Advertisement
Diculik dan Disandera Abu Sayyaf 4 Bulan Lebih, Seorang WNI Akhirnya Kembali ke Keluarga
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA -- Nasib baik dialami Samsul Saguni, warga Polewali, Mandar, Sulawesi Barat . Pria yang sempat menjadi korban penyanderaan kelompok bersenjata di Filipina akhirnya sudah kembali bertemu keluarganya, Jumat (18/1/2019).
Samsul (39) yang pulang ke Indonesia didampingi Duta Besar Indonesia untuk Filipina Sonny Sarundajang bertemu dengan istri dan anaknya dalam upacara serah terima dengan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu). Hadir pula dalam kesempatan tersebut Wakil Bupati Majene H. Hidayat.
Advertisement
"Pembebasan ini melibatkan proses yang sangat sulit dan berbahaya. Namun, hal tersebut dilakukan oleh pemerintah demi melindungi nyawa warga negaranya. Karena itu, rasa syukur kita dengan hal ini agar diekspresikan sebaik mungkin. Apalagi, masih ada dua sandera yang belum bebas," ujar Wakil Menteri Luar Negeri A.M. Fachir dalam sambutannya di depan keluarga, seperti disampaikan dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis, Sabtu (19/1).
Samsul diculik di perairan Pulau Gaya, Semporna, Sabah bersama salah satu rekannya, Usman Yunus, pada Selasa (11/9/2018). Samsul disandera oleh kelompok kriminal bersenjata di Pulau Sulu, Filipina Selatan selama 4 bulan 4 hari dan bebas pada Selasa (15/1).
Sementara itu, Usman telah terlebih dahulu dibebaskan pada Jumat (7/12/2018).
Penyanderaan Samsul sempat menjadi perhatian publik tatkala video penyanderaannya beredar di media Malaysia pada Jumat (4/1). Dalam video singkat tersebut, Samsul tampak dikelilingi sejumlah pria bersenjata laras panjang dan meminta pertolongan untuk dibebaskan.
Samsul adalah nelayan WNI keempat asal Majene, Sulawesi Barat (Sulbar) yang diculik di perairan Sabah dan dibebaskan dari penyanderaan. Selain Samsul dan Usman, sebelumnya terdapat Sawal dan Saparudin yang diculik pada November 2016 dan dibebaskan pada September 2017.
Menyusul rawannya penculikan di perairan Sabah yang mengancam keselamatan WNI, Hidayat menjelaskan Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Majene dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulbar telah mengeluarkan larangan bagi warganya untuk bekerja sebagai nelayan di Sabah, Malaysia. Sebagai alternatif, otoritas setempat mendorong pengembangan industri penangkapan ikan laut di daerahnya.
"Kami tidak ingin mereka kembali bekerja di Sabah, Malaysia. Kami bersama Pemprov sudah membeli kapal dan mempekerjakan para nelayan eks Sabah ini, termasuk Saparudin yang bebas pada 2017. Insyaallah, Samsul juga akan bekerja di situ," tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
- Dico dan Raffi Ahmad Foto Bareng Munculkan Spekulasi, Ini Respons Golkar Jateng
- Terbongkar! Pejabat Kementan Patungan Rp1 Miliar untuk Biayai Umrah SYL
- Arsip Indarung I Semen Padang Ditetapkan Jadi Memory of the World Asia Pacific
- Presiden NOC Prancis Doakan Timnas Indonesia Lolos ke Olimpiade Paris
Berita Pilihan
- KPU Purworejo Digugat ke PTUN oleh Caleg Nasdem
- Usulan Presidential Club Prabowo Didukung Zulkifli Hasan
- Kepala Rutan Nonaktif KPK Ajukan Praperadilan Kasus Pungli
- Sidang Sengketa Pilpres, Hakim Ingatkan Tegur Ketua KPU Agar Tidak Tertidur
- Gelombang Panas Melanda Asia, Ini Dampaknya di Indonesia Menurut BMKG
Advertisement
Masuk Awal Kemarau, BPBD DIY Pastikan DIY Tidak Perpanjang Status Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi
Advertisement
Grand Rohan Jogja Hadirkan Fasilitas Family Room untuk Liburan Bersama Keluarga
Advertisement
Berita Populer
- Indonesia Kecam Serangan Militer Israel ke Rafah
- Waspada! Marak Penipuan dengan Modus Mengirimkan Email Palsu
- Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Mataram dan Bali, Warga Berhamburan
- Gunung Ibu Halmahera Erupsi, Lontarkan Abu Ketinggian 2 Kilometer
- Tak Lagi Dianggap Bagian dari PDI Perjuangan, Begini Respons Jokowi
- Wacana Prabowo-Gibran Tambah Kementerian, Pakar: Harus Ubah Regulasi
- Desak Israel Berhenti Menyerang Rafah, China: Itu Kejahatan Kemanusian
Advertisement
Advertisement