Advertisement
Cerita Kelam Pulau Sentosa, Tempat Trump dan Kim Jong-un Bakal Bertemu
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA- Pulau Sentosa menyimpan masa lalu yang kelam. Tempat yang bakal menjadi lokasi pertemuan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un yang kini menjadi lokasi tujuan turis dengan fasilitas lapangan golf dan universal studio itu dahulu digunakan sebagai lokasi bagi tahanan perang zaman penjajahan.
Venue yang dijadikan lokasi pertemuan Donald Trump dan Kim Jong-un pekan depan adalah rumah bagi pantai yang indah, kasino dan beberapa area lapangan golf. Namun Pulau Sentosa yang jadi lokasi pertemuan pada 12 Juni itu memiliki masa lalu yang kelam.
Advertisement
Pulau yang namanya bermakna kedamaian dan ketentraman itu dahulu digunakan Jepang sebagai penjara bagi tawanan perang yang merupakan prajurit Inggris dan Australia, setelah pasukan sekutu menyerah pada Jepang tahun 1942.
Pulau Sentosa juga menjadi tempat eksekusi sejumlah besar warga Singapura dan Tiongkok termasuk kalangan sipil. Yaitu mereka yang diduga terlibat dalam aktivitas anti-Jepang. Banyak pembunuhan yang dilakukan di pantai pulau itu yang sekarang menjadi area lapangan golf Serapong.
Hingga 1972, Pulau Sentosa diketahui disebut Pulau Belakang Mati, yang artinya Pulau Kematian dari Belakang. Namun selanjutnya pemerintah Singapura menjadikannya sebagai pulau bagi berbagai resort mewah.
Keputusan menjadikan Pulau Sentosa sebagai lokasi pertemuan Donald Trump dan Kim Jong-un dinilai sebagai keputusan yang tepat dari sisi kebutuhan logistik. Lokasinya hanya setengah kilometer dari pantai selatan yang merupakan pulau utama Singapura. Tempat ini juga menawarkan privasi serta mudah untuk dijaga keamanannya.
“Tempat pertemuan Donald Trump dan pimpinan Korea Utara Kim Jong-un akan berlangsung di Capella Hotel di Pulau Sentosa. Kami sangat berterimakasih kepada tuan rumah Singapura untuk keramahannya,” kata Sekeretaris Pers Gedung Putih Sarah Sanders melalui Twitter, Selasa (5/6/2018) seperti dikutip dari The Guardian, Rabu (6/6/2018).
Awalnya, pada hari yang sama Presiden AS Donald Trump juga berbicara lewat Twitter: “Pertemuan di Singapura dengan Korea Utara diharapkan akan menjadi awal untuk memulai sesuatu yang besar...kita akan segera melihatnya,” kata Trump.
The Capella Hotel di Pulau Sentosa./Reuters
Pertemuan keduanya akan dimulai pada pukul 9 waktu setempat pada Selasa pekan depan. Pertemuan itu akan menjadi yang pertama kalinya bagi pemimpin Amerika Serikat dan Korea Utara duduk bersama. Keduanya akan fokus pada upaya denuklirisasi di Semenanjung Korea, beberapa pekan setelah pertemuan bersejarah antara Kim dengan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in.
Lebih dari tujuh dekade sejak menyerahnya Jepang, Pulau Sentosa sudah populer di kalangan wisatawan yang berdatangan ke pantai dan tempat wisata menarik lainnya termasuk Universal Studio Singapura.
Sumber di bagian protokoler menyatakan, diplomat AS telah memilih resort itu yang terhubung dengan pulau utama dengan satu jalan utama yang dengan mudah bisa ditutup untuk lalu lintas.
Pulau Sentosa selama ini juga dikenal sebagai rumah bagi penduduk kaya dari berbagai kota dunia yang memilih vila tepi laut seharga 29 juta dolar AS.
Otoritas Singapura telah menetapkan kawasan sekitar pulau yang menjadi lokasi Hotel Capella sebagai zona khusus yang diamankan beberapa hari selama penyelenggraan pertemuan.
Menurut surat kabar pemerintah, senjata, lampu suar, pengeras suara, sound system dan spanduk akan dilarang di zona khusus. Polisi juga diizinkan memburu siapa saja yang terdeteksi memasuki area.
Terletak di kawasan seluas 30 hektare dengan tanah yang terawat, Sebanyak 112 room dan vila Hotel Capella dibangun di bekas gedung peninggalan kolonial yang dahulu pernah menjadi mes bagi perwira tentara Inggris.
Dirancang oleh arsitek Inggris Norman Foster, Hotel ini pernah menjadi tempat menginap diva dunia Madonna dan Lady Gaga. Tarif kamar dimulai dari harga 663 dolar Singapura atau sekitar Rp6,9 juta. Khusus room bekas ruangan bangsawan zaman kolonial dengan tiga kamar dipasang tarif 10.000 dolar Singapura per malam atau sekitar Rp100 juta lebih per malam. Seluruh hotel telah dipesan jelang acara puncak pertemuan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : The Guardian
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Peringatan Hari Buruh 2024, Buruh Tuntut Penghapusan Upah Murah hingga Pencabutan UU Cipta Kerja
- Hakim MK Ragukan Keaslian Tanda Tangan Ketum PKN Anas Urbaningrum di Kasus Sengketa Pileg 2024
- Kasus Polisi Bunuh Diri di Jaksel, Kapolresta Manado Diperiksa Polda Sulawesi Utara
- Pengadilan Kriminal Internasional Dikabarkan Mengincar Netanyahu, Israel Panik
- Indonesia-Iran Jalin Kerja Sama Teknologi Pertanian
Advertisement
Dua TPS 3R Belum Beroperasi, Sampah di Kota Jogja Diolah Swasta Pakai Sistem Tipping Fee
Advertisement
Peringati Hari Pendidikan Nasional dengan Mengunjungi Museum Dewantara Kirti Griya Tamansiswa di Jogja
Advertisement
Berita Populer
- PBB Sebut Evakuasi Warga Rafah Butuh Waktu 10 Hari
- Mengaku Siap Pindah ke Ibu Kota Baru, Begini Komentar Sandiaga soal Rumah Menteri di IKN
- Kunker Jokowi Diduga karena Menghindari Demo Hari Buruh, Istana Bilang Begini
- Polisi Tangkap 300 Demonstran Pro Palestina di New York
- Fakta-fakta Seputar Korupsi SYL yang Terungkap di Persidangan, dari Beli Mobil, Kaca Mata hingga Bayar Biduan
- Polisi Tembak Gas-Peluru Karet Saat Demo Buruh di Turki, Ratusan Orang Ditangkap
- Paus Fransiskus Kecam Industri Senjata Ambil Untung dari Kematian
Advertisement
Advertisement