Advertisement
Wah, Cap Go Meh Singkawang jadi kekayaan Intelektual Komunal
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA--Festival Cap Go Meh Singkawang (Kalimantan Barat) telah ditetapkan sebagai inventarisasi Kekayaan Intelektual Komunal-Ekspresi Budaya Tradisional oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) Yasonna H. Laoly.
Kekayaan Intelektual Komunal (KIK) adalah cara pemerintah untuk melindungi keanekaragaman budaya dan hayati Indonesia, termasuk memperkuat kepemilikan KIK dan mencegah pihak asing membajar atau mencuri KIK Indonesia.
Advertisement
Potensi KIK mencakup Sumber Daya Genetik (SGD), Pengetahuan Tradisional (PT), dan Ekspresi Budaya Tradisional serta Indikasi Geografis (IG) wajib dilindungi dari pengakuan, pencurian, maupun pembajakan pihak atau negara lain.
Yasonna mengatakan, Festival Cap Go Meh Singkawang (Kalimantan Barat) adalah akulturasi budaya etnis Tionghoa berakulturasi dengan masyarakat lokal sehingga merupakan kekayaan budaya Indonesia secara nyata bisa mendatangkan wisatawan dari dalam dan luar negeri.
"Kekayaan dan keragaman pengetahuan tradisional dan budaya yang luar biaya ini belum terdokumentasikan dengan baik jadi tidak heran jika sekarang sedikit demi sedikit kekayaan itu ada yang mulai berpindah tangan ke pihak lain," kata Yasona dari siaran pers, Selasa (19/2/2019).
Hal itu disampaikannya di sela menyerahkan sertifikat Surat Pencatatan Inventarisasi KIK Festival Cap Go Meh kepada Walikota Singkawang Tjhai Chui Mie di Singkawang, Senin (18/2/2019).
Oleh karena itu, Yasonna berharap aparatur pemerintah untuk menginventarisasi dan membuat data base potensi indikasi geografis di daerah masing-masing dan menginventarisasi pengetahuan tradisonal dan berbagai ekspresi budaya di bidang KIK di berbagai bidang supaya kekayaan nasional bisa terlindungi secara lebih efektif berdasarkan data tersebut.
Menurutnya, Kemenkumham telah memiliki pusat data atau database yang bertujuan untuk memperkuat kedaulatan KIK Indonesia dalam memperkuat bukti kepemilikan atas KI Komunal Indonesia, bahan untuk mempromosikan budaya Indonesia dan kemudahan akses nilai-nilai kesejarahan, kebudayaan, pengetahuan tradisional dan sumber daya genetik Indonesia.
Dalam atraksi yang ditampilkan saat perayaan festival Cap Go Meh, terdapat pawai tatung yang menurut kepercayaan masyarakat setempat dirasuki roh dewa. Beragam atraksi dilakukan dengan menggunakan alat-alat tajam, diiringi suara gong. Setiap tahun, hampir ratusan peserta tatung memamerkan kepiawaiannya ditusuk benda tajam.
Dari data Pusat Data Nasional KIK Indonesia Direktorat Jenderal Kekyaan Intelektual (DJKI), festival Cap Go Meh Singkawang merupakan jenis KIK instrumental, upaya dan pesta rakyat. Acara ini merupakan tradisi pada hari penghujung perayaan Imlek pada hari ke-15 dan perayaan penutup Imlek dengan tujuan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan atas berkah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Penetapan Pilpres oleh KPU, Gibran: Nanti Ada Beberapa Pertemuan
- Tiga Hakim MK Ajukan Pendapat Berbeda dan Minta Pemungutan Ulang di Empat Daerah
- PBNU: Kami Ucapkan Selamat Kepada Pasangan Prabowo-Gibran Atas Kemenangannya
- Tudingan Jokowi Cawe-cawe Pilpres Lewat Penjabat Daerah Tak Terbukti, Berikut Dalil Putusan MK
- Lima Polisi di Cimanggis Ditangkap karena Penyalahgunaan Narkoba
Advertisement
KPU Gunungkidul Buka Pendaftaran PPK Pilkada 2024, Mau? Honor PPK Rp2,2 Juta
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Surya Paloh Hormati Politikus lain yang Memperjuangkan Hak Angket
- Gibran Tetap Selesaikan Tugas di Balai Kota Surakarta Seusai Putusan MK
- PBNU: Kami Ucapkan Selamat Kepada Pasangan Prabowo-Gibran Atas Kemenangannya
- Tiga Hakim MK Ajukan Pendapat Berbeda dan Minta Pemungutan Ulang di Empat Daerah
- Sekjen PDIP Berterima Kasih kepada Rakyat karena Kembali Menangi Pileg 2024
- Mensos Risma Janjikan Pemasangan Alarm Bahaya Bencana di Kawasan Semeru
- Kemenlu RI Pastikan Tak Ada WNI Terdampak Gempa Magnitudo 5,5 Taiwan
Advertisement
Advertisement