Advertisement
Gunakan Kewenangan Baru, Presiden Turki Angkat Menantu Jadi Menteri Keuangan
Advertisement
Harianjogja.com, ISTANBUL- Beberapa jam setelah menyatakan sumpah jabatan baru di Ankara, Presiden Turki Tayyip Erdogan mengangkat menantunya Berat Albayrak menjadi menteri keuangan dan finansial dalam kabinetnya.
Ia mempergunakan kewenangan dalam sistem presidensial baru yang sudah lama dia kampanyekan, serta menjanjikan reformasi yang lebih besar di negara yang telah dia kuasai selama 15 tahun.
Advertisement
Penetapan kabinet baru, yang dinilai absen dari tokoh ramah pasar, ini membuat nilai mata uang lira turun tajam pada hari yang sama.
Erdogan kini secara resmi menjadi pemimpin Turki paling kuat sejak Mustafa Kemal Ataturk mendirikan republik ini dari reruntuhan kekaisaran Ottoman.
Namun sementara Ataturk yang mengubah bangsa miskin di pinggiran timur Eropa menjadi sebuah negara republik sekuler berorientasi Barat, Erdogan justru berjuang untuk mengembalikan nilai-nilai ke-Islam-an untuk kembali dalam kehidupan publik dan mengangkat jutaan warga--yang sejak lama dipinggirkan oleh elit sekuler--dari jurang kemiskinan.
"Kami meninggalkan sistem yang dalam masa lalu telah membuat negara kami harus membayar mahal karena menyebabkan kekacauan politik dan ekonomi," kata Erdogan dalam sebuah pidato pada Senin (10/7/2018) malam waktu setempat.
Dalam sistem baru ini, posisi perdana menteri dihilangkan dan sang presiden bisa memilih sendiri kabinetnya, mengatur kerja kementerian dan bisa memecat pegawai sipil -- semuanya tanpa persetujuan oleh parlemen.
Erdogan mengatakan bahwa sistem presidensial yang kuat sangat vital untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan memastikan keamanan nasional, terutama setelah upaya kudeta gagal pada 2016 lalu. Namun sejumlah negara Barat dan kelompok HAM mengecamnya karena membuat Turki semakin dekat pada otoritarianisme.
Setelah kudeta gagal dua tahun lalu, Turki, sebagai negara anggota NATO dan kandidat anggota baru Uni Eropa, telah menahan sekitar 160.000 orang, memenjara para wartawan yang kritis, serta memberedel puluhan media.
Pemerintah beralasan langkah itu diperlukan mengingat situasi keamanan yang gawat.
Sementara itu para investor khawatir Erdogan, orang yang mendaku diri sebagai musuh dari "bunga bank", akan semakin memperketat kebijakan moneter.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Peringatan Hari Buruh 2024, Buruh Tuntut Penghapusan Upah Murah hingga Pencabutan UU Cipta Kerja
- Hakim MK Ragukan Keaslian Tanda Tangan Ketum PKN Anas Urbaningrum di Kasus Sengketa Pileg 2024
- Kasus Polisi Bunuh Diri di Jaksel, Kapolresta Manado Diperiksa Polda Sulawesi Utara
- Pengadilan Kriminal Internasional Dikabarkan Mengincar Netanyahu, Israel Panik
- Indonesia-Iran Jalin Kerja Sama Teknologi Pertanian
Advertisement
Dugaan Kekerasan Salah Satu SD di Banguntapan, Disdikpora Bantul: Sudah Dimediasi dan Selesai
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Arab Saudi Tangkap Warganya yang Bicarakan Perang Hamas-Israel di Media Sosial
- Heboh Efek Samping AstraZeneca Sebabkan TTS, Begini Respon Menteri Kesehatan
- Pemerintah Buka Seleksi CPNS Jalur Sekolah Kedinasan, Ada 3.445 Formasi
- Pilpres 2024 Usai, Anis Ajak Masyarakat Aceh Lanjutkan Perjuangan Perubahan
- Balas Serangan KKB Papua, Brimob dan Kopassus Diterjunkan
- Janji Tak Akan Intervensi Pembentukan Kabinet Prabowo, Jokowi: Kalau Usul Boleh
- Siap-Siap! Seleksi CPNS 2024 Segera Dibuka Mulai Bulan Depan, Cek Jadwal dan Formasinya
Advertisement
Advertisement