Advertisement
Isu Poligami, Farhat Abbas : PSI Rugikan Jokowi
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA- Gara-gara polemik soal isu poligami, sesama kubu Jokowi pecah suara.
Calon Anggota DPR RI dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang juga pengacara kondang Farhat Abbas menilai pernyataan Ketua Umum PSI Grace Natalie soal larangan poligami dapat merugikan calon presiden pasangan nomor urut satu Joko Widodo.
Advertisement
Sebab kata Farhat, seakan-seakan Jokowi melarang poligami bagi rakyat Indonesia.
"Pernyataan pernyataan Ketua Umum PSI ini merugikan Jokowi jadi seolah olah nanti pak Jokowi melarang poligami," ujar Farhat seusai menghadiri Haul Ke -9 Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan Konsolidasi Caleg Partai Kebangkitan Bangsa Pemilu 2019 di Balai Sarbini, Jakarta, Senin (17/12/2019).
Karena itu ia menyebut pernyataan Grace merugikan pasangan capres -cawapres yang diusung Koalisi Indonesia Kerja (KIK). Farhat menyarankan kepada PSI untuk tidak banyak bermimpi dan membuat kontroversi yang dapat merugikan Jokowi. Pasalnya PSI merupakan partai baru yang belum mempunyai kursi.
"Jadi pernyataan Grace itu merugikan Jokowi dan sebagai partai kecil yang belum punya kursi nggak usah terlalu banyak mimpi dan cerita belum jadi apa apa sudah mau membuat satu kontroversi dengan cara cara itu dan ini sangat merugikan pak Jokowi dari awal saya sudah minta [dikeluarkan]," tandasnya.
Sebelumnya, Ketua Umum PSI Grace Natalie sebelumnya menegaskan, bakal memperjuangkan diberlakukannya larangan poligami bagi pejabat publik di tingkat eksekutif, legislatif, yudikatif hingga aparatur sipil negara (ASN).
"PSI tidak akan pernah mendukung poligami. Tak akan ada kader, pengurus, dan anggota legislatif dari partai ini yang boleh mempraktikkan poligami," ujar Grace dalam pidato politiknya pada Festival 11 di Surabaya, Selasa (11/12/2018) malam.
Ia menegaskan, akan memperjuangkan revisi atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, yang membolehkan poligami. Riset LBH APIK tentang poligami, kata dia, menyimpulkan bahwa pada umumnya praktik poligami menyebabkan ketidakadilan, termasuk menyakiti perempuan anak yang ditelantarkan.
"PSI tidak ingin negara secara tidak langsung melanggengkan ketidakadilan terhadap perempuan, dan kami percaya perjuangan keadilan dan penghapusan diskriminasi harus dimulai dari keluarga, dari rumah," ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Suara.com
Berita Lainnya
- Boston Celtics Kalahkan Cleveland Cavaliers di Semifinal NBA Wilayah Timur
- Penerbangan Carter Umrah Masih Dimungkinkan Dibuka di Bandara Adi Soemarmo Solo
- Pemkot Solo Gelar Nobar Timnas vs Guinea, Ini Rekayasa Lalu Lintas di Jensud
- Dico dan Raffi Ahmad Foto Bareng Munculkan Spekulasi, Ini Respons Golkar Jateng
Berita Pilihan
- KPU Purworejo Digugat ke PTUN Oleh Caleg Nasdem
- Usulan Presidential Club Prabowo Didukung Zulkifli Hasan
- Kepala Rutan Nonaktif KPK Ajukan Praperadilan Kasus Pungli
- Sidang Sengketa Pilpres, Hakim Ingatkan Tegur Ketua KPU Agar Tidak Tertidur
- Gelombang Panas Melanda Asia, Ini Dampaknya di Indonesia Menurut BMKG
Advertisement
Masuk Awal Kemarau, BPBD DIY Pastikan DIY Tidak Perpanjang Status Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi
Advertisement
Grand Rohan Jogja Hadirkan Fasilitas Family Room untuk Liburan Bersama Keluarga
Advertisement
Berita Populer
- Indonesia Kecam Serangan Militer Israel ke Rafah
- Waspada! Marak Penipuan dengan Modus Mengirimkan Email Palsu
- Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Mataram dan Bali, Warga Berhamburan
- Gunung Ibu Halmahera Erupsi, Lontarkan Abu Ketinggian 2 Kilometer
- Tak Lagi Dianggap Bagian dari PDI Perjuangan, Begini Respons Jokowi
- Wacana Prabowo-Gibran Tambah Kementerian, Pakar: Harus Ubah Regulasi
- Desak Israel Berhenti Menyerang Rafah, China: Itu Kejahatan Kemanusian
Advertisement
Advertisement