Advertisement
Merapi Keluarkan Wedus Gembel, Banyak Wisatawan Nekat Menginap di Radius 4 Km dari Puncak
Advertisement
Harianjogja.com, BOYOLALI — Gunung Merapi masih berstatus waspada dan beberapa waktu terakhir mengeluarkan awan panas hingga beberapa kali sehari. Meski demikian, kunjungan wisatawan lokal Indonesia ke homestay di Desa Samiran, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, tidak terpengaruh.
Sejumlah pemilik homestay di Selo Boyolali mengungkapkan kunjungan wisatawan stabil dan paling banyak pada Sabtu dan Minggu atau hari libur lainnya.
Advertisement
Sarjono, 60, pemilik homestay Amanda mengatakan, pengunjung tetap merasa aman karena jarak puncak Gunung Merapi dengan Samiran cukup jauh sekitar 4-5 km.
“Mereka tetap merasa aman karena di sini cukup jauh dari puncak Merapi sehingga kalau ada apa-apa mereka tidak cepat kena imbasnya,” ujar Sarjono saat berbincang dengan solopos.com di Samiran, pekan lalu.
Selain itu, lanjutnya, keindahan Selo menjadi daya tarik mereka untuk tetap berkunjung di tengah aktivitas Gunung Merapi.
“Di sini mereka tidak hanya bermalam di tengah hawa sejuk atau melihat pemandangan lereng Gunung Merbabu dan Merapi, tetapi juga karena banyak pilihan kegiatan seperti melihat perkebunan, melihat peternakan, melihat UMKM [usaha mikro kecil dan menengah], dan berinteraksi dengan penduduk. Ini yang menjadi daya tarik wisatawan tetap datang ke Samiran,” imbuh Sarjono yang sudah mengelola homestay selama 16 tahun ini.
Pemilik homestay lainnya, Sukirman, 50, mengatakan hal senada dengan Sarjono.
“[Aktivitas guguran lava Gunung Merapi] Tidak ada pengaruhnya terhadap jumlah kunjungan wisatawan. Pada hari Sabtu dan Minggu atau hari libur lainnya biasanya full,” ujar pemilik homestay Putri ini tanpa memerinci angka kunjungan rata-rata per bulan.
Sementara itu, aktivitas Gunung Merapi justru berpengaruh terhadap kunjungan wisatawan mancanegara.
Ketua kelompok sadar wisata (pokdarwis) Desa Samiran, Dayang Nevia Afriansari mengatakan, hampir semuanya pengguna homestay Samiran asal mancanegara adalah pendaki Gunung Merapi dan Merbabu. Sehingga ketika ada larangan pendakian Gunung Merapi sejak tahun lalu, otomatis pendaki mancanegara batal mendaki atau datang ke Selo.
Dia mengatakan dalam setahum rata-rata pengunjung homestay di Samiran mencapai 5.000 orang, 20 persen atau 1.000 di antaranya adalah pengunjung asal mancanegara.
“Untuk wisatawan asing rata-rata 1.000 orang per tahun. Tapi sejak Gunung Merapi ditutup untuk pendakian umum, mereka ganti naik ke Merbabu tapi jumlahnya juga sedikit. Jadi, saya kira tahun ini kunjungan wisatawan mancanegara untuk mencapai angka 1.000 sepertinya susah,” kata Dayang.
Saat ini, di Samiran terdapat 50 homestay di bawah binaan pokdarwis dengan total 150 kamar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Solopos.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Peringatan Hari Buruh 2024, Buruh Tuntut Penghapusan Upah Murah hingga Pencabutan UU Cipta Kerja
- Hakim MK Ragukan Keaslian Tanda Tangan Ketum PKN Anas Urbaningrum di Kasus Sengketa Pileg 2024
- Kasus Polisi Bunuh Diri di Jaksel, Kapolresta Manado Diperiksa Polda Sulawesi Utara
- Pengadilan Kriminal Internasional Dikabarkan Mengincar Netanyahu, Israel Panik
- Indonesia-Iran Jalin Kerja Sama Teknologi Pertanian
Advertisement
Jadwal KRL Jogja Solo dari Stasiun Tugu Jogja, Minggu 5 Mei 2024
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- LPS Gandeng DepositoBPR by Komunal Gelar Edukasi Finansial Untuk Karyawannya
- Seleksi ASN 2024 Segera Dibuka Bulan Depan, Ada 1,2 Juta Lowongan
- Respon Ajakan Prabowo, Presiden Ingin Pertemuan Presidential Club Digelar Dua Hari Sekali
- Banjir Setinggi 3 Meter di Luwu Sulsel Sebabkan 14 Warga Meninggal Dunia
- Aturan Barang dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Zulhas Minta Jastiper Taati Hukum
- Otorita IKN Peroleh Hibah Kota Cerdas dari Amerika Serikat Senilai Rp31 Miliar
- Gerindra Pastikan Usung Dedi Mulyadi untuk Pilgub Jabar 2024
Advertisement
Advertisement