Advertisement
Di Sragen, Anak 10 Tahun Banting Tulang Bantu Ibu
Advertisement
Harianjogja,com, SRAGEN—Jarum jam menunjuk pukul 06.20 WIB. Sumiyem, 47, baru tiba di Pasar Gading, Tanon, Sragen, Jawa Tengah. Pasar yang terletak di pinggir Jalan Gabungan-Sumberlawang itu hanya buka pada dua hari pasaran, Legi dan Wage.
Kebetulan hari itu, Jumat Legi (11/5/2018). Sumi menurunkan dagangan dari beronjong ke lincak bambu setinggi 30 cm.
Advertisement
Dagangan warga Dukuh Karang RT 002, Desa Gading, Tanon, Sragen, itu bermacam-macam. Ada bubur, nasi, lontong, gablok, puli atau gendar, bakwan goreng, tempe goreng, dan aneka sayuran, seperti pecel, tumpang, sambel goreng, botok, dan lainnya.
Gablok pecel tumpang paling laris karena harganya hanya Rp1.000/bungkus. Gablok merupakan makanan seperti lontong yang dibungkus daun pisang berbentuk seperti kukusan bersegi empat di bawahnya. Di luar hari pasaran, Sumiyem menjajakan dagangan berkeliling kampung pakai motor. Ia biasa keliling di tiga dukuh di sekitar kediamannya.
Nur Indah Mulyaningsih, 10, ikut membantu ibunya di pasar. Kebetulan Indah libur sekolah karena ada ujian sekolah untuk kelas VI di SDN 1 Gading. Bocah itu membuka gablok yang diiris menjadi 4-6 bagian. Gablok irisan itu kemudian diambil Sumiyem dan diberi sambal pecel dan tumpang dan gudangan.
Indah baru duduk di Kelas V SD. Setiap hari, Indah harus bangun pukul 04.00 WIB untuk membantu ibunya. Ia sudah biasa menggoreng adonan bakwan dan tempe. Kadang juga mengiris beberapa sayuran untuk pecel.
“Semua itu karena kepepet [terpaksa]. Saya bangun pukul 02.00 WIB. Menyiapkan segalanya sendirian. Indah sangat membantu. Biasanya saya berangkat jualan keliling dari rumah pukul 06.15 WIB . Setelah saya berjualan keliling, Indah siap-siap sendiri untuk berangkat sekolah. Kalau sekolah kadang jalan kaki dan kadang naik sepeda angin. Sekolahnya cukup dekat, paling jaraknya 1 km,” ujar Sumiyem saat berbincang dengan Jaringan Informasi Bisnis Indonesia di Pasar Gading, Jumat pagi.
Sumiyem tinggal di rumah bersama si bungsu, Indah, di rumah berdinding gedek dekat sawah. Ia sudah bercerai dengan suaminya. Dua anak perempuannya sudah menikah dan tinggal di Karanganyar.
Anak laki-lakinya, Agung, 17, ikut tetangga merantau ke Jakarta sebagai buruh bangunan sejak empat bulan lalu. “Agung itu dulu sebenarnya sekolah di MTsN Tanon tetapi baru sampai Kelas VIII tidak mau melanjutkan karena tak punya biaya. Hal itu terjadi sudah beberapa tahun lalu. Mestinya sekarang kalau sekolah sudah Kelas I SMA,” ujar Sumi.
Penghidupan keluarga Sumiyem hanya mengandalkan hasil jualan nasi keliling atau di Pasar Gading. Pekerjaan itu ia lakoni selama lima tahun terakhir, yakni sejak Indah masih Kelas I SD. Penghasilan hariannya tidak menentu. Saat jualan keliling, Sumiyem menyiapkan dagangan senilai Rp150.000-Rp160.000 per hari dan bisa membawa pulang uang Rp200.000-Rp225.000 per hari.
Selama berjualan mulai pukul 06.15 WIB sampai 09.00 WIB, ia bisa menjual gablok sebanyak 40 bungkus. Porsi dagangannya ditambah ketika jualan di Pasar Gading pas hari pasaran.
“Kalau jualan di pasar, modalnya Rp250.000. Biasanya hasilnya bisa mencapai Rp325.000 per hari. Hari ini [kemarin], saya membawa gablok 90 bungkus. Biasanya kalau di pasar, saya bisa menjual 80-an bungkus gablok. Tapi jualannya agak lama, yakni sampai pukul 09.30 WIB,” tuturnya.
Sumiyem berencana berjualan pada sore hari saat Ramadan tiba. Ia memanfaatkan waktu berbuka untuk mencari berkah rezeki.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Solopos
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Peringatan Hari Buruh 2024, Buruh Tuntut Penghapusan Upah Murah hingga Pencabutan UU Cipta Kerja
- Hakim MK Ragukan Keaslian Tanda Tangan Ketum PKN Anas Urbaningrum di Kasus Sengketa Pileg 2024
- Kasus Polisi Bunuh Diri di Jaksel, Kapolresta Manado Diperiksa Polda Sulawesi Utara
- Pengadilan Kriminal Internasional Dikabarkan Mengincar Netanyahu, Israel Panik
- Indonesia-Iran Jalin Kerja Sama Teknologi Pertanian
Advertisement
Stok Darah dan Jadwal Donor Darah di Jogja Hari Ini, Kamis 2 Mei 2024
Advertisement
Peringati Hari Pendidikan Nasional dengan Mengunjungi Museum Dewantara Kirti Griya Tamansiswa di Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Demo Buruh 1 Mei 2024: Massa Padati Patung Kuda, Desak Pencabutan Omnibus Law
- Puan Maharani Ingatkan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan Semua Buruh
- Kunker di Lombok, Presiden Jokowi dan Mentan Amran Sarapan dan Gowes Bareng
- SYL Pakai Anggaran Kementan Buat Lunasi Cicilan Alphard hingga Sawer Biduan Rp100 Juta
- PM Israel Pastikan Serangan ke Rafah Terus Berjalan Tanpa Kesepakatan Sandera
- Fatwa Arab Saudi, Jemaah Haji dan Umrah Backpacker Dianggap Tidak Sah Ibadahnya
- Buruh Minta Prabowo Subianto Hapus Sistem Outsourcing
Advertisement
Advertisement