Advertisement
Anak Masa Kini, Mengenal Putri Mulia dari Google
Advertisement
Peringatan Hari Kartini di sekolah selama ini identik menggunakan baju daerah. Sayangnya, sejumlah murid tidak tahu sejarah Kartini sebenarnya.
Solusutan, 13, siswa SMP 1 Bantul sudah kerepotan sejak pekan lalu. Bersama ratusan siswa Kelas VII dan Kelas VIII lainnya, mereka diwajibkan sekolah menggunakan busana tradisional Jawa untuk memeriahkan peringatan Hari Kartini yang jatuh pada Senin (21/4/2014).
Advertisement
"Nyari pakaiannya sewa, sudah sejak Jumat, selain itu juga ribet mau jalan susah pakai pakaian kaya gini," ungkap Solusutan.
Sejak Senin pukul 06.00 WIB, remaja itu harus sudah merapikan diri dengan memakai beskap dan kain batik untuk bawahan.
"Kalau siswa cewek lebih ribet lagi, sejak subuh sudah harus dandan dan pakai kebaya," ungkap Agung Nur Hidayat, siswa lainnya.
Setelah siap berbusana daerah, ratusan siswa itu wajib mengikuti berbagai perlombaan. Mulai dari paduan suara, merangkai bunga, merias wajah dan sejumlah perlombaan lainnya yang tidak berkaitan dengan semangat Kartini.
Agung menyadari seabrek kegiatan itu tak berkaitan dengan perjuangan Kartini. "Memang enggak ada hubungannya hanya untuk memeriahkan saja ramai-ramai, sebenarnya kan Kartini jadi pahlawan karena bisa bikin perempuan sekolah, dulu enggak boleh," kata Agung yang mengaku tidak pernah membaca isi surat-surat yang dikirimkan Kartini ke rekannya di Belanda.
Kebanyakan sekolah-sekolah di DIY setiap peringatan Hari Kartini mewajibkan siswa-siswinya berbusana daerah. Sayangnya, sejarah maupun perjuangan Kartini justru tidak diberikan kepada siswa-siswi.
Ketika Harian Jogja bertanya pada sejumlah siswa SD Negeri Triharjo, Sleman, banyak yang tidak tahu siapa itu Kartini. “Nggak tahu. Nggak kenal [Kartini],” kata Nisa, siswa Kelas IV.
Padahal, beberapa menit sebelumnya saat peringatan seluruh siswa diberikan pengenalan tentang sosok Kartini dalam sebuah upacara. Nisa mengaku tidak mendengarkan apa yang disampaikan pembina upacara. Begitu juga dengan Tarisa, teman sekelasnya. “Lupa tadi pas upacara ngomongin apa,” ujarnya.
Ada juga beberapa siswa yang menjawab bahwa Kartini adalah “putri yang mulia,” seperti apa yang tertulis di lirik lagu Ibu Kita Kartini.
Namun sejumlah siswa lainnya mengaku tahu mengenai sepak terjang Kartini. “Kartini itu pahlawan perempuan yang berjuang dan bisa bikin perempuan sekolah,” tutur Sekar, siswa Kelas VI.
Teman sekelasnya, Rian, malah bisa menjawab secara rinci, mulai dari kapan Kartini dilahirkan hingga jasa apa yang dibuatnya. Namun ketika ditanya darimana dia tahu itu, dengan lugu dia menjawab, “Dari google.” Jawabnya yang saat itu memang sedang menggenggam gadget.
Meski sudah menjelaskan mengenai sejarah Kartini, Surachmin, Kepala SD Negeri Triharjo mengaku belum pernah membacakan surat-surat Kartini. “Mungkin untuk tahun depan bisa ditambahkan kegiatan itu di setiap kelas,” katanya.
Surachmin mengaku tidak melupakan esensi dari perayaan Hari Kartini. “Hari ini kami memberikan motivasi pada anak dan berterima kasih atas perjuangan RA Kartini yang berhasil dengan emansipasi wanitanya,” katanya. “Selain bisa sekolah, sekarang pria dan wanita bisa sama-sama bekerja,” tambahnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Viral Aksi Pembubaran Ibadah Mahasiswa Katolik Universitas Pamulang, Ini Kata SETARA Institute
- Kim Jong Un Ulang Tahun, Warga Korea Utara Diminta Ucapkan Sumpah Setia
- Aturan Baru Haji, Pemerintah Arab Saudi Larang Semua Orang Masuk Makkah Tanpa Izin, Termasuk Penduduk Setempat
- Peringatan Hari Buruh 2024, Buruh Tuntut Penghapusan Upah Murah hingga Pencabutan UU Cipta Kerja
- Hakim MK Ragukan Keaslian Tanda Tangan Ketum PKN Anas Urbaningrum di Kasus Sengketa Pileg 2024
Advertisement
Muncul Tumpukan Sampah di Selopamioro, Ini yang Akan Dilakukan Pemkab Bantul
Advertisement
Piknik dan Camping di Nawang Jagad Kaliurang: Info Lokasi, Jam Buka, dan Biaya Tiket Masuk
Advertisement
Berita Populer
- Mantan Hakim Agung Gazalba Saleh Gunakan KTP Orang Lain untuk Pencucian Uang Rp25,9 Miliar
- Eks Kepala Bea Cukai Jogja Eko Darmanto Diduga Lakukan Pencucian Uang Capai Rp37,7 Miliar
- Muhadjir Sebut Jokowi Perintahkan Para Menteri untuk Bangun Rest Area Lebih Banyak
- Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp200 Juta, SYL Pakai Duit Pinjaman Vendor Kementan
- Bappenas Sebut Telah Masukkan Program Makan Siang Gratis ke Dalam RKP 2025
- KPK Sebut Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Penuhi Panggilan Penyidik Harri Ini
- Kim Jong Un Ulang Tahun, Warga Korea Utara Diminta Ucapkan Sumpah Setia
Advertisement
Advertisement