Lifestyle

Efek Anak Terlalu Banyak Menonton Spirit Doll

Penulis: Newswire
Tanggal: 09 Januari 2022 - 05:47 WIB
Ilustrasi - Freepik

Harianjogja.com, JAKARTA - Anak yang terlalu banyak melihat konten spirit doll di media sosial dapat mempercayai keyakinan yang salah dan bertentangan dengan kenyataan, menurut psikolog dari Universitas Indonesia A. Kasandra Putranto.

 

Pasalnya, kata Kasandra, konten-konten yang beredar di media sosial belakangan ini kerap menampilkan orang-orang yang memperlakukan spirit doll seperti makhluk hidup.

 

"Karena otaknya yang belum berkembang penuh, anak-anak cenderung untuk mempercayai apapun yang dilihat baik secara online ataupun langsung," ujar Kasandra, Sabtu (8/1/2022).

Meski demikian, lanjut dia, menonton tayangan spirit doll tidak serta merta mengembangkan delusi pada anak yang merupakan gangguan psikotik.

 

"Karena menjadi psikotik itu harus ada faktor genetik, pola asuh, dan tekanan atau trauma," imbuh Kasandra.

 

Oleh karena itu, orang tua berperan penting untuk mengawasi anak saat menonton konten apapun, termasuk konten spirit doll, di media manapun agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

 

Saat ini, spirit doll sedang sangat populer karena banyak artis atau figur publik yang memilikinya. Biasanya spirit doll berbentuk bayi dan para pemilik merawatnya layaknya anak sendiri.

 

Menurut Kasandra, banyaknya orang dewasa yang memiliki spirit doll juga dapat disebabkan karena mereka memiliki kebutuhan untuk memelihara atau merawat orang lain.

Selain itu, lanjut dia, adanya kebutuhan sosial yang tidak terpenuhi, misalnya perasaan kesepian atau tidak memiliki banyak teman sehingga menggunakan spirit doll sebagai pengganti.

 

Kemudian, kebutuhan untuk berimajinasi dengan peran tetantu yang dimainkan bersama boneka tersebut. Misalnya, spirit doll dapat menjadi pengganti anak bagi mereka yang menginginkan anak.

 

"Selain itu untuk hiburan, konten, marketing, untuk memperoleh kekayaan dan kemasyhuran, atau memang ada gangguan seperti Anatoly Moskvin (sejarawan yang membuat mayat gadis menjadi boneka)," imbuh Kasandra.

 

"Sebenarnya wajar-wajar saja untuk bermain dengan spirit doll selama pemilik sadar bahwa benda itu hanya boneka dan tidak dapat menggantikan sosok anak atau teman," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

Detik-detik Gadis SMP Jatinom Klaten Diculik saat Cari Makan Sahur, Dibekap Langsung Pingsan
Cegah Obesitas pada Anak Dimulai Sejak Periode Pemberian MPASI
Adopsi Anak di Gunungkidul Diwajibkan lewat Foster Care
Kunci Komunikasi Orang Tua-Anak, Dengarkan Jangan Hanya Menasehati

Video Terbaru

Berita Lainnya

  1. Tangkal Serangan Bot, Pengguna Baru X bakal Dikenai Biaya
  2. Lebarkan Sayap ke Asia, OpenAI Buka Kantor di Jepang
  3. Diskumindag Sragen Didesak Tertibkan Penjualan Elpiji 3kg Tak Sesuai Peruntukan
  4. Jenazah Politisi Senior PKS Quatly Alkatiri Disalatkan di Masjid Assegaf Solo

Berita Terbaru Lainnya

Siap-siap! Pengguna Akun Baru X Bakal Dikenakan Biaya
Bukan Introvert, Ini 8 Tanda Pria Kesepian
Setop Migrain dengan Kenali Tahapan dan Cara Mengatasinya
Jaga Kesehatan Setelah Lebaran, Hindari Gorengan Agar Kolesterol Terjaga
Tips Merawat Mobil yang Lama Ditinggal Mudik
Memelihara Kucing Bisa Picu Skizofrenia, Begini Hasil Penelitian Ahli
Bertemu Saat Rayakan Idulfitri, 3 Perempuan Tokoh Bangsa Ini Saling Komentari Fesyen
Ayah Bunda, Berikut Cara Mempersiapkan Anak Sekolah Usai Libur Lebaran
Ikan Sarden sampai Teri Efektif Cegah 750 ribu Kematian pada 2050
Kiat Mencegah Kolesterol dan Asam Urat di Momentum Lebaran