Advertisement
Jangan Asal Percaya Hoaks, Ini Penjelasan Badan Geologi tentang Tsunami 57 Meter
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA- Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menjelaskan belum ada sejarah tsunami setinggi 57 meter di Indonesia.
"Beberapa ilmuwan ada yang menghitung run-up gelombang tsunami di Pandeglang hingga mencapai 57 meter, tapi itu bukan ramalan, bukan prediksi, tapi hitungan dan kalau menurut saya bukan prediksi juga, bukan ramalan berdasarkan perhitungan. Dari sisi kejadian, tsunami yang setinggi 57 meter itu belum pernah ada jejaknya," kata Kepala Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Rudy Suhendar, Jumat (6/4/2018).
Dalam informasi resmi Kementerian ESDM yang dipantau Antara di Jember, Jumat, Rudi menjelaskan dari sisi kejadiannya untuk menciptakan gelombang arus yang setinggi itu harus terjadi pergerakan bawah dasar laut yang sangat luas.
Rudi mencontohkan, saat terjadi gelombang tsunami di Aceh tahun 2004 yang lalu itu pergerakannya di bawah itu hampir 500 meter yang menciptakan tinggi gelombang tsunami tidak sampai puluhan meter. Jadi, jika tercipta gelombang tsunami yang tinggi harus terjadi gerakan yang besar di bawah.
"Hingga saat ini tidak ada yang bisa meramalkan kapan terjadinya gempa bumi. Hanya bisa menghitung kalau bergerak dari sisi ini ke sisi ini maka volumenya sebesar apa, maka airnya akan naik berapa," ujarnya.
Rudy mengimbau kepada masyarakat untuk tetap tenang karena ini baru hitung-hitungan secara teoritis bukan ramalan atau prediksi.
Ia mengungkapkan, beberapa wilayah pesisir Indonesia seperti Jawa Bagian Selatan dan Pantai Barat dari Sumatera Barat merupakan wilayah yang rentan terjadinya bencana gelombang tsunami dengan sumber tsunami karena adanya subduksi atau pertemuan antar lempeng. Bagi masyarakat yang tinggal di lokasi-lokasi tersebut diminta untuk tetap waspada terjadinya tsunami.
"Beberapa waktu ke belakang, wilayah-wilayah yang rentan terjadinya tsunami terjadi gempa dan diharapkan gempa-gempa yang terjadi itu merupakan pelepasan-pelepasan energi yang tersimpan di dalamnya. Mudah-mudahan dengan seringnya terjadi gempa yang kecil itu mengurangi jumlah energi yang tersimpan di dalamnya," jelas Rudi.
Sebagai langkah mitigasi, Badan Geologi terus memetakan wilayah-wilayah Indonesia yang rawan terjadinya bencana gelombang tsunami dan menginformasikan ke pemerintah daerah agar memasukkannya dalam perencanaan tata ruang wilayahnya terhadap terjadinya tsunami dan bencana geologi lainnya.
Advertisement
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Aturan Baru Haji, Pemerintah Arab Saudi Larang Semua Orang Masuk Makkah Tanpa Izin, Termasuk Penduduk Setempat
- Peringatan Hari Buruh 2024, Buruh Tuntut Penghapusan Upah Murah hingga Pencabutan UU Cipta Kerja
- Hakim MK Ragukan Keaslian Tanda Tangan Ketum PKN Anas Urbaningrum di Kasus Sengketa Pileg 2024
- Kasus Polisi Bunuh Diri di Jaksel, Kapolresta Manado Diperiksa Polda Sulawesi Utara
- Pengadilan Kriminal Internasional Dikabarkan Mengincar Netanyahu, Israel Panik
Advertisement
Manfaatkan Sampah Rumah Tangga, Kelurahan Cokrodiningratan Latih Warga Bikin Kompos dengan Biopori
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Korlantas Uji Coba Kirim Surat Tilang via Whatsapp
- BMKG: Hari Ini Sebagian Besar Wilayah Indonesia Cerah!
- Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Kementerian PPPA: Jika Depresi Segera Cari Bantuan Profesional
- Menlu Retno Soroti Kesenjangan Pembangunan Negara Anggota OKI
- Aparat Indonesia Tangkap 2 Kapal Vietnam saat Curi Ikan di Perairan Natuna
- Terdampak Erupsi Gunung Raung, Bandara Samratulangi Mulai Beroperasi Normal
- Jokowi Bersepeda di Jalan Sudirman-Thamrin Minggu Pagi
Advertisement
Advertisement