Advertisement
Presiden Trump Ngotot AS Teruskan Perdagangan Senjata dengan Arab Saudi
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Tekanan sejumlah negara agar Amerika Serikat mencabut perjanjian perdagangan senjata dengan Arab Saudi, tak menggoyahkan keputusan Presiden AS Donald Trump. Dia mengatakan akan mencari cara lain untuk menghukum Arab Saudi terkait hilangnya jurnalis Jamal Khashoggi.
Trump menilai membatalkan perdagangan senjata justru akan merugikan AS. "Saya rasa kita justru akan menghukum diri sendiri jika melakukan itu. Ada cara lain yang bisa kita lakukan dan sangat, sangat kuat dan kita akan melakukannya," ujarnya seperti dilansir Reuters, Minggu (14/10/2018).
Advertisement
Namun, Trump tidak menjelaskannya dengan detail.
Pemerintahan Trump telah menjalin hubungan yang erat dengan Arab Saudi, terutama setelah Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman berkunjung ke Negeri Paman Sam pada paruh pertama 2018.
Baik Partai Republik maupun Partai Demokrat telah meminta Pemerintah AS untuk mengambil tindakan tegas. Sebelum kasus Khashoggi muncul, banyak yang sudah menyampaikan kekhawatiran terkait langkah koalisi yang dipimpin Arab Saudi di Perang Yaman, yang menimbulkan banyak korban dari warga sipil.
Berdasarkan hukum AS, penjualan senjata militer dalam jumlah besar bisa diblokir oleh Kongres. Saat ini, beberapa kontraktor keamanan dari AS, termasuk Lockheed Martin Corp dan Raytheon Co, adalah beberapa yang mendapatkan keuntungan dari kedekatan hubungan AS dan Arab Saudi.
Pada Sabtu (13/10), Trump mengungkapkan pemerintahannya mendapatkan order militer sebesar US$110 miliar dan bahwa kesepakatan dagang itu, bersama dengan komitmen investasi dari Arab Saudi, bernilai ratusan ribu pekerjaan di AS.
"Jika mereka tidak membelinya dari kita, mereka akan membelinya dari Rusia atau China. Bayangkan, US$110 miliar. Mereka akan membelinya dari negara lain dan saya rasa itu sangat bodoh," ucapnya.
Trump menyatakan akan berbicara dengan Raja Salman pada akhir pekan ini untuk bertanya mengenai apa yang terjadi.
Khashoggi dikenal sebagai jurnalis yang sering mengritik Arab Saudi. Dia terakhir kali terlihat sepekan lalu ketika masuk ke gedung Konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki untuk mengurus dokumen pernikahannya.
Tunangannya, yang menunggu di luar gedung, mengungkapkan Khashoggi tidak keluar lagi.
Hilangnya Khashoggi mendapat perhatian dari dunia dan membuat Arab Saudi mendapat tekanan. Prancis meminta otoritas Arab Saudi memberikan penjelasan tentang hal ini, sedangkan Pemerintah Turki meminta Konsulat Arab Saudi di Istanbul untuk digeledah.
Adapun Arab Saudi membantah terlibat dalam peristiwa ini ataupun membunuh Khashoggi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Reuters, Kabar24.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Golkar Targetkan Kemenangan Pilkada 2024 di Atas 70%
- Mayat Perempuan Ditemukan di Dalam Koper dengan Kondisi Penuh Luka di Cikarang
- Pascaputusan MK dan Penetapan KPU, Mungkin Akan Ada Susunan Koalisi Baru Prabowo-Gibran
- Siap-Siap! Penerapan SLFF di Tol Sebelum Oktober 2024
- Ditanya soal Kemungkinan Maju di Pilkada, Kaesang Memilih Ini
Advertisement
Joko Pinurbo Meninggal, Kemendikbudristek: Penyair Legendaris Tuai Beragam Penghargaan
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- Jadi Markas Pungli Pegawai KPK, 2 Rutan Ditutup
- KPK Tetapkan 2 Tersangka baru Korupdi Proyek Fiktif PT Amarta Karya
- 1.119 WNI Berhasil Dipulangkan ke Tanah Air dari Zona Konflik hingga Bencana Alam
- Pembangunan Rusun ASN di IKN Capai 40 Persen
- Pemerintah Terbitkan Aturan Turunan Terkait Tindak Pidana Kekerasan Seksual
- Pembangunan Jalan Sumbu Kebangsaan IKN Capai 80 Persen
- Predksi BMKG: Seluruh Wilayah Indonesia Hujan Lebat Hari Ini
Advertisement
Advertisement