Advertisement
Antisipasi Teroris, WNI Pulang dari Suriah Kini Tak Lagi Bebas
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA-Pemerintah sedang mempersiapkan peraturan untuk menangani WNI yang kembali dan terindikasi paham radikalisme dari Suriah, agar tidak menebarkan virus radikalisme di Tanah Air.
"Saya akan rapatkan dengan Menlu [Retno Marsudi] dan Menkumham [Yasonna Laoly], juga dengan berbagai jajaran Kepolisian, BIN dan TNI untuk menyikapi itu, bagaimana kita menyiapkan contingency plan [rencana darurat]," kata Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko di Jakarta, Rabu (16/05/2018).
Advertisement
Moeldoko menambahkan pembahasan tersebut akan dilakukan dalam pekan ini, guna memperoleh solusi untuk menghadapi WNI yang kembali dari Suriah. Pemerintah juga sedang mempersiapkan payung hukum untuk memantau WNI yang kembali dari Suriah. "Nanti ada kesepakatan, misalnya si A ada datanya pernah pergi ke Suriah tanggal sekian, [ketika] pulang nama dan fotonya bisa segera diedarkan imigrasi ke seluruh jajarannya. Sehingga semuanya aware dengan situasi itu, kira-kira begitu," jelasnya.
Sebelumnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan pemerintah terus mengupayakan deradikalisasi bagi WNI yang terindikasi paham radikal dari Suriah. Menurut Kalla, deradikalisasi bukan hal yang mudah dilakukan karena menyangkut pengubahan idealisme seseorang. "Orang ke Suriah itu kan ada yang diketahui, ada yang tidak diketahui. Jadi ini memang betul suatu upaya deradikalisasi yang keras; dan tentu pelajaran juga dalam pengaturan di penjaranya [untuk terpidana teroris]," kata Wapres Jusuf Kalla.
Upaya deradikalisasi juga dilakukan kepada para teroris yang telah tertangkap dan ditahan di penjara. Namun, Wapres menilai penyatuan terpidana teroris di satu tempat bukan berarti menyelesaikan masalah radikalisme dalam diri para teroris tersebut. "Deradikalisasi ada yang berhasil, ada juga yang tidak. Kalau mereka berkumpul, keyakinannya bisa makin kuat. Al-Baghdadi pimpinan ISIS itu juga dia dapat ilmu dan keyakinannya itu di penjara. Tapi kalau [terpidana teroris] disebar-sebar, dia bisa menjadi virus," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- 1,4 Miliar Penduduk India Terancam Cuaca Panas Ekstrem
- Jemaah Calon Haji Dilarang Membentangkan Spanduk dan Bendera di Tanah Suci
- Liga Arab Serukan Pengerahan Pasukan Perdamaian PBB di Palestina
- Nama Ahok dan Djarot Masuk Bursa Pilkada Jakarta 2024 dari PDI Perjuangan
- Menparekraf: Investigasi, Evaluasi dan Siapkan Rencana untuk Tindak Lanjuti Pelaku Ritual Menyimpang di Ubud
Advertisement
Advertisement
Punya Kedalaman 116 Meter, Hongyancun Jadi Stasiun Kereta Bawah Tanah Terdalam di Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Jemaah Calon Haji Dilarang Membentangkan Spanduk dan Bendera di Tanah Suci
- 1,4 Miliar Penduduk India Terancam Cuaca Panas Ekstrem
- Seusai Korsel dan AS Latihan Militer, Korut Tembakkan Rudal Balistik ke Laut Timur
- Cuaca Tak Kondusif, Status Darurat Bencana di Kubu Raya Diperpanjang
- Dana Desa Bisa Dipakai untuk Penanganan dan Mitigasi Bencana, Begini Syaratnya
- Sah! Khofifah-Emil Direstui Golkar Maju di Pilkada Jawa Timur
- KPK Geledah Rumah Adik SYL, Sita Dokumen dan Barang Elektronik
Advertisement
Advertisement