Advertisement
Sempat Ditutup karena Kebakaran Lahan, Jalur Pendakian Lawu Dibuka Kembali
Advertisement
Harianjogja.com, KARANGANYAR -- Kebakaran semak Perhutani di Gunung Lawu dipastikan sudah padam. Karenanya, jalur pendakian dibuka kembali, Senin (8/10/2018).
Api membakar semak di area Cokro Suryo sekitar pos 4 tapi di luar jalur pendakian. Kendati demikian, seluruh pendaki tetap diminta untuk turun.
Advertisement
Sejumlah sukarelawan dari Anak Gunung Lawu (AGL), Tim SAR, SAR UNS, Perhutani, dan lain-lain berupaya mengevakuasi pendaki yang masih berada di puncak maupun yang perjalanan naik ke puncak.
Disparpora menutup pendakian ke Gunung Lawu pada Minggu. Api berhasil dipadamkan hari itu juga.
Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Karanganyar, Titis Sri Jawoto, menuturkan jalur pendakian kembali dibuka pada Senin (8/10/2018).
"Iya memang sempat kami tutup karena kebakaran dan fokus tim di lapangan saat itu adalah mengevakuasi pendaki. Pagi ini kami menindaklanjuti laporan dari tim di lapangan. Kondisi sudah stabil. Jadi kami buka kembali jalur pendakian," kata Titis, Senin.
Titis menuturkan lokasi kebakaran di sekitar pos 4 itu tidak banyak ditumbuhi pepohonan. Hanya terdapat semak di antara bebatuan.
Oleh karena itu api tidak merembet ke semak lain karena lokasi didominasi bebatuan. Titis mengingatkan pendaki untuk selalu waspada saat mendaki. Dia juga berharap pendaki ikut menjaga lingkungan.
"Tidak merembet. Begitu bahan bakar [semak] habis ya sudah. Kami berharap pendaki waspada. Musim kemarau rawan kebakaran," tutur dia.
Sementara itu, kebakaran juga terjadi di hutan milik Perum Perhutani KPH Solo, tepatnya di petak 21 RPH Tambak di Desa Tengklik, Kecamatan Tawangmangu.
Api diketahui pada Senin pukul 11.00 WIB dan berhasil dipadamkan pada 15.30 WIB. Plt. Kapolsek Tawangmangu, Iptu Ismugiyanto, mewakili Kapolres Karanganyar, AKBP Henik Maryanto, menyampaikan kebakaran terjadi pada area hutan di luar jalur pendakian.
"Kebakaran hutan, bukan di jalur pendakian. Jaraknya jauh dari permukiman warga. Dipadamkan gotong royong dan manual. Ada sukarelawan Mantap, LMDH, Polsek Tawangmangu, Perhutani, warga, dan lain-lain. Sudah padam. Penyebabnya bisa jadi karena faktor alam," tutur dia saat dihubungi Solopos.com, Senin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : suara.com
Berita Lainnya
- Peringati Dies Natalis, UT Surakarta Gelar Turnamen Futsal Tingkat Pelajar
- Breaking News! Alasan Keamanan, Laga Indonesia Vs Guinea Digelar Tanpa Penonton
- Masih Ada Seratusan Anak di Solo Tidak dan Putus Sekolah Luput dari Pendataan
- Indonesia Debutan jadi Juara 4 Piala Asia U-23, Malaysia di Posisi Buncit
Berita Pilihan
- Peringatan Hari Buruh 2024, Buruh Tuntut Penghapusan Upah Murah hingga Pencabutan UU Cipta Kerja
- Hakim MK Ragukan Keaslian Tanda Tangan Ketum PKN Anas Urbaningrum di Kasus Sengketa Pileg 2024
- Kasus Polisi Bunuh Diri di Jaksel, Kapolresta Manado Diperiksa Polda Sulawesi Utara
- Pengadilan Kriminal Internasional Dikabarkan Mengincar Netanyahu, Israel Panik
- Indonesia-Iran Jalin Kerja Sama Teknologi Pertanian
Advertisement
Antusiasme Pelamar Tinggi, KPU Kota Jogja Sebut Kebutuhan PPK Pilkada 2024 Telah Terpenuhi
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Jokowi Apresiasi Perjuangan Garuda Muda di Piala Asia U-23/2024
- Prancis Kecam Serangan Drone Israel k Konvois Bantuan Kemanusiaan Yordania di Gaza
- AHY Akan Deklarasikan Bali sebagai Pulau Lengkap
- Heboh AstraZeneca Akui Vaksin Miliknya Memberikan Efek Samping Pembekuan Darah
- MUI Desak Mahkamah Pidana Internasional Tak Ragu Tangkap Benyamin Netanyahu
- Kepada Presiden Terpilih Prabowo, Luhut Berpesan Jangan Bawa Orang Toxic ke Kabinet
- Arab Saudi Tangkap Warganya yang Bicarakan Perang Hamas-Israel di Media Sosial
Advertisement
Advertisement