Advertisement
Belum Lama Berangkulan Mesra dengan Jokowi di Asian Games, Prabowo Kembali Lancarkan Kritik
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA- Capres Prabowo Subianto kembali melancarkan kritikan ke pemerintah soal utang triliunan rupiah, meski belum samapi sepekan media memberitakan kemeseraannya saat berpelukan dengan capres pesaingnya Joko Widodo (Jokowi).
Bakal calon presiden (capres) Prabowo Subianto menjadi pembicara utama dalam acara bedah bukunya yang berjudul 'Paradoks Indonesia'. Dalam pidatonya, ia sempat melontarkan kritik kebijakan ekonomi oleh Pemerintah Indonesia saat ini.
Advertisement
Prabowo menilai Pemerintah Indonesia terus mengumpulkan utang dari pihak asing. Dirinya menyebut Indonesia mengumpulkan utang Rp 1 triliun per harinya.
"Utang pemerintah kita naik terus, naik terus. Sekarang hitungannya naiknya Rp1 triliun tiap hari," kata Prabowo di Hotel Sahid Jaya, Jakarta, Sabtu (1/9/2018).
Ketua Umum Partai Gerindra itu menyoroti fenomena ketimpangan antara jumlah penduduk kaya dengan penduduk miskin. Hal itu menurutnya dapat membuat Indonesia menjadi negara miskin.
"Indonesia terancam negara miskin selamanya. Di Indonesia 40 orang terkaya kekayaannya 584 ribu kali rata-rata orang Indonesia. Satu persen menguasai setengah kekayaan, 10 persen terkaya menguasai 75 persen kekayaan Indonesia," tutur Prabowo.
Bukan kali ini saja Prabowo mengkritik kinerja pemerintah. Berdasarkan catatan, beberapa kali Prabowo sempat melontarkan kritikan tajam kepada pemerintah. Sekitar Juni 2018 lalu Prabowo menyebut Indonesia sedang dalam keadaan 'state capture', suatu keadaan negara yang dikuasai pejabat, pihak swasta, dan pihak asing. Kondisi inilah yang membuat Tentara Nasional Indonesia (TNI) sekarang lemah.
Kritikan tersebut disampaikan Prabowo dalam akun Facebook-nya, Selasa (19/6/2018) melalui sebuah video. Video berdurasi 37 menit itu memuat pidato soal ekonomi-politik hingga pesan untuk para kader yang akan menghadapi pemungutan suara pilkada pada 27 Juni 2018.
Dia menilai kekayaan Indonesia sudah dikuasai asing. Hanya segelintir rakyat Indonesia alias kurang dari 1 persen atau tak lebih dari 300 keluarga yang bisa menikmati kekayaan Indonesia. TNI juga dinilainya lemah dan, siapa yang memiliki uang, dialah yang bisa berkuasa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Suara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Peringatan Hari Buruh 2024, Buruh Tuntut Penghapusan Upah Murah hingga Pencabutan UU Cipta Kerja
- Hakim MK Ragukan Keaslian Tanda Tangan Ketum PKN Anas Urbaningrum di Kasus Sengketa Pileg 2024
- Kasus Polisi Bunuh Diri di Jaksel, Kapolresta Manado Diperiksa Polda Sulawesi Utara
- Pengadilan Kriminal Internasional Dikabarkan Mengincar Netanyahu, Israel Panik
- Indonesia-Iran Jalin Kerja Sama Teknologi Pertanian
Advertisement
Orang Tua Harus Miliki Bekal untuk Mendidik Anak di Era Digital
Advertisement
Jadwal Agenda Wisata Jogja Sepanjang Bulan Mei 2024, Ada Pameran Buku Hingga Event Lari
Advertisement
Berita Populer
- AS Mengaku Belum Mendapat Tanggapan Hamas Soal Usulan Gencatan Senjata di Gaza
- Gabung Afsel, Turki Ajukan Kejahatan Genosida Israel ke Mahkamah Internasional
- Turki Stop Perdagangan dengan Israel. Buntut Pengiriman Bantuan ke Gaza Terhambat
- Jokowi Apresiasi Perjuangan Garuda Muda di Piala Asia U-23/2024
- Prancis Kecam Serangan Drone Israel k Konvois Bantuan Kemanusiaan Yordania di Gaza
- AHY Akan Deklarasikan Bali sebagai Pulau Lengkap
- Heboh AstraZeneca Akui Vaksin Miliknya Memberikan Efek Samping Pembekuan Darah
Advertisement
Advertisement