Advertisement
Perawat Indonesia Punya Kesempatan Berkarir di Jepang
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA--Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melalui Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (BPPSDM) Kesehatan dan Fukuoka Prefecture Medical Association (FPMA) Jepang melaksanakan kerja sama Government-to-Private (G2P). Keduanya telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) Re-Challenge Returnee EPA Program di Fukuoka Prefecture, Jepang, Senin (18/2/2019).
Kepala BPPSDM Usman Sumantri mengatakan sampai 2018 masih ada tenaga perawat sebanyak 653 orang yang menjadi kandidat perawat Jepang selama tiga tahun melalui kerangka Indonesia–Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA). Dalam masa kontrak tersebut, kandidat perawat diberi kesempatan untuk mengikuti Ujian Nasional Perawat Jepang (Kangoshi) sebanyak tiga kali.
Advertisement
Namun, hingga saat ini, jumlah perawat yang lulus ujian Kangoshi masih sangat rendah. Sehingga, mereka tidak dapat melanjutkan pekerjaannya dan harus kembali ke Indonesia setelah masa kontrak berakhir.
“FPMA menawarkan kerja sama untuk memberikan kesempatan kepada returnee perawat EPA untuk bekerja kembali di Jepang, yaitu di Fukuoka Prefecture. Peserta akan diberikan pelatihan pemantapan ujian Kangoshi terlebih dahulu di Indonesia selama 1-3 bulan dan difasilitasi untuk mengikuti ujian tingkat nasional di Jepang sebagai tenaga perawat (Registered Nurse) maupun ujian tingkat lokal sebagai Asisten Perawat di Jepang (Licensed Assistant Nurse). Diharapkan peserta yang telah mengikuti program ini akan lulus lebih dari 70%,” paparnya melalui keterangan resmi, Jumat (22/2/2019).
Dalam MoU tersebut, pihak FPMA akan melakukan pelatihan pemantapan dan penempatan tenaga perawat yang telah lulus ujian di rumah sakit dan klinik yang berada di bawah FPMA.
Bagi perawat yang hanya lulus Licensed Assistant Nurse, selama bekerja di Fukuoka akan difasilitasi untuk meningkatkan kapasitas agar dapat lulus ujian nasional. Sementara itu, BPPSDM menyiapkan tenaga returnee yang akan mengikuti program tersebut.
“Saat ini, FPMA membawahi sekitar 450 rumah sakit dan 4.000 klinik di wilayah Fukuoka Prefecture dan sempat kami kunjungi klinik dan bertemu dengan perawat kita dan kelihatannya mereka cukup sejahtera,” ucap Usman.
Mengingat kebutuhan perawat yang sangat tinggi di Jepang, termasuk di Fukuoka Prefecture, FPMA mempertimbangkan untuk mendukung penyiapan penempatan perawat ke Jepang. Salah satunya melalui bantuan proses pendidikan Bahasa Jepang di kelas Intenasional yang akan diadakan di lingkungan Poltekkes Kemenkes.
BPPSDM juga mengundang pihak Jepang untuk berinvestasi dalam membangun rumah lanjut usia (lansia) di Indonesia, khususnya di Bali dan Bintan. Rumah lansia tersebut diharapkan dapat menjadi destinasi baru dalam perawatan lansia bagi warga Jepang dengan memberdayakan perawat dan careworker Indonesia pascapenempatan di Jepang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Aturan Baru Haji, Pemerintah Arab Saudi Larang Semua Orang Masuk Makkah Tanpa Izin, Termasuk Penduduk Setempat
- Peringatan Hari Buruh 2024, Buruh Tuntut Penghapusan Upah Murah hingga Pencabutan UU Cipta Kerja
- Hakim MK Ragukan Keaslian Tanda Tangan Ketum PKN Anas Urbaningrum di Kasus Sengketa Pileg 2024
- Kasus Polisi Bunuh Diri di Jaksel, Kapolresta Manado Diperiksa Polda Sulawesi Utara
- Pengadilan Kriminal Internasional Dikabarkan Mengincar Netanyahu, Israel Panik
Advertisement
Advertisement
Piknik dan Camping di Nawang Jagad Kaliurang: Info Lokasi, Jam Buka, dan Biaya Tiket Masuk
Advertisement
Berita Populer
- KKB Kembali Berulah, Serang Gereja dan Rampas Ponsel Warga Papua
- Balas Serangan Roket Hamas yang Tewaskan 3 Tentara, Israel Bombardir Rafah
- Makan dan Bayar Seenaknya di Warteg, Pria Ini Ditangkap Polisi
- PAN Buka Peluang Eko Patrio hingga Anak Zulhas Jadi Cagub di Pilkada DKI Jakarta
- Soroti Kurangnya Dokter Spesialis di Indonesia, Jokowi Kaget: Masih Kurang 29.000
- AstraZeneca Diduga Picu Pembekuan Darah, BPOM Sebut Vaksin Sudah Tidak Beredar di Indonesia
- Hamas Minta Jusuf Kalla Bantu Mediasi Konflik Israel dengan Palestina
Advertisement
Advertisement