Lifestyle

Bukan Wanita maupun Transgender, Ini Arti Hipospadia yang Dialami Eks Atlet Voli Serda Aprilia Manganang

Penulis: Newswire
Tanggal: 10 Maret 2021 - 10:37 WIB
rnKepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Andika Perkasa (tengah) memperkenalkan Serda Aprilia Manganang via videotron di Markas Besar TNI Angkatan Darat (Mabes AD), Jakarta, Selasa (9/3/2021). Aprilia Manganang diperkenalkan kembali dengan jenis kelamin laki-laki usai melakukan "corrective surgery" oleh tim dokter TNI AD. - Antara\\r\\n

Harianjogja.com, JAKARTA - Publik tanah air dihebohkan dengan informasi tentang mantan atlet voli putri nasional Aprilia Manganang yang dipastikan mengalami pergantian status dari perempuan ke laki-laki, setelah KSAD TNI AD Jendral Andika Perkasa menyatakan bahwa Aprilia mengalami kelainan medis hipospadia.

Lalu, apa itu hipospadia?

Dikutip dari laman resmi pusat pengendalian dan pencegahan penyakit AS (CDC), hipospadia adalah cacat lahir pada anak laki-laki,  ketika pembukaan uretra (saluran yang membawa urin dari kandung kemih ke luar tubuh) tidak terletak di ujung penis.

Pada anak laki-laki dengan hipospadia, uretra terbentuk secara tidak normal selama pekan ke 8-14 kehamilan. Kondisi hipospadia pada setiap penderita bisa berbeda-beda. Pada beberapa kasus, lubang kencing ada yang terletak di bawah kepala penis, di batang penis. Bahkan, ada yang di skrotum atau buah zakar.

Anak laki-laki dengan hipospadia terkadang memiliki penis yang melengkung. Akibat letak lubang kencing yang tidak normal, anak dengan hipospadia akan memiliki masalah dengan percikan urin yang tidak normal, dan mungkin harus duduk untuk buang air kecil.

Pada beberapa anak laki-laki dengan hipospadia, testis belum sepenuhnya turun ke dalam skrotum. Jika hipospadia tidak ditangani dapat menyebabkan masalah di kemudian hari, seperti kesulitan melakukan hubungan seksual atau kesulitan buang air kecil saat berdiri.

Di Amerika Serikat, para peneliti memperkirakan ada 1 dari 200 bayi lahir dengan hipospadia -- menjadikannya salah satu cacat lahir yang paling umum.

Penyebab dan Faktor Risiko

Penyebab hipospadia pada kebanyakan bayi tidak diketahui. Dalam kebanyakan kasus, hipospadia dianggap disebabkan oleh kombinasi gen dan faktor lain seperti lingkungan ibu, atau makanan atau minuman ibu, atau obat-obatan tertentu yang dikonsumsi selama kehamilan.

Dalam beberapa tahun terakhir, peneliti CDC telah melaporkan temuan penting tentang beberapa faktor yang mempengaruhi risiko memiliki bayi laki-laki dengan hipospadia di antaranya ibu yang berusia 35 tahun atau lebih dan dianggap obesitas memiliki risiko lebih tinggi melahirkan bayi dengan hipospadia.

Selain itu, perempuan yang menggunakan teknologi reproduksi untuk membantu kehamilan memiliki risiko lebih tinggi melahirkan bayi dengan hipospadia.

Wanita yang mengonsumsi hormon tertentu sebelum atau selama kehamilan juga terbukti memiliki risiko lebih tinggi melahirkan bayi dengan hipospadia.

Hipospadia biasanya didiagnosis selama pemeriksaan fisik setelah bayi lahir. Perawatan untuk hipospadia tergantung pada jenis cacat yang dimiliki anak laki-laki tersebut. Sebagian besar kasus hipospadia memerlukan pembedahan.

Jika diperlukan pembedahan, biasanya dilakukan saat anak laki-laki berusia antara 3-18 bulan. Dalam beberapa kasus, pembedahan dilakukan secara bertahap.

Tindakan yang dilakukan dalam operasi bisa saja termasuk menempatkan uretra di tempat yang tepat, memperbaiki lekukan di penis, dan memperbaiki kulit di sekitar pembukaan uretra. Karena dokter mungkin perlu menggunakan kulup untuk melakukan tindakan koreksi, bayi laki-laki dengan hipospadia sebaiknya tidak disunat.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Berita Terkait

Video Viral Kejadian Unik, Truk Melaju Tanpa Sopir di Tol Kalikangkung Semarang
India Punya Lift Penumpang Terbesar di Dunia, Muat 235 Orang Sekaligus
Pria Amerika Pecahkan Rekor Setelah Lakukan 26 Ribu Squat Selama 24 Jam
Mengandung Tungau, Keju Jerman Ini Jadi Kuliner Aneh dan Langka

Video Terbaru

Berita Lainnya

  1. Wah… Prabowo-Gibran Berpeluang Siapkan Kursi Menteri untuk Nonkoalisi
  2. Melihat Sekolah dan Muruah RA Kartini di SD Kartini Semarang
  3. Telin dan Dialog Axiata Tanda Tangani Kemitraan Strategis
  4. Tahun Ini Gema Waisak bakal Digelar di Alun-alun Salatiga, 20 Biksu Hadir

Berita Terbaru Lainnya

Cegah Diabetes, Makan Kue Kering Maksimal 4-5 Keping Sehari
Berikut Daftar Ucapan Hari Kartini yang Dirayakan Setiap 21 April
Lima Cara Memutihkan Gigi secara Alami
Stres Memicu Sakit Punggung, Ini Penjelasannya
Stres Bekerja Juga Sebabkan Sakit Punggung Loh!
Jangan Sampai Menyesal, Ini Tips Memilih Jasa Open Trip Saat Berwisata
Ini Dia 20 Negara dengan Udara Paling Tercemar di Dunia, Indonesia Salah Satunya
India Punya Lift Penumpang Terbesar di Dunia, Muat 235 Orang Sekaligus
Kiat Menjaga Kesehatan, Jaga Kualitas Waktu Tidur
3,3% Calon Dokter Spesialis di Indonesia Alami Depresi, Begini Cara Menjaga Kesehatan Mental