Advertisement
Bianglala Terbalik, Pengelola Pasar Malam Sekaten Bisa Dijerat Pidana
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Insiden terbaliknya wahana permainan bianglala di Pasar Malam Perayaan Sekaten (PMPS) di Alun-Alun Utara Jogja bisa diseret ke ranah pidana.
Mabes Polri berencana mempidanakan pengelola pasar malam perayaan sekaten Yogyakarta jika ditemukan unsur kealpaan pada saat terjadi insiden terbaliknya bianglala yang menyebabkan beberapa penumpang nyaris jatuh.
Advertisement
Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Irjen Setyo Wasisto mengatakan Kepolisian setempat masih menyelidiki insiden terbaliknya wahana bianglala pada Minggu (11/11/2018) di Sekaten Yogyakarta. Menurutnya, jika berdasarkan hasil penyelidikan nanti ditemukan adanya unsur kealpaan yang dilakukan pengelola pasar malam, maka pengelola dapat dijerat dengan Pasal 359 KUHP tentang Tindak Pidana Kealapaan dengan ancaman pidana penjara maksimal 5 tahun.
"Bisa saja dijerat dengan pasal itu jika ditemukan ada kelalaian. Nanti akan di cek semua prosedurnya, sparepart wahana itu, suku cadang dan lainnya jika harusnya diganti ternyata tidak, maka dia [pengelola] bisa dikenakan Pasal Kelalaian," tuturnya, Senin (12/11/2018).
Setyo menjelaskan meskipun tidak ada korban jiwa pada insiden wahana bianglala terbalik itu, namun pengelola tetap dapat dipidanakan. Pasalnya, Setyo menilai Tindak Pidana Kealpaan bisa dijerat kepada pengelola jika ada pengunjung yang luka-luka karena menggunakan wahata tersebut.
"Kalalaian itu bisa dijerat bukan hanya kepada korban jiwa saja, tetapi misalnya korban mengalami luka-luka juga bisa dikenakan pidana itu," katanya.
Sebuah wahana bianglala gagal beroperasi di arena Pasar Malam Perayaan Sekaten (PMPS) di Alun-Alun Utara Kota Jogja, Minggu (11/11/2018) malam. Akibatnya sejumlah penumpang nyaris berjatuhan karena kabin terbalik.
Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 19.30 WIB. Bianglala berjumlah 18 kabin dengan ketinggian sekitar 20 meter terisi penumpang di beberapa gerbong. Salah satu kabin tiba-tiba terbalik sehingga kabin lainnya menjadi tidak normal mengikuti putaran.
Berbeda dengan bianglala pada umumnya yang gerbongnya tertutup rapat, wahana ini justru terbuka, desain kabin hanya atap pintu masuk, penutup samping, tempat duduk dan meja. Masih ada celah sekitar 50 sentimeter bagi penumpanya untuk melihat kondisi luar. Celah itulah yang membuat penumpang bisa jatuh saat gerbong terbalik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Peringatan Hari Buruh 2024, Buruh Tuntut Penghapusan Upah Murah hingga Pencabutan UU Cipta Kerja
- Hakim MK Ragukan Keaslian Tanda Tangan Ketum PKN Anas Urbaningrum di Kasus Sengketa Pileg 2024
- Kasus Polisi Bunuh Diri di Jaksel, Kapolresta Manado Diperiksa Polda Sulawesi Utara
- Pengadilan Kriminal Internasional Dikabarkan Mengincar Netanyahu, Israel Panik
- Indonesia-Iran Jalin Kerja Sama Teknologi Pertanian
Advertisement
Start dari PLN Wates, Kosmik Jogja Touring Motor Listrik Ke Pangandaran
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Seleksi ASN 2024 Segera Dibuka Bulan Depan, Ada 1,2 Juta Lowongan
- Respon Ajakan Prabowo, Presiden Ingin Pertemuan Presidential Club Digelar Dua Hari Sekali
- Banjir Setinggi 3 Meter di Luwu Sulsel Sebabkan 14 Warga Meninggal Dunia
- Aturan Barang dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Zulhas Minta Jastiper Taati Hukum
- Otorita IKN Peroleh Hibah Kota Cerdas dari Amerika Serikat Senilai Rp31 Miliar
- Gerindra Pastikan Usung Dedi Mulyadi untuk Pilgub Jabar 2024
- BNPB Kerahkan Helikopter untuk Evakuasi Korban Erupsi Gunung Raung
Advertisement
Advertisement