Advertisement
Kubu Prabowo dan Jokowi Saling Sindir soal Genderuwo Ekonomi
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA– Masing-masing kubu Prabowo dan Jokowi hingga kini saling tuding dengan memakai istilah genderuwo. Istilah politik genderuwo tenar setelah dilontarkan capres nomor urut 01 Joko Widodo.
Juru bicara Tim Kampanye Nasional Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Ace Hasan Syadzily menilai sosok genderuwo yang sedang tenar pada kontestasi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 itu adalah mereka yang suka menakuti dengan menyebut situasi ekonomi Indonesia tengah buruk.
Advertisement
Pernyataan Ace itu menanggapi apa yang disampaikan calon wakil presiden nomor urut 02 Sandiaga Uno yang meminta pemerintah mewaspadai para "genderuwo" ekonomi, mulai dari ekonomi rente hingga pangan.
"Bagi kami, genderuwo ekonomi tercermin dari pernyataan para politisi yang selalu menakut-nakuti rakyat dengan narasi yang pesimistis dan ketidakpastian ekonomi yang sebetulnya tidak sesuai dengan fakta objektif yang dihadapi masyarakat," ujar Ace dalam keterangan tertulisnya yang diterima Selasa (13/11/2018).
Ace mencontohkan narasi-narasi pesimistis yang pernah disampaikan pasangan capres-cawapres nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Di antaranya Indonesia akan bubar di tahun 2030, rakyat Indonesia 99% hidup pas-pasan, harga-harga bahan pokok di pasar naik, tempe setipis ATM, chicken rice di Singapura lebih murah dibandingkan di Jakarta, dan lain-lain.
Menurut Ace, narasi-narasi tersebut malah membuat rakyat seakan-akan takut. Sementara itu, ia menyangsikan fakta-fakta yang disampaikan Prabowo-Sandiaga dan tim pemenangannya.
"Pak Jokowi telah melakukan pengecekan langsung di pasar untuk memastikan harga-harga kebutuhan pokok itu apakah sesuai dengan yang dituduhkan. Ternyata kenyataan tidak. Harga-harga stabil sebagaimana data inflasi yang selalu terkendali selama pemerintahan Jokowi," jelasnya.
Ketua DPP Partai Golkar itu memaklumi perbedaan pandangan politik itu merupakan bagian dari proses demokrasi. Namun, ia menyayangkan adanya upaya menciptakan ketakutan ekonomi yang sangat membahayakan bagi rakyat.
"Kami tahu bahwa tujuan dari narasi itu adalah bagian dari mencari simpati rakyat. Namun apakah harus dengan cara begitu kita ingin mendapat simpati rakyat yang justu merugikan rakyat itu sendiri? " pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Okezone.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Peringatan Hari Buruh 2024, Buruh Tuntut Penghapusan Upah Murah hingga Pencabutan UU Cipta Kerja
- Hakim MK Ragukan Keaslian Tanda Tangan Ketum PKN Anas Urbaningrum di Kasus Sengketa Pileg 2024
- Kasus Polisi Bunuh Diri di Jaksel, Kapolresta Manado Diperiksa Polda Sulawesi Utara
- Pengadilan Kriminal Internasional Dikabarkan Mengincar Netanyahu, Israel Panik
- Indonesia-Iran Jalin Kerja Sama Teknologi Pertanian
Advertisement
Orang Tua Harus Miliki Bekal untuk Mendidik Anak di Era Digital
Advertisement
Jadwal Agenda Wisata Jogja Sepanjang Bulan Mei 2024, Ada Pameran Buku Hingga Event Lari
Advertisement
Berita Populer
- AS Mengaku Belum Mendapat Tanggapan Hamas Soal Usulan Gencatan Senjata di Gaza
- Gabung Afsel, Turki Ajukan Kejahatan Genosida Israel ke Mahkamah Internasional
- Turki Stop Perdagangan dengan Israel. Buntut Pengiriman Bantuan ke Gaza Terhambat
- Jokowi Apresiasi Perjuangan Garuda Muda di Piala Asia U-23/2024
- Prancis Kecam Serangan Drone Israel k Konvois Bantuan Kemanusiaan Yordania di Gaza
- AHY Akan Deklarasikan Bali sebagai Pulau Lengkap
- Heboh AstraZeneca Akui Vaksin Miliknya Memberikan Efek Samping Pembekuan Darah
Advertisement
Advertisement