Advertisement
GEMPA LOMBOK: Pascagempa, Bandara Lombok Layani Penumpang 24 Jam
Advertisement
Harianjogja.com, LOMBOK-Bandara Internasional Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), beroperasi melayani penumpang selama 24 jam pascagempa di Lombok, Minggu (5/8/2018) malam. Layanan 24 jam ini dilakukan sampai batas waktu belum ditentukan.
"Ini kondisi darurat sehingga ada banyak penumpang, maka kami operasikan selama 24 jam," kata General Manager Bandara Internasional Lombok I Ngurah Ardita di Lombok, Senin (6/8/2018).
Advertisement
Ia mengatakan kondisi bandara saat ini penuh dengan penumpang yang akan keluar dari Lombok. Ada yang memang sudah terjadwal, ada yang mendadak melakukan pembelian tiket di lokasi.
Berdasarkan pengamatan Antara di lokasi, penumpang dengan mayoritas wisatawan asing memadati Bandara Lombok.
Mayoritas ingin meninggalkan Lombok ke arah Bali, Surabaya, dan Jakarta. Laura, wisatawan asal Kanada, mengatakan dirinya melakukan pemesanan tiket pulang lebih cepat melalui jalur Singapura.
Ia menjelaskan kondisi gempa di Lombok membuat sebagian masyarakat dan wisatawan meninggalkan Lombok.
Berdasarkan info dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan jumlah korban meninggal akibat gempa berkekuatan tujuh skala Richter (SR) yang mengguncang Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), Minggu (5/8/2018), sebanyak 91 orang.
"Jumlah korban meninggal menjadi 91 orang, sebanyak 209 luka-luka, ribuan rumah rusak, dan puluhan ribuan mengungsi," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho.
Ia mengatakan korban meninggal kebanyakan karena tertimpa bangunan yang roboh karena gempa. Namun ada pula yang meninggal setelah terjatuh dan mengalami strok saat berlari menyelamatkan diri ketika gempa terjadi.
Korban meninggal segera dibawa ke rumah sakit untuk diidentifikasi dan akan mendapat santunan sebesar Rp15 juta dari Kementerian Sosial, sedangkan yang terluka segera dirawat di rumah sakit dan mendapat santunan Rp2,5 juta.
Dampak gempa yang terjadi pukul 18.46 WIB, berpusat pada kedalaman 15 kilometer dan berlokasi pada 8,37 Lintang Selatan dan 116,48 Bujur Timur ini, menurut Sutopo, hingga saat ini masih terus didata mengingat belum seluruh wilayah terdampak terjangkau oleh tim gabungan SAR.
Saat gempa tujuh SR mengguncang Lombok, ia mengatakan ada 10.000 masyarakat yang masih mengungsi di berbagai titik pengungsian pascagempa berkekuatan 6,4 SR yang terjadi 29 Juli 2018.
Jumlah pengungsi diperkirakan bertambah melebihi angka pengungsi sebelumnya menjadi sekitar 20.000 orang.
Wisatawan asing dsn domestik menunggu evakuasi dari Gili Trawangan, Gilingan Air dan Gili Meno Lombok Utara. Terbatasnya kapal menyebabkan evakuasi bertahap. Tim SAR akan menambah kapal. pic.twitter.com/EZKqwLnQjQ
— Sutopo Purwo Nugroho (@Sutopo_PN) August 6, 2018
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- KPU Purworejo Digugat ke PTUN Oleh Caleg Nasdem
- Usulan Presidential Club Prabowo Didukung Zulkifli Hasan
- Kepala Rutan Nonaktif KPK Ajukan Praperadilan Kasus Pungli
- Sidang Sengketa Pilpres, Hakim Ingatkan Tegur Ketua KPU Agar Tidak Tertidur
- Gelombang Panas Melanda Asia, Ini Dampaknya di Indonesia Menurut BMKG
Advertisement
Masuk Awal Kemarau, BPBD DIY Pastikan DIY Tidak Perpanjang Status Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi
Advertisement
Grand Rohan Jogja Hadirkan Fasilitas Family Room untuk Liburan Bersama Keluarga
Advertisement
Berita Populer
- Indonesia Kecam Serangan Militer Israel ke Rafah
- Waspada! Marak Penipuan dengan Modus Mengirimkan Email Palsu
- Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Mataram dan Bali, Warga Berhamburan
- Gunung Ibu Halmahera Erupsi, Lontarkan Abu Ketinggian 2 Kilometer
- Tak Lagi Dianggap Bagian dari PDI Perjuangan, Begini Respons Jokowi
- Wacana Prabowo-Gibran Tambah Kementerian, Pakar: Harus Ubah Regulasi
- Desak Israel Berhenti Menyerang Rafah, China: Itu Kejahatan Kemanusian
Advertisement
Advertisement