Advertisement
Lawan Penentang, Arab Saudi Kerahkan Tentara Twitter?
Advertisement
Harianjogja.com, WASHINGTON-Arab Saudi mengerahkan tentara maya untuk melecehkan wartawan pembangkang Jamal Khashoggi dan penentang lain kerajaan itu di Twitter, kata "New York Times" pada Sabtu.
Upaya menyerang Khashoggi dan orang berpengaruh Saudi, serta mempengaruhi pendapat umum terhadap mereka di medan gaul, termasuk yang disebut kebun hasutan berpusat di Riyadh dan dugaan mata-mata di Twitter, yang dimanfaatkan kerajaan itu untuk memantau alamat pengguna, kata "New York Times".
Advertisement
Twitter menolak menanggapi. Wakil dari kedutaan Saudi di Washington tidak menjawab permintaan untuk tanggapan.
Pejabat Saudi pada Sabtu menyatakan kolumnis "Washington Post", Khashoggi, meninggal dalam perkelahian di konsulat Istanbul-nya.
Pejabat Turki menyatakan Khashoggi dibunuh dan dikerat oleh pasukan keamanan Saudi.
"The Times" melaporkan bahwa penggerak Saudi memulai gerakan medan gaul untuk melecehkan penentang pada 2010. Saud al-Qahtani, penasihat Putra Mahkota Mohammed bin Salman, menciptakan siasat di balik upaya itu, kata surat kabar tersebut, mengutip keterangan pejabat Amerika Serikat dan Saudi.
Qahtani adalah salah satu dari lima pejabat dipecat Raja Saudi Salman, kata media negara Saudi, sesudah terjadi silang pendapat dunia atas hilangnya Khashoggi.
"The Times" juga mengutip laporan perusahaan konsultan McKinsey & Co, yang membahas pendapat umum tentang langkah penghematan ekonomi, yang diumumkan Arab Saudi pada 2015.
Surat kabar itu, yang memperoleh salinan laporan sembilan halaman tersebut, menyatakan perasaan lebih banyak buruk daripada baik dan bahwa percakapan itu didorong tiga orang, yang disebut laporan tersebut.
Sesudah laporan McKinsey itu dikeluarkan, salah satu dari ketiganya ditangkap, yang kedua menyatakan pemerintah menangkap dua saudaranya dan meretas telepon sakunya, serta alamat Twitter yang ketiga ditutup, kata "The Times".
Pernyataan McKinsey mengatakan "ngeri" kemungkinan laporannya digunakan untuk membidik orang dan itu tidak disiapkan untuk kalangan pemerintah. McKinsey menyatakan menyelidiki bagaimana dan dengan siapa naskah itu dibagikan.
"Kami tidak pernah ditugaskan siapapun pejabat di Arab Saudi untuk membuat laporan dalam bentuk apa pun untuk menyebutkan penentang," kata McKinsey, "Dalam pekerjaan kami dengan pemerintah, McKinsey belum dan tidak akan pernah terlibat dalam pekerjaan apa pun, yang menyasar orang berdasarkan atas pandangan mereka."
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Peringatan Hari Buruh 2024, Buruh Tuntut Penghapusan Upah Murah hingga Pencabutan UU Cipta Kerja
- Hakim MK Ragukan Keaslian Tanda Tangan Ketum PKN Anas Urbaningrum di Kasus Sengketa Pileg 2024
- Kasus Polisi Bunuh Diri di Jaksel, Kapolresta Manado Diperiksa Polda Sulawesi Utara
- Pengadilan Kriminal Internasional Dikabarkan Mengincar Netanyahu, Israel Panik
- Indonesia-Iran Jalin Kerja Sama Teknologi Pertanian
Advertisement
Perumdam Tirta Projotamansari Tempati Gedung Baru Mulai Hari Ini
Advertisement
Peringati Hari Pendidikan Nasional dengan Mengunjungi Museum Dewantara Kirti Griya Tamansiswa di Jogja
Advertisement
Berita Populer
- PBB Sebut Evakuasi Warga Rafah Butuh Waktu 10 Hari
- Mengaku Siap Pindah ke Ibu Kota Baru, Begini Komentar Sandiaga soal Rumah Menteri di IKN
- Kunker Jokowi Diduga karena Menghindari Demo Hari Buruh, Istana Bilang Begini
- Polisi Tangkap 300 Demonstran Pro Palestina di New York
- Fakta-fakta Seputar Korupsi SYL yang Terungkap di Persidangan, dari Beli Mobil, Kaca Mata hingga Bayar Biduan
- Polisi Tembak Gas-Peluru Karet Saat Demo Buruh di Turki, Ratusan Orang Ditangkap
- Paus Fransiskus Kecam Industri Senjata Ambil Untung dari Kematian
Advertisement
Advertisement