudah sejak lama melakukan pengawasan ketat terhadap seluruh konten yang disiarkan platform digital.

"Semua konten video dan film yang ada di platform digital harusnya diatur. Karena konten tersebut dibroadcast di platform digital dan masuk ke ranah publik, makanya konten tersebut harus diawasi," tuturnya dalam keterangan resminya, Selasa (21/1/2020).

Dia berpandangan pengaturan dan pengawasan konten selama ini masih di penyiaran konfensional seperi industri penyiaran televisi dan film.

Pentingnya pengaturan dan pengawasan konten penyiaran ini menurut Yuliandre untuk mengatur dan mengawasi seluruh tatanan seperti ekonomi, sosial dan budaya, sehingga jangan sampai konten yang tidak sesuai dengan budaya dan karakter bangsa Indonesia masuk dan mencemari generasi muda.

“Film bioskop yang kalau kita mau menonton harus membayar saja mereka mau diawasi. Kenapa saat ini konten digital tidak mau diawasi. Kini, sudah waktunya Indonesia memiliki regulasi khusus untuk pengaturan konten di platform digital,” kata Yuliandre.

Dia mengapresiasi langkah yang diambil Telkom Group untuk memblokir layanan Netflix. Menurut Yuliandre, apa yang dilakukan Telkom Group itu sudah benar, karena masih banyak konten negatif yang beredar di platform digital Netflix.

"Netflix juga seharusnya introspeksi diri kenapa mereka masih diblokir oleh Telkom Group. Apakah mereka sudah memastikan tidak ada konten negatif tayang di platform digitalnya. Kalau ada film-film mengandung konten negatif seperti pembunuhan yang sadis, melecehkan bangsa, prilaku sex menyimpang, itu harus difilter," ujar Yuliandre.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Bisnis.com

Berita Terkait

Transformasi Digital Indonesia, Kementerian Komdigi Sebut Mahsiswa Vokasi Harus Jadi Punggawa Utama untuk AI
Perda Perfilman Jadi Upaya Komisi D DPRD DIY Kuatkan Nilai-nilai Kesetiakawanan Sosial

Video Terbaru

Berita Lainnya

  1. Panitia Video Announcer Contest SMG 2025 Tetapkan 50 Nominasi, Ini Daftarnya
  2. CIMB Niaga Sponsori VAC SMG 2025, Lomba Video Penyiar Masuk Tahap Penilaian
  3. SEMARAK SATU DASAWARSA BAPERKA Merayakan Dekade Perawatan Perkeretaapian
  4. SEMARAK SATU DASAWARSA BAPERKA Merayakan Dekade Perawatan Perkeretaapian

Berita Terbaru Lainnya

Cek Tanggal Merah, Hari Libur, dan Cuti Bersama di Bulan Juli 2025
Telur Puyuh Punya Kandungan Gizi yang Padat, Perhatikan Saat Mengonsumsinya
Mengenal Jeruk Purut, Si Kulit Kriting Antibakteri Banyak Manfaat
Hindari Menyikat Gigi Sesaat setelah Makan
Kacang Hijau Jadi Sumber Protein, Ini Manfaat dan Tips Pengolahannya
Vape Lebih Berbahaya daripada Rokok Tembakau, Ini Alasannya
Cek Tanggal Merah dan Hari Penting di Bulan Juli 2025
Kutu Dapat Menyebabkan Penyakit, Kenali Cara Mencegahnya
Menanti Kisah Dunia Fesyen Setelah Anna Wintour Mundur dari Vouge Amerika Serikat
Okra Si Lady Finger, Sumber Vitamin dan Polifenol yang Lezat Dibikin Tumisan