Advertisement
Mantap, Mahasiswa Gaza Raih Gelar Doktor Sosial di Unair
Advertisement
Harianjogja.com, SURABAYA-Mahasiswa asal Gaza, Palestina Ahmed Muhammad Omar Al-Madani meraih gelar doktor bidang sosial dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Universitas Airlangga (Unair) Surabaya setelah menjalani ujian doktor terbuka di kampus setempat, Senin (16/7/2018).
Ditemui di Surabaya, Selasa, pria yang akrab disapa Ahmed mengatakan dirinya lulus dari program S-33 Ilmu Sosial FISIP Unair setelah desartasinya berjudul "Hamas and Iran : A Strategy Alliance Bettwen A State and A Non State Actor" diluluskan penguji dengan predikat sangat memuaskan menjadi doktor ke-214.
Advertisement
Dia menjelaskan, dalam disertasinya menjabarkan tujuan dari hubungan antara Hamas yang menjadi salah satu faksi di Palestina dan Iran, serta dampak yang ditimbulkan terhadap negara Palestina atas konflik yang terjadi.
"Hasil penelitian menunjukkan bahwa Iran membina hubungan dengan Hamas atas dasar agama kepada masyarakat Sunni. Iran dan Hamas juga membatasi hubungan sebatas ranah politik saja," ujarnya.
Ahmed menjadi mahasiswa Unair sejak November 2013. Ia menempuh studi dengan mendapatkan Beasiswa Unggulan untuk mahasiswa asing yang diberikan oleh Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Dia menyatakan, perjalanan untuk melanjutkan studi di Indonesia sangat tidak mudah. Kesulitan ia alami salah satunya proses untuk keluar dari negaranya yang sampai saat ini masih terjadi konflik.
"Saya seharusnya tiba di Indonesia dan melangsungkan kegiatan perkuliahan pada September 2013. Namun, keadaan yang ada di Palestina membuat harus tertahan hingga November 2013," ujar Ahmed.
Untuk keluar dari Gaza, Ahmed harus melewati Rafah Border. Rafah Border merupakan pembatas antara Gaza, Palestina dan Mesir yang selalu tertutup dan hanya orang orang tertentu yang bisa mengaksesnya.
Setiap hari, lanjut Ahmed, dia harus ke Rafah Border untuk melakukan negoisasi agar bisa keluar dan terbang ke Indonesia. Tepat pada November 2013 setelah negoisasi yang sulit akhirnya Ahmed berhasil melewati Rafah Border dan terbang ke Indonesia.
"Hanya ada dua pilihan, saya tetap tinggal di Gaza dengan situasi yang seperti ini atau keluar dan membuat hidupku lebih Baik," kata dia saat menceritakan kisah perjuangan melewati konflik di negaranya.
Dia menyatakan, konflik Gaza bukan hal mudah bagi dirinya. Namun dengan perjuangan dan doa di tengah suara meriam, dia mendapatkan gelar doktor di bidang ilmu sosial dan berharap gelarnya bisa bermanfaat untuk perjuangan masyarakat Gaza atau Palestina pada umumnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- 66 Pegawai KPK Terlibat Pungli, Dua Rutan Dinonaktifkan
- Kerusakan Akibat Gempa Garut Terjadi di Empat Kabupaten, Terparah Bandung
- Perhatikan! Per 1 Mei 2024 Pengajuan Berkas Kasasi dan PK di MA Wajib Daring
- Pelatih Shin Tae-yong Diusulkan Dapat Gelar Kehormatan Warga Negara Indonesia
- Golkar Targetkan Kemenangan Pilkada 2024 di Atas 70%
Advertisement
PDIP Sleman Buka Penjaringan Calon untuk Pilkada 2024, Ini Kriterianya
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Ungkap Praktik Mafia Tanah, Ini Solusi yang Ditawarkan AHY
- Kementan Kawal Sistem Pompanisasi Lahan Pertanian Atasi Dampak El Nino
- 12 Pesawat Tempur China Terbang Rendah di Wilayah Taiwan
- Puluhan Benda Bersejarah dari Masa Majapahit, Dikembalikan AS ke Indonesia dan Kamboja
- Ada Potensi 6 Juta Ounce Emas di Tanah Papua yang Belum Terjamah Freeport
- 2.086 Hektare Lahan di IKN Bermasalah, AHY: Kami Komunikasikan dengan DPR
- Gunung Ibu Pulau Halmahera Meletus, Abu Vulkanik Setinggi 3,5 Kilometer
Advertisement
Advertisement