Lifestyle

Varian Corona California Lebih Menular?

Penulis: Syaiful Millah
Tanggal: 24 Februari 2021 - 11:27 WIB
Virus corona ketika dicek dengan mikroskop - harvard.edu

Harianjogja.com, JAKARTA - Ilmuan dari California khawatir terhadap varian corona yang berkembang di wilayah itu karena varian lebih dapat ditularkan dan mungkin lebih resisten terhadap vaksin yang ada.

Varian yang dikenal sebagai B.1.427 / B.1429 pertama kali muncul di California pada musim semi tahun lalu, tetapi tidak muncul di radar ilmuwan hingga musim dingin ketika kasus varian dengan cepat menyebar.

Kendati begitu, para ilmuwan kurang yakin apakah varian itu memang lebih menular dari strain sebelumnya atau itu menjadi lebih umum hanya secara kebetulan, misalnya melalui beberapa peristiwa superspreading.

Dilansir dari Live Science, Rabu (24/4/2021) para peneliti menganalisis 2.172 sampel virus yang dikumpulkan di California antara September 2020 dan Januari 2021. Mereka menemukan bahwa varian telah menjadi yang dominan dengan kasus berlipat ganda.

Baca juga: Rp12 Miliar Disiapkan untuk Tangani Kemiskinan di Kulonprogo

Terlebih lagi, laporan dari The New York Times menyatakan studi laboratorium menemukan bahwa varian itu 40 persen lebih baik dalam menginfeksi sel manusia dibandingkan dengan jenis varian yang ada sebelumnya.

Selain itu, orang yang dites positif untuk varian California memiliki viral load dua kali lipat di hidung dan tenggorokan daripada orang yang terinfeksi dengan varian lain. Ini berarti bahwa orang yang terinfeksi varian baru dapat menyebarkannya lebih mudah.

Para peneliti menagatakan temuan mereka berarti bahwa B.1.427 / B.1.429 harus dianggap sebagai varian prioritas yang serupa dengan varian lain seperti yang muncul di Inggris, Afrika Selatan, dan juga Brasil.

Charles Chiu, ahli virus dari University of California dan penulis utama studi mengatakan kepada LA Times bahwa varian yang menakutkan sudah ada di wilayah tersebut. Dia mengharapkan hal yang lebih baik, tapi fakta tak menunjukkan hal demikian.

Eksperimen lab juga menemukan bahwa antibodi pada orang yang telah terinfeksi jenis lain dari virus corona baru atau yang telah divaksin Covid-19 kurang efektif dalam menetralkan atau menonaktifkan varian California ini.

Namun, varian California mungkin tidak sesukses varian Afrika Selatan dalam menghindari vaksin saat ini. Dalam studi lab, varian Afriks Selatan memperoleh tingkat antibodi enam kali lipat lebih rendah daripada tingkat yang diproduksi sebagai respons terhadap jenis lain.

Baca juga: 6.644 Warga Bantul Sembuh dari Covid-19

Sementara itu, laporan dari LA Times menyatakan bahwa tingkat antibodi yang diproduksi sebagai respons terhadap varian corona baru dari California ini hanya dua kali lipat lebih rendah. Artinya tidak semengkhawatirkan varian Afrika.

Ada juga bukti yang sangat awal bahwa varian California mungkin lebih mematikan daripada jenis lainnya. Ketika Chiu menganalisis sekitar 300 varian ini, mereke menemukan orang dengan infeksi lebih mungkin meninggal.

Akan tetapi, karena ukuran sampelnya yang kecil (hanya 12 orang yang meninggal secara keseluruhan), hasilnya mungkin tidak terlalu bermakna dalam secara statistik. Beberapa peneliti yang tidak terlibat dalam penelitian menyebut varian ini tidak menimbulkan ancaman besar.

William Hanage, ahli epidemiologi di Harvard T.H. Chan School of Public Health di Boston mengatakan kepada New York Times bahwa varian ini bukan masalah besar seperti varian lain. Dia mencatat varian sepertinya belum lepas landas di bagian negara lain.

Sebuah studi yang dirilis awal bulan ini memperkirakan bahwa B.1.1.7 atau varian Inggris dapat ditularkan hingga 45 persen lebih mudah dari strain Amerika Serikat. Sementara varian California penularannya sekitar 24 persen lebih mudah, yang berarti lebih kecil.

Studi dalam beberapa minggu mendatang akan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang seberapa besar masalah yang ditimbulkan oleh varian B.1.427 / B.1.429, dan apakah varian masuk dalam jajaran mengkhawatirkan seperti virus Inggris dan Afrika Selatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : bisnis.com

Berita Terkait

Pasien Melonjak dan Nakes Terinfeksi Covid-19, Gunungkidul Butuh Sukarelawan Kesehatan
Sleman Bersiap Dirikan Rumah Sakit Darurat Covid-19
Rumah Sakit di DIY Mulai Rekrut Sukarelawan Nakes
Epidemiolog Sarankan Jokowi Ambil Opsi Lockdown, Ini Alasannya

Video Terbaru

Berita Lainnya

  1. Kalah dari NS Matrix Deers, Prawira Harum Gagal Susul Pelita Jaya di BCL Asia
  2. Sinopsis Glenn Fredly: The Movie, Perjalanan Hidup Sang Musisi Legendaris
  3. Aksi The Crazy Dunkers Meriahkan IBL All Star 2024
  4. Pemkab Sragen Usulkan Lowongan 558 CPNS dan PPPK 2024

Berita Terbaru Lainnya

Hindari Minum Teh Setelah Makan, Ini Risikonya bagi Tubuh
Bahaya Bahan Kimia pada Makanan Laut Patut Diwaspadai
Mulailah Perjalanan Kuliner di sepanjang Pesisir Aegea di Turki
25 April Jadi Hari Malaria Sedunia, Ini Sejarah dan Superfood Pencegah Penyakit Ini
Anak Kekurangan Vitamin D, Risiko Kena Eksim Meningkat
Tak Hanya Mengharumkan Masakan, Minyak Wijen Ternyata Kaya Manfaat bagi Tubuh
Tingkat Kolesterol Bisa Diturunkan dengan Beberapa Suplemen
Resep Jangan Ndeso Lombok Ijo Khas Gunungkidul yang Nikmat untuk Disantap
Perhatikan Gejala dan Dampak Depresi pada Pekerja agar Segera Tertangani
Kerap Mengonsumsi Makanan Olahan Picu Menstruasi Lebih Cepat