Advertisement
Jauh-Jauh Belajar ke Tiongkok, Dokter Asal Indonesia Pilih Buka Praktik di Singapura, Pasiennya Orang Indonesia Juga
Advertisement
Harianjogja.com, BEIJING- Dokter asal Indonesia yang lulus pendidikan kedokteran di Tiongkok pilih membuka praktik di Singapura.
Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir menyayangkan banyaknya pelajar Indonesia yang lulus pendidikan kedokteran di China membuka praktik di Singapura.
Advertisement
"Ada beberapa dokter yang lulus CTM [ilmu kedokteran tradisional China] membuka praktik di Singapura. Anehnya pasiennya orang Indonesia juga. Ini masalah serius," katanya di Beijing, Jumat (13/4/2018) malam.
Ia mengungkapkan bahwa hal itu terjadi lantaran tidak ada kebijakan di Indonesia yang membolehkan mereka membuka praktik.
"KKI [Konsil Kedokteran Indonesia] dan IDI [Ikatan Dokter Indonesia] tidak mengakui CTM itu. Saya langsung tugaskan dirjen saya untuk studi banding CTM," katanya dalam pertemuan dengan para pelajar asal Indonesia di Kedutaan Besar RI di Beijing itu.
Menanggapi pertanyaan mahasiswa kedokteran asal Indonesia mengenai rumitnya penyetaraan ijazah dan pengajuan izin praktik kedokteran, Nasir berjanji berkoordinasi dengan KKI dan IDI selaku lembaga yang bertanggung jawab atas profesi kedokteran.
Meskipun demikian, menurut dia, para lulusan kedokteran dari perguruan tinggi di Tiongkok harus mengikuti prosedur yang berlaku untuk menjaga kualitas dan profesionalisme dokter.
"Kaitannya dengan dokter, tidak hanya di luar negeri. Kalau di Indonesia saja untuk menempuh pendidikan sarjana kedokteran paling cepat empat tahun. Setelah empat tahun mereka harus melakukan pendidikan klinik paling cepat dua tahun. Jadi sudah enam tahun," ujarnya.
Setelah enam tahun, lulusan sarjana kedokteran masih harus mengikuti ujian kompetensi mahasiswa pendidikan dokter.
"Kalau dia tidak lulus, ya tidak boleh jadi dokter. Di Indonesia, ribuan yang tidak lulus pendidikan dokter ini. Mereka demo besar-besaran di Istana [Presiden] dan DPR," kata dia.
Setelah mereka lulus tidak langsung bisa praktik, melainkan harus pendidikan intensif selama satu tahun Selain itu, mereka masih harus mengikuti pendidikan dokter layanan primer untuk menangani pasien supaya tidak langsung mendapatkan pelayanan medis dari dokter spesialis.
"Pendidikan layanan primer ini dua tahun. Jadi totalnya untuk bisa praktik, seorang dokter harus melakukan pendidikan selama sembilan tahun," katanya.
Oleh sebab itu, lulusan kedokteran dari perguruan tinggi di luar negeri harus mengikuti proses pendidikan dan prosedur yang sama dengan para lulusan perguruan tinggi kedokteran di Indonesia.
"Mereka harus lulus pendidikan adaptasi selama satu tahun karena pernah terjadi lulusan kedokteran luar negeri ada yang tidak melalui klinik, lalu tiba-tiba ingin praktik di Indonesia. Dalam pendidikan adaptasi, ternyata ada lulusan kedokteran luar negeri yang tidak tahu sama sekali 18 bagian minimal yang ada di ilmu kedokteran," ujarnya.
Saat bertemu para mahasiswa Indonesia, Menristekdikti Mohamad Nasir dan rombongan didampingi Kuasa Usaha Ad-Interim KBRI Beijing Listyowati, Atase Pendidikan KBRI Beijing Priyanto Wibowo, dan Koordinator Fungsi Penerangan dan Sosial Budaya KBRI Beijing Rukmini Setiati.
Nasir ke Tiongkok untuk menghadiri pencanangan Tahun Inovasi China-ASEAN dan melakukan pertemuan bilateral denga Menteri Iptek China Wang Zhigang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Peringatan Hari Buruh 2024, Buruh Tuntut Penghapusan Upah Murah hingga Pencabutan UU Cipta Kerja
- Hakim MK Ragukan Keaslian Tanda Tangan Ketum PKN Anas Urbaningrum di Kasus Sengketa Pileg 2024
- Kasus Polisi Bunuh Diri di Jaksel, Kapolresta Manado Diperiksa Polda Sulawesi Utara
- Pengadilan Kriminal Internasional Dikabarkan Mengincar Netanyahu, Israel Panik
- Indonesia-Iran Jalin Kerja Sama Teknologi Pertanian
Advertisement
Top 7 News Harian Jogja Online, Kamis 2 Mei 2024, Persoalan Sampah di Jogja hingga Peringatan May Day 2024
Advertisement
Peringati Hari Pendidikan Nasional dengan Mengunjungi Museum Dewantara Kirti Griya Tamansiswa di Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Peringatan Hari Buruh 2024, Buruh Tuntut Penghapusan Upah Murah hingga Pencabutan UU Cipta Kerja
- Aksi Buruh 1 Mei: Masyarakat Diminat Hindari Kawasan Monas Jakarta
- Prihatin Atas Temuan Kuburan Maasa di Gaza, Sekjen PBB Minta Operasi militer di Rafah Dihentikan
- Pendiri Sriwijaya Air Hendry Lie Terlibat Korupsi Timah Rp217 Triliun, Begini Respons Manajemen
- Di Jakarta Ada Aksi Buruh 1 Mei, Jokowi Pilih ke NTB
- Buruh Desak Presiden Terpilih Prabowo Subianto Cabut UU Cipta Kerja
- Bangun Kota Cerdas, Pusat Data IKN Dilengkapi Komputasi Performa Tinggi
Advertisement
Advertisement