Advertisement
Gila! Simbah dari Prancis Ini Seberangi Samudra Pasifik dengan Berenang
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA-Apalagi kalau bukan kata gila yang bisa disematkan kepada perenang asal Prancis Benoit Lecomte ini. Pria yang sudah tidak lagi berusia muda bahkan sudah patut dipanggil simbah itu memulai perjalanan mengarungi Samudra Pasifik dengan berenang tanpa alat bantu. Perjalanan itu akan mengantarkannya melalui Great Pacific Garbage Patch sebagai upaya untuk meningkatkan kesadaran dunia akan bahayanya polusi plastik.
Benoit "Ben" Lecomte, 51, bertolak dari titik awal perjalanan jauhnya itu di Chshi, Jepang pada Selasa (5/6/2018). Ia akan berenang sejauh 5.500 mil (8.851 kilometer) untuk mencapai San Francisco.
Advertisement
Demi ambisinya menjadi orang pertama yang berenang mengarungi Samudra Pasifik, Lecomte membutuhkan waktu berenang delapan jam sehari selama enam bulan, dengan rata-rata jarak tempuh 30 mil (sekitar 48 kilometer) sehari.
Lecomte dalah seorang direktur asosiasi layanan berkelanjutan di sebuah perusahaan konsultan. Dia mengaku sangat berharap usahanya ini sekaligus bisa menjadi sebuah studi ilmiah tentang perubahan iklim, kesehatan, dan polusi.
Benoit Lecomte bercengkerama dengan putra-putrinya sebelum berenang mengarungi Samudra Pasifik, di pantai Choshi, Jepang, Selasa (5/6/2018).
Sejumlah peneliti dari 12 lembaga ilmiah, termasuk NASA dan Woods Hole Oceanographic Institution, akan turut ambil bagian dalam misi ini. Mereka akan meneliti dan mengumpulkan mengumpulkan sampel selama Lecomte berenang. Para peneliti akan fokus pada delapan bidang menarik, yang meliputi radiasi dari bencana Fukushima dan efek renang terhadap jantung dan keadaan psikologis Lecomte.
Mereka juga akan meneliti pencemaran plastik di lautan karena Lecomte melewati Great Pacific Garbage Patch, wilayah yang ukurannya tiga kali lebih besar dari Prancis, tempat di mana plastik dan puing-puing dari sejumlah benua terakumulasi.
Peneliti dan anggota kru pendukung akan menemani Lecomte di sebuah kapal pesiar yang disebut Discoverer. Adapun dokter akan memantau kondisi Lecomte secara jarak jauh di darat.
Skenarionya, setelah berenang selama delapan jam setiap hari, Lecomte akan beristirahat dan memulihkan diri di kapal pesiar tersebut sebelum diturunkan di laut lagi untuk berenang pada hari berikutnya.
Kapal pendukung Discoverer, akan mengawal perjalanan Lecomte. (cnn.com)
Demi ambisinya ini, Lecomte telah berlatih fisik untuk perjalanan ini selama empat tahun. Ia telah menghabiskan lebih banyak waktu untuk menyusun persiapan ilmiah dan praktis.
Selain berenang, dia juga harus mempersiapkan diri secara psikologis. "Persiapan mental jauh lebih penting daripada fisik," katanya kepada AFP dan disitat oleh CNN.com Selasa (5/6/2018). "Kamu harus memastikan selalu memikirkan sesuatu yang positif."
Dari Choshi, dia akan berenang ke utara hingga pantai Jepang. Perjalanannya sedikit banyak akan terbantu arus Kuroshio sebelum dia bergabung dengan Pasifik Utara yang saat arusnya menuju ke timur.
Ini bukan perjalanan lintas lautnya yang pertama, meskipun perjalanan ini yang paling ambisius. Pada 1998, Lecomte adalah orang pertama yang berenang melintasi Samudra Atlantik (4.000 mil) tanpa alat bantu seperti fin atau kickboard.
"Tidak butuh waktu lama bagi saya untuk membuatku mengubah pikiran," katanya kepada NPR pekan lalu. "Tiga, empat bulan sesudahnya aku pasti sudah memikirkan petualanganku selanjutnya dan melakukan sesuatu yang sama."
Mengacu pengalamannya diikuti hiu selama lima hari saat menyeberangi Samudra Atlantik hiu, pada penyeberangan Pasifik kali ini Lecomte membekali diri dengan gelang pengusir hiu.
Perjalanan Lecomte dapat disimak secara live termasuk kondisi cuaca di lokasi melalui website thelongestswim.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : CNN.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Peringatan Hari Buruh 2024, Buruh Tuntut Penghapusan Upah Murah hingga Pencabutan UU Cipta Kerja
- Hakim MK Ragukan Keaslian Tanda Tangan Ketum PKN Anas Urbaningrum di Kasus Sengketa Pileg 2024
- Kasus Polisi Bunuh Diri di Jaksel, Kapolresta Manado Diperiksa Polda Sulawesi Utara
- Pengadilan Kriminal Internasional Dikabarkan Mengincar Netanyahu, Israel Panik
- Indonesia-Iran Jalin Kerja Sama Teknologi Pertanian
Advertisement
Dua TPS 3R Belum Beroperasi, Sampah di Kota Jogja Diolah Swasta Pakai Sistem Tipping Fee
Advertisement
Peringati Hari Pendidikan Nasional dengan Mengunjungi Museum Dewantara Kirti Griya Tamansiswa di Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Mengaku Siap Pindah ke Ibu Kota Baru, Begini Komentar Sandiaga soal Rumah Menteri di IKN
- Kunker Jokowi Diduga karena Menghindari Demo Hari Buruh, Istana Bilang Begini
- Polisi Tangkap 300 Demonstran Pro Palestina di New York
- Fakta-fakta Seputar Korupsi SYL yang Terungkap di Persidangan, dari Beli Mobil, Kaca Mata hingga Bayar Biduan
- Polisi Tembak Gas-Peluru Karet Saat Demo Buruh di Turki, Ratusan Orang Ditangkap
- Paus Fransiskus Kecam Industri Senjata Ambil Untung dari Kematian
- Update Harga Pangan 2 Mei: Komoditas Beras dan Bawang Putih Naik
Advertisement
Advertisement