Advertisement
Alumni 212 Kapitra Ampera Sebut Orator Aksi Bela Tauhid Bakal Masuk Neraka
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA- Aksi Bela Tauhid yang digelar Jumat (26/10/2018) diwarnai orasi yang menyudutkan pemerintahan Joko Widodo.
Kapitra Ampera, alumni aksi 212 sekaligus eks pengacara Habib Rizieq Shihab, menyebut orator aksi bela tauhid yang mengatakan haram memilih Jokowi pada Pilpres 2018 akan masuk neraka.
Advertisement
Sebenarnya, aksi bela tauhid yang digelar, Jumat (26/10/2018), untuk memprotes pembakaran bendera HTI oleh Banser Nahdlatul Ulama di Garut, Jawa Barat, Minggu (21/10/2018) akhir pekan lalu.
Namun, dalam salah satu orasi yang disampaikan oleh peserta aksi, malah berisikan ketidaklayakan Jokowi kembali maju sebagai calon presiden.
"Yang ngomong kali masuk neraka, daun jatuh saja itu salah Jokowi. Zalim itu. Menuding orang, fitnah, itu dosa kekal di neraka," kata Kapitra di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Jumat (26/10/2018).
Atas adanya orasi itu, Kapitra semakin meyakini ada kepentingan politik di balik aksi tersebut. Menurut Kapitra, aksi itu dijadikan momentum bagi pihak-pihak yang ingin menjatuhkan Jokowi.
"Setiap gerakan sekarang ditumpangi politik pihak sebelah. Tak murni lagi. Mereka mencari momen, ciptakan momen bagaimana serang presiden Jokowi tanpa ampun," ujarnya.
Kapitra menambahkan, dirinya tak mengkhawatirkan upaya menurunkan elektabilitas Jokowi di tengah-tengah massa dengan jumlah yang sangat banyak.
"Saya pikir tidak. Itu mobilisasi saja. Di luar itu, mereka akan kembali ke jati diri," pungkasnya.
Untuk diketahui, ratusan orang Aksi Bela Tauhid menilai pemerintahan Jokowi anti-Islam. Mereka menuduh pemerintahan Jokowi mengkriminalisasi ulama.
Dalam orasinya, ia mencontohkan kejadian pembakaran bendera tauhid dan tuduhan terhadap Rizieq Shihab yang sempat menjadi tersangka pornografi dan buron ke Arab Saudi.
Orator itu menilai Jokowi tidak layak untuk dipilih menjadi presiden untuk kali kedua. Hal ini dikatakan di tengah aksi yang sedang berlangsung di depan Gedung Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan. Ia menilai rezim Joko Widodo merupakan rezim haram.
"Kalau seperti ini, Joko Widodo itu haram atau halal untuk dipilih?" tanya orator.
Peserta serentak menjawab, "Haram!"
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Suara.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Peringatan Hari Buruh 2024, Buruh Tuntut Penghapusan Upah Murah hingga Pencabutan UU Cipta Kerja
- Hakim MK Ragukan Keaslian Tanda Tangan Ketum PKN Anas Urbaningrum di Kasus Sengketa Pileg 2024
- Kasus Polisi Bunuh Diri di Jaksel, Kapolresta Manado Diperiksa Polda Sulawesi Utara
- Pengadilan Kriminal Internasional Dikabarkan Mengincar Netanyahu, Israel Panik
- Indonesia-Iran Jalin Kerja Sama Teknologi Pertanian
Advertisement
Hardiknas 2024, Bayar UKT Mahasiswa Terjebak Pinjol Hingga Gadaikan Barang
Advertisement
Jadwal Agenda Wisata Jogja Sepanjang Bulan Mei 2024, Ada Pameran Buku Hingga Event Lari
Advertisement
Berita Populer
- Polisi Tembak Gas-Peluru Karet Saat Demo Buruh di Turki, Ratusan Orang Ditangkap
- Paus Fransiskus Kecam Industri Senjata Ambil Untung dari Kematian
- Update Harga Pangan 2 Mei: Komoditas Beras dan Bawang Putih Naik
- BMKG Pastikan Udara Panas di Indonesia Akhir-akhir Ini Bukan Heatwave, Ini Penjelasannya
- Peringati Hardiknas Terakhir, Mendikbud Nadiem Ingin Merdeka Belajar Terus Dilanjutkan
- Menko Airlangga Isi Kuliah Tamu di LSE: Indonesia On-Track Capai Visi Indonesia Emas 2045
- Orang Tua Diminta Awasi Aktivitas Anak di internet untuk Cegah Child Grooming
Advertisement
Advertisement