Advertisement
Seekor Penyu Mati Ditemukan di Pantai Panarukan, di Perutnya Penuh Plastik
Advertisement
Harianjogja.com, DENPASAR- Seekor penyu ditemukan mati di pantai Penarukan, Kecamatan Buleleng Bali.
Tim dari Program Studi (Prodi) S1 Akuakultur, Jurusan Perikanan dan Kelautan, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA), Undiksha, Singaraja, Bali, menemukan plastik di dalam perut penyu tersebut.
Advertisement
"Tim Undiksha pada Jumat [13/7/2018] pagi menemukan plastik di dalam perut seekor penyu yang mati terdampar di Pantai Panarukan itu setelah melakukan pembedahan [nekropsi]," kata Koordinator Program Studi S1 Akuakultur, Undiksha, Gede Iwan Setiabudi, di Singaraja, Buleleng, Sabtu (14/7/2018).
Pihaknya menduga penyu itu mati akibat memakan plastik, karena tim Undiksha menemukan kerongkongan penyu itu tersumbat plastik, sehingga makanan menumpuk di kerongkongan tidak bisa masuk ke saluran pencernaan dan akhirnya penyu pun mati.
"Penyu yang terdampar di pantai Penarukan itu ditemukan dalam kondisi sudah mati pada Jumat [13/7/2018] pukul 08.00 Wita. Penyu mati itu ditemukan petugas dari Polres Buleleng yang saat itu melakukan sambang pesisir," katanya.
Setelah itu, petugas Polres yang terdiri atas Kanit Patroli Ipda Dewa Sadnyana dan Kanit Gakum Ipda Ketut Rajindra serta Anggota Sat Pol Airud Polres Buleleng di Pos Sangsit Brigadir Kadek Darma dan Brigadir Ketut Suwidi itu memberitahukan kepada tim Undiksha.
"Kami diminta untuk melakukan pemeriksaan agar mengetahui penyebab penyu itu mati. Kami melakukan nekropsi di pantai setempat karena kondisi bangkai penyu itu sudah rapuh. Diperkiarakan penyu itu sudah mati 5-7 hari sebelumnya, selajutnya bangkainya terdampar di pantai," kata Iwan.
Pihaknya berterima kasih kepada petugas Polres Buleleng yang sudah memberitahu tim Undiksha tentang penemuan itu sehingga penyebab kematian penyu itu bisa diketahui dan bisa dijadikan pelajaran untuk penyelamatan lingkungan selanjutnya.
"Kasus penyu mati memakan plastik memang banyak ditemukan di Indonesia. Plastik yang berwarna transparan itu mirip dengan ubur-ubur di laut yang menjadi makanan asli dari penyu itu. Plastik itu dikira ubur-ubur," ujar Iwan.
Tim dari Prodi Akuakultur Undiksha mengharapkan masyarakat yang menemukan penyu atau ikan yang terdampar di perairan juga mau memberitahukan ke Undiksha agar bisa ditindaklanjuti dengan cepat, apalagi tim Undiksha juga memiliki program pengabdian masyarakat.
"Jika penyu atau ikan yang ditemukan itu masih hidup bisa segera dibawa ke pos konservasi nelayan di pantai Penimbangan. Jika sudah mati bisa dilakukan nekropsi agar kematian hewan laut itu bisa diketahui penyebabnya," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Pilkada Jawa Timur, Golkar Resmi Mengusung Khofifah-Emil Dardak
- Pesawat Jatuh di BSD, Kemenhub: Penjelasan Detail Tunggu Koordinasi
- Singapura Menghadapi Gelombang Baru Covid-19, Kasus Naik 2 Kali Lipat dalam Sepekan
- Letusan Gunung Ibu Ciptakan Fenomena Unik karena Memicu Badai Petir Vulkanik
- Tingkatkan Cadangan Emas hingga Rp80 Triliun, Pengelola Tambang Gosowong Lakukan Efisiensi
Advertisement
Jadwal Kereta Bandara YIA Senin 20 Mei 2024, Harga Tiket Rp20 Ribu
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Kemenko Perekonomian: Ada Plafon Rp107 Miliar untuk Beli Alsintan
- Dalam Sehari, Gunung Semeru Alami 14 Kali Erupsi
- Menpar Soroti Pengerukan Tebing untuk Kepentingan Pariwisata
- Tiba di Bali, Elon Musk Disambut Luhut
- Ada Prospek Usaha, Warga Sekitar IKN Diharapkan Tidak Menjual Lahan
- Amankan Aksi Bela Palestina di Kedubes AS Hari Ini, Polisi Kerahkan 1.648 Personel
- Menkominfo Pastikan Starlink Tetap Bayar Pajak Seperti Operator Lain
Advertisement
Advertisement