Advertisement
Polisi Hentikan Kasus Sukmawati Soekarnoputri, Ormas Islam Soloraya Marah
Advertisement
Harianjogja.com, SOLO -- Penghentian kasus dugaan penistaan agama yang menyeret Sukmawati Soekarnoputri memicu kemarahan ormas Islam di Solo.
Organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam yang tergabung dalam Dewan Syariah Kota Surakarta (DSKS) menggelar aksi unjuk rasa di depan Mapolresta Surakarta Jl. Adisucipto, Manahan, Banjarsari, Solo, Jumat (22/6/2018).
Advertisement
Mereka memprotes keputusan Polri menghentikan pengusutan kasus dugaan penistaan agama oleh Sukmawati Soekarnoputri. Pantauan Solopos.com, ratusan peserta aksi sampai di depan Mapolresta Surakarta pukul 13.00 WIB. Mereka membawa mobil pikap untuk dijadikan panggung orasi. Satu per satu perwakilan ormas Islam bergiliran orasi.
Aksi ini sempat membuat arus lalu lintas (lalin) di depan mapolresta tersendat. Aksi demo berakhir pukul 14.30 WIB ditutup dengan pembacaan tuntutan kepada Kapolri dan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Ketua DSKS, Mu'Inudinillah Basri, mengungkapkan apa yang dilakukan Kapolri dengan memberikan SP3 (menghentikan) pengusutan kasus dugaan penistaan agama oleh Sukmawati Soekarnoputri sangat menyakiti hati umat Islam. Sukmawati membandingkan suara azan dengan kidung jelas menistakan agama.
"Kami menuntut agar Kapolri segera mencabut SP3 kasus Sukmawati. Kasus hukum melibatkan Sukmawati harus terus berjalan," ujar Mu'Inudinillah kepada wartawan, Jumat.
Mu'Inudinillah mengungkapkan kasus ini tidak bisa dibiarkan begitu saja karena dapat menimbulkan presepsi lemahnya hukum di negeri ini. Masyarakat sekarang sudah tidak percaya lagi penegakan hukum di negeri ini.
"Sebagai umat Islam sudah pasti tersakiti dengan dikeluarkannya SP3 kasus Sukmawati. Ormas Islam Soloraya tidak akan berhenti sampai di sini dan akan kembali melakukan aksi sampai tuntutan aksi dipenuhi Kapolri. Kami juga siap mengambil langkah hukum perdata dalam kasus ini," kata dia.
Ia menjelaskan ada empat tuntutan yang disampaikan peserta aksi kepada Kapolri dan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Pertama, meminta Polri agar menjelaskan identitas empat saksi ahli dalam kasus Sukmawati. Kedua, puisi yang berjudul Ibu Indonesia terbukti ada unsur penistaan agama sehingga harus diusut tuntas.
Ketiga, kasus ini menjadi serius dengan diibuktikannya 30 laporan masuk ke Mabes Polri. Keempat, kasus ini harus diusut tuntas karena kalau tidak, akan ada kasus intoleransi.
Pengurus Divisi Advokasi DSKS, Endro Sudarsono, mengatakan aksi ini sebagai bentuk keprihatinan umat Islam setelah Polri menggeluarkan SP3 kasus Sukmawati dalam puisi Ibu Indonesia. DSKS bersama ormas Islam Soloraya berharap Kapolresta Surakarta bisa menyampaikan aspirasi ini ke Kapolri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Solopos
Berita Lainnya
- Boston Celtics Kalahkan Cleveland Cavaliers di Semifinal NBA Wilayah Timur
- Penerbangan Carter Umrah Masih Dimungkinkan Dibuka di Bandara Adi Soemarmo Solo
- Pemkot Solo Gelar Nobar Timnas vs Guinea, Ini Rekayasa Lalu Lintas di Jensud
- Dico dan Raffi Ahmad Foto Bareng Munculkan Spekulasi, Ini Respons Golkar Jateng
Berita Pilihan
- KPU Purworejo Digugat ke PTUN Oleh Caleg Nasdem
- Usulan Presidential Club Prabowo Didukung Zulkifli Hasan
- Kepala Rutan Nonaktif KPK Ajukan Praperadilan Kasus Pungli
- Sidang Sengketa Pilpres, Hakim Ingatkan Tegur Ketua KPU Agar Tidak Tertidur
- Gelombang Panas Melanda Asia, Ini Dampaknya di Indonesia Menurut BMKG
Advertisement
Masuk Awal Kemarau, BPBD DIY Pastikan DIY Tidak Perpanjang Status Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi
Advertisement
Grand Rohan Jogja Hadirkan Fasilitas Family Room untuk Liburan Bersama Keluarga
Advertisement
Berita Populer
- Indonesia Kecam Serangan Militer Israel ke Rafah
- Waspada! Marak Penipuan dengan Modus Mengirimkan Email Palsu
- Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Mataram dan Bali, Warga Berhamburan
- Gunung Ibu Halmahera Erupsi, Lontarkan Abu Ketinggian 2 Kilometer
- Tak Lagi Dianggap Bagian dari PDI Perjuangan, Begini Respons Jokowi
- Wacana Prabowo-Gibran Tambah Kementerian, Pakar: Harus Ubah Regulasi
- Desak Israel Berhenti Menyerang Rafah, China: Itu Kejahatan Kemanusian
Advertisement
Advertisement