Advertisement
UN SMP 2015 : Disdikpora Bentuk Tim Khusus Usut 39 Murid Mundur
Advertisement
UN SMP 2015 di Gunungkidul diwarnai dengan 39 siswa yang mundur. Adapun Disdikpora setempat pun membentuk tim khusus untuk mengusut persoalan ini.
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Gunungkidul membentuk tim khusus untuk menyelidiki penyebab 39 murid sekolah menengah pertama yang mengundurkan diri sdari ujian nasional (UN).
Advertisement
Sekretaris Disdikpora Gunungkidul Bahron Rosyid prihatin dengan jumlah murid SMP yang tahun ini mundur dari UN. Jumlah itu termasuk yang tertinggi di DIY. Tim khusus bertugas untuk melakukan penyisiran sehingga bisa diketahui penyebab siswa mengundurkan diri.
“Penelusuran bisa dilakukann mulai dari sekolah masing-masing anak,” ujar mantan Kepala Bidang Pendidikan Menengah Disdikpora Gunungkidul itu, Selasa (5/5/2015).
Bahron memaparkan data sementara menyebutkan penyebab siswa memutuskan keluar dikarenakan beberapa faktor, di antaranya bekerja dan menikah. Namun, jika saat penelusuran ditemukan siswa yang keluar karena malas, maka si anak tersebut akan diberikan motivasi agar kembali melanjutkan lagi.
“Ya kalau memang sudah menikah atau sudah nyaman bekerja, Disdikpora tidak bisa berbuat banyak,” tutur Bahron.
Meski demikian, para murid masih diberikan kesempatan untuk menyelesaikan pendidikan. Ada dua cara yang digunakan, pertama siswa kembali ke sekolah dan mengulang di kelas terakhir, atau melanjutkan di kelas program kesetaraan.
Tahun lalu ada sekitar 1.200 siswa SMP yang tidak melanjutkan ke pendidikan. Jumlah tersebut berkurang 500 anak dibandingkan yang terjadi di 2013, dengan sekitar 1.700 siswa yang tak melanjutkan ke jenjang lebih tinggi.
“Kami [Disdikpora] akan terus melakukan berbagai cara agar para anak mau melanjutkan pendidikan sampai 12 tahun,” kata Bahron.
Ketua Komisi D Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Gunungkidul Dodi Wijaya meminta Disdikpora memberikan perhatian kepada siswa yang mengundurkan diri dari UN. Hal ini penting karena menyangkut masa depan anak yang bersangkutan serta memengaruhi pelaksanaan pendidikan di Gunungkidul.
“Saya minta segera dicari akar permasalahannya sehingga bisa ditemukan solusi,” ucapnya.
Politikus Partai Amanat Nasional itu berpendapat masalah ekonomi bukan faktor utama penyebab siswa memutuskan mundur karena pendidikan dasar difasilitasi pemerintah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Sadis! Ini Hasil Autopsi Pengusaha Tembaga Boyolali yang Dibunuh Teman Sendiri
- Pembunuhan Pengusaha Tembaga Boyolali: Pelaku Warga Sragen dan Kenal Korban
- Pengusaha Tembaga yang Meninggal Dibunuh Ternyata Pendiri Boyolali Runners
- Fokus Transformasi, Telkom Bagikan Dividen Rp17,68 Triliun atau Tumbuh 6,5%
Berita Pilihan
- Peringatan Hari Buruh 2024, Buruh Tuntut Penghapusan Upah Murah hingga Pencabutan UU Cipta Kerja
- Hakim MK Ragukan Keaslian Tanda Tangan Ketum PKN Anas Urbaningrum di Kasus Sengketa Pileg 2024
- Kasus Polisi Bunuh Diri di Jaksel, Kapolresta Manado Diperiksa Polda Sulawesi Utara
- Pengadilan Kriminal Internasional Dikabarkan Mengincar Netanyahu, Israel Panik
- Indonesia-Iran Jalin Kerja Sama Teknologi Pertanian
Advertisement
Ratusan Guguran Lava Picu Perubahan Morfologi Kubah Barat Daya Gunung Merapi
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Banjir Setinggi 3 Meter di Luwu Sulsel Sebabkan 14 Warga Meninggal Dunia
- Aturan Barang dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Zulhas Minta Jastiper Taati Hukum
- Otorita IKN Peroleh Hibah Kota Cerdas dari Amerika Serikat Senilai Rp31 Miliar
- Gerindra Pastikan Usung Dedi Mulyadi untuk Pilgub Jabar 2024
- BNPB Kerahkan Helikopter untuk Evakuasi Korban Erupsi Gunung Raung
- Israel Beri Waktu Hamas Sepekan untuk Setujui Gencatan Senjata
- Korban Meninggal Akibat Banjir Luwu Sulsel Terus Bertambah, 2 Orang Hilang
Advertisement
Advertisement