Advertisement
Keren...Siswa Indonesia Berjaya di IGeo 2018
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA -- Delegasi Indonesia yang terdiri dari empat siswa SMA berhasil membawa pulang dua medali perak dan dua medali perunggu di International Geography Olympiad (IGeo) atau Olimpiade Geografi Internasional (OGI) ke-15 yang digelar di Kanada. IGeo kali ini diikuti oleh 165 peserta dari 43 negara.
"Ini pertama kalinya Indonesia masuk dalam sepuluh besar ajang IGeo. Tahun lalu, kita berada di peringkat 12 dunia," kata Kepala Sub Direktorat Peserta Didik Direktorat Pembinaan SMA Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Suharlan, Senin (13/8/2018).
Advertisement
Secara umum, capaian ini menempatkan Indonesia di peringkat kesembilan. Peraih medali perak adalah Fernando (SMA Sutomo 1 Medan) dan M. Nadafa Isnain (SMA Kesatuan Bangsa Jogja).
Perunggu diraih Rizky Amalia Wulandari (SMA Kharisma Bangsa Tangerang) dan Jamal Habibur Rahman (SMA Taruna Nusantara Magelang).
IGeo diselenggarakan dalam tiga babak tes, yaitu Written Response Test (WRT), Fieldwork Test (FWT), dan Multimedia Test (MMT).
Tim Indonesia dilaporkan unggul dalam WRT. Kontribusi terbesar penilaian dari WRT dan FWT sebanyak 40%, sedangkan untuk MMT dibobotkan sebanyak 20%.
Fernando mengaku sangat bangga dapat meraih perak dalam kompetisi internasional tersebut. Baginya, peningkatan prestasi ini merupakan hasil dari disiplin dan antusiasmenya mempelajari geografi.
Dia mengatakan geografi bukanlah sekadar hafalan. Yang paling penting dalam mempelajari mata pelajaran ini adalah pemahaman terhadap konsep-konsep terkait geografi.
Fernando mengungkapkan tes yang dianggap sulit adalah tes lapangan (FWT). Kondisi lingkungan yang berbeda dengan Indonesia menjadi salah satu tantangan dalam menyelesaikan tugas.
"Kami diminta untuk mendatangi sebuah daerah perkotaan yang khas sisi kulturalnya dan daerah teluk. Kemudian, diminta mengidentifikasi masalah di daerah tersebut lalu memberikan solusi," ujar dia, yang juga berhasil membawa pulang medali perunggu di Olimpiade Siswa Nasional (OSN) 2017.
Sementara itu, Rizky menilai ilmu geografi sangatlah luas dan bisa mengintegrasikan berbagai ilmu yang lain seperti ekonomi dan biologi. Selain belajar dari referensi berupa buku dan jurnal, dia juga suka menggali informasi seputar geografi dari berita.
"Saya juga belajar dari video-video di Youtube," jelas dia.
Sampai saat ini tercatat empat emas, 13 perak, dan tujuh perunggu yang telah disumbangkan siswa SMA Indonesia dari berbagai kompetisi internasional. Ke depan, akan datang tim olimpiade kebumian dan segera diberangkatkan pula tim olimpiade komputer.
"Semua yang berangkat meraih medali. Prestasi anak-anak kita ini sangat luar biasa. Posisi Indonesia berada di papan atas dan menengah untuk seluruh dunia," ujar Suharlan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Israel Serang Rafah, Sekjen PBB: Mohon Wujudkan Kesepakatan
- Viral Aksi Pembubaran Ibadah Mahasiswa Katolik Universitas Pamulang, Ini Kata SETARA Institute
- Kim Jong Un Ulang Tahun, Warga Korea Utara Diminta Ucapkan Sumpah Setia
- Aturan Baru Haji, Pemerintah Arab Saudi Larang Semua Orang Masuk Makkah Tanpa Izin, Termasuk Penduduk Setempat
- Peringatan Hari Buruh 2024, Buruh Tuntut Penghapusan Upah Murah hingga Pencabutan UU Cipta Kerja
Advertisement
Jadwal Pemadaman Listrik Rabu 8 Mei 2024 Jogja dan Sekitarnya, Cek Lokasinya!
Advertisement
Piknik dan Camping di Nawang Jagad Kaliurang: Info Lokasi, Jam Buka, dan Biaya Tiket Masuk
Advertisement
Berita Populer
- Kim Jong Un Ulang Tahun, Warga Korea Utara Diminta Ucapkan Sumpah Setia
- Hamas Terima Gencatan Senjata di Gaza, Begini Respon Kemenlu RI
- PBB Tegaskan Serangan Darat Israel ke Rafah Tak Dapat Ditoleransi
- KPK Buka Peluang Hadirkan Bendahara Umum Partai Nasdem di Sidang SYL
- Senator AS Ancam Sanksi Keras Jika Mahkamah Internasional Jatuhkan Perintah untuk Menangkap PM Israel
- Gempa Bumi Magnitudo 5,0 Landa Pacitan, BMKG Jelaskan Penyebabnya
- Viral Aksi Pembubaran Ibadah Mahasiswa Katolik Universitas Pamulang, Ini Kata SETARA Institute
Advertisement
Advertisement