Lifestyle

81,2 Persen Gangguan Penglihatan Disebabkan Katarak

Penulis: Nancy Junita
Tanggal: 14 Oktober 2021 - 11:27 WIB
Operasi katarak di Jakarta Eye Centre - Istimewa

Harianjogja.com, JAKARTA – Word Sight Day diperingati pada Kamsi (14/10/2021). Sebanyak 81,2 persen gangguan penglihatan di Indonesia disebabkan oleh katarak.

Perwakilan dari Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (Perdami) dr. Aldiana Halim mengatakan, di Indonesia dengan populasi pada tahun 2017 terdapat 8 juta orang dengan gangguan penglihatan. Sebanyak 1,6 juta orang buta ditambah dengan 6,4 juta orang dengan gangguan penglihatan sedang dan berat.

Penyebab lainnya adalah refraksi atau glaukoma, atau kelainan mata hal-hal lainnya seperti kelainan refraksi, glaukoma atau kelainan mata yang berhubungan dengan diabetes.

“Tapi sebetulnya kita harus berfokus pada katarak, kita harus berusaha bagaimana orang katarak ini bisa mendapatkan akses pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan operasi katarak sehingga penglihatannya akan kembali,” kata Aldiana dikutip dari kemkes.go.id, Kamsi (14/10/2021).

Orang dengan katarak ini, lanjut Aldiana, treatment-nya cukup efektif kalau dia dioperasi dan tidak ada komplikasi lain, dan kemungkinan mereka bisa melihat kembali itu sangat besar.

“Kalau seandainya katarak 81,2 persen setengahnya bisa kita tangani, nanti prevalensi gangguan penglihatan akan turun secara signifikan,” tambah Aldiana.

Gangguan penglihatan tidak hanya berpengaruh kepada penglihatan tetapi berpengaruh kepada seluruh aspek kehidupan penderitanya. Jadi gangguan penglihatan itu berpengaruh terhadap kualitas hidup orang yang menderitanya.

Gangguan penglihatan masih menjadi permasalahan utama di Indonesia. Sebagian besar gangguan penglihatan tersebut diakibatkan oleh katarak.

Sayangi Mata Kita

Plt. Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan dr. Maxi Rein Rondonuwu mengatakan, berdasarkan World Report on Vision tahun 2019 diperkirakan secara global terdapat kurang lebih 2,2 miliar penduduk yang mengalami gangguan penglihatan dan/atau kebutaan.

Padahal, kondisi gangguan penglihatan atau kebutaan yang dialami 1 miliar penduduk tersebut sebenarnya dapat dicegah.

“Berdasarkan data nasional Survei Kebutaan Rapid Assessment of Avoidable Blindness (RAAB) tahun 2014 – 2016 Kemenkes, dengan sasaran populasi usia 50 tahun ke atas diketahui bahwa angka kebutaan mencapai 3 persen dan katarak merupakan penyebab kebutaan tertinggi (81 persen),” katanya pada konferensi pers terkait Hari Penglihatan Sedunia.

Hari Penglihatan Sedunia atau World Sight Day (WSD) diperingati pada hari Kamis minggu kedua bulan Oktober setiap tahun. Tahun ini bertepatan pada Kamis, 14 Oktober 2020 dan mengusung tema global “Love Your Eyes” dengan tema-nasional “Sayangi Mata Kita”.

Masyarakat diimbau untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian terhadap pentingnya menjaga kesehatan mata, dan mencegah gangguan penglihatan. Termasuk melakukan deteksi dini gangguan penglihatan pada keluarga secara sederhana di rumah.

Tidak hanya itu, masyarakat juga diminta untuk meningkatkan kesadaran terhadap efek pajanan radiasi gadget/elektronik yang terlalu lama atau terlalu dini pada anak.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia

Berita Terkait

Stop Simpan Sayuran Ini, Sebagian Bisa Berbahaya
Tiga Cara Dokter Kurangi Lemak Perut Secara Alami
Deteksi Dini Jadi Strategi Kunci Pemerintah Tekan Diabetes
Cara Memilih Nutrisi yang Baik untuk Kesehatan Usus Harian

Video Terbaru

Berita Lainnya

  1. Panduan Lengkap Slot Online di JendelaToto
  2. Panduan Lengkap Main di Jendelatoto
  3. Main Slot Gacor Mudah Menang 2025
  4. Best Strategies for Togel Players

Berita Terbaru Lainnya

Rekomendasi Tanaman Indoor Pembersih Udara untuk Ruang Redup
Tips Cegah Flu di Musim Hujan agar Tubuh Tetap Fit
Miss Universe 2025 Dihujani Kontroversi, Ini Penjelasannya
Fatima Bosch Dinobatkan sebagai Miss Universe 2025, Berikut Profilnya
Libur Nataru, KAI Beri Diskon Tiket 30 Persen, Ini Daftarnya
Depresi Lebih Banyak Dialami Perempuan, Ini Penjelasan Kemenkes
Harumkan RI di APULSE Seoul 2025, dr. Olivia Ong Dapat Pujian
Penggunaan Vaping Remaja Melonjak, Belgia Siap Larang Vape Beraroma
Penelitian Temukan Stres Saat Hamil Pengaruhi Gigi Bayi
Stop Simpan Sayuran Ini, Sebagian Bisa Berbahaya