Advertisement
Data para Pengidap HIV di Singapura Bocor ke Publik
Advertisement
Harianjogja.com, SINGAPURA – Seorang warga AS pengidap HIV yang telah dideportasi dari Singapura membocorkan data pribadi 14.200 warga Singapura dan warga asing di negeri itu yang didiagnosa mengidap virus itu.
Sang pelaku, Mikhy Farrera Brochez, tinggal di Singapura sejak 2008 silam dan pada 2017 ditangkap dan didakwa atas sejumlah kasus penyalahgunaan obat dan penipuan. Dia juga terbukti berbohong pada Kementerian Ketenagakerjaan terkait status HIV-nya.
Advertisement
Anadolu Agency melaporkan Brochez ditahan pada Juni 2016, dijatuhi hukuman penjara 28 bulan, dan lantas dideportasi dari Singapura pada April 2018 setelah masa hukumannya selesai.
Pembocoran itu seperti diungkapkan Kementerian Kesehatan Singapura pada Senin (28/1/2019) dilakukan Brochez pekan lalu.
Dia mengunggah di Internet berbagai data pribadi 5.400 warga Singapura yang didiagnosa mengidap HIV hingga Januari 2013 dan 8.000 warga asing yang didiagnosa hingga Desember 2011.
Data yang diungkapkan mencakup nama, nomor identitas, nomor telepon, serta alamat. Sebagai reaksi atas merebaknya kasus AIDS pada 1980-an, banyak negara yang lantas melarang masuk wisatawan dan pekerja asing yang mengidap HIV.
Singapura menjadi satu dari sedikit negara maju yang masih mempertahankan sejumlah pelarangan pada pengunjung jangka panjang dan pekerja yang mengidap HIV.
Kementerian Kesehatan Singapura baru sadar pada Mei 2016 silam bahwa Brochez memiliki informasi rahasia mengenai para pengidap HIV itu yang kemungkinan berasal dari data HIV milik pemerintah. Pekan lalu kementerian juga mengetahui Brochez kemungkinan masih menyimpan data itu.
Kementerian menyatakan Brochez berstatus HIV-positif dan menggunakan sampel darah milik dokter Singapura yang menjadi pasangannya untuk mengakali tes darah sehingga dia bisa lolos menjadi pekerja di Singapura. Dokter yang menjadi pasangannya itulah yang memiliki akses ke data HIV itu terkait pekerjaannya.
Kementerian Kesehatan Singapura tidak menyebutkan bagaimana Brochez bisa mendapatkan data itu dan apa dugaan motifnya menyebarkan data itu lewat Internet. Kementerian hanya menyebut dokter pasangan Brochez diyakini “salah prosedur” dalam menangani informasi rahasia itu.
“Saya minta maaf bahwa salah satu mantan anggota staf kami yang mendapat wewenang akses ke daftar HIV kami ternyata tidak mematuhi panduan keamanan kami,” ujar Menteri Kesehatan Gan Kim Yong.
“Hal ini ini mungkin membuat seseorang yang tak berhak bisa mengakses data itu dan lantas membocorkannya,” imbuh dia.
Brochez sendiri sudah dideportasi setelah menjalani hukuman penjara terkait kasus-kasus yang membelitnya dan kini berada di luar negeri. Kementerian Kesehatan tidak menyebut di mana dia berada.
Kelompok advokasi HIV-AIDS Singapura, Action for AIDS, menyatakan kasus ini berpotensi “menghancurkan hidup para pengidap HIV dan orang-orang yang mereka cintai.” “Ini tindakan kriminal yang harus dikutuk keras dan ditanggapi dengan setegas mungkin,” ujar pernyataan resmi kelompok itu.
Kementerian Kesehatan Singapura menyatakan Brochez kini dalam penyidikan polisi dan pemerintah sedang mengupayakan kerja sama dengan para mitra luar negeri mereka. Mereka tidak menyebut negara mana yang diajak menangani kasus ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Reuters
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Peringatan Hari Buruh 2024, Buruh Tuntut Penghapusan Upah Murah hingga Pencabutan UU Cipta Kerja
- Hakim MK Ragukan Keaslian Tanda Tangan Ketum PKN Anas Urbaningrum di Kasus Sengketa Pileg 2024
- Kasus Polisi Bunuh Diri di Jaksel, Kapolresta Manado Diperiksa Polda Sulawesi Utara
- Pengadilan Kriminal Internasional Dikabarkan Mengincar Netanyahu, Israel Panik
- Indonesia-Iran Jalin Kerja Sama Teknologi Pertanian
Advertisement
Dua TPS 3R Belum Beroperasi, Sampah di Kota Jogja Diolah Swasta Pakai Sistem Tipping Fee
Advertisement
Peringati Hari Pendidikan Nasional dengan Mengunjungi Museum Dewantara Kirti Griya Tamansiswa di Jogja
Advertisement
Berita Populer
- PBB Sebut Evakuasi Warga Rafah Butuh Waktu 10 Hari
- Mengaku Siap Pindah ke Ibu Kota Baru, Begini Komentar Sandiaga soal Rumah Menteri di IKN
- Kunker Jokowi Diduga karena Menghindari Demo Hari Buruh, Istana Bilang Begini
- Polisi Tangkap 300 Demonstran Pro Palestina di New York
- Fakta-fakta Seputar Korupsi SYL yang Terungkap di Persidangan, dari Beli Mobil, Kaca Mata hingga Bayar Biduan
- Polisi Tembak Gas-Peluru Karet Saat Demo Buruh di Turki, Ratusan Orang Ditangkap
- Paus Fransiskus Kecam Industri Senjata Ambil Untung dari Kematian
Advertisement
Advertisement