Advertisement
Ini Dia, 39 Pasutri Bakal Bertanding Memperebutkan Kursi Kepala Desa
Advertisement
Harianjogja.com, KLATEN--Sebanyak 39 pasangan suami-istri (pasutri) akan beradu dalam pemilihan kepala desa (pilkades) serentak Kabupaten Klaten yang digelar di 270 desa pada Rabu (13/3/2019) mendatang. Pilkades ini akan diikuti 792 calon kades (cakades).
Panitia pemilihan di 270 desa pelaksana Pilkades serentak menggelar penetapan calon kepala desa (cakades) serta pengundian nomor urut, Senin (4/3/2019). Penetapan dan pengundian nomor urut dilakukan di masing-masing desa.
Advertisement
Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Setda Klaten, Ronny Roekminto, mengatakan penetapan dan pengundian nomor urut menjadi salah satu tahapan sebelum Pilkades berlangsung. Setelah tahapan tersebut, para cakades menggelar kampanye.
“Besok [Selasa, 5/3/2019], seluruh cakades, pendamping, panitia, perwakilan kecamatan, serta BPD kami kumpulkan untuk deklarasi damai di GOR Gelarsena. Jumlah total yang kami undang untuk deklarasi ada 2.300 orang,” jelas Ronny saat ditemui di Pemkab Klaten, Senin (4/3/2019).
Ronny mengimbau agar kampanye dilakukan dengan menjaga keamanan serta ketertiban. Ia meminta simpatisan tak melakukan konvoi yang justru mengganggu kenyamanan warga. “Kampanye sudah diatur. Tidak perlu pakai sepeda motor dan konvoi. Lakukan kampanye secara damai agar semuanya ayem tentrem,” kata dia.
Kabid Penataan dan Administrasi Desa Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (Dispermasdes) Klaten, M. Mujab, mengatakan dari pendataan yang dilakukan ada 792 pendaftar bakal cakades yang memenuhi persyaratan. Artinya, mereka berhak ditetapkan menjadi cakades.
Mujab menjelaskan selain mayoritas cakades petahana maju, ada sekitar 39 pasutri yang mencalonkan diri pada pilkades serentak kali ini. Hal itu seperti di Desa Kepurun dan Desa Borangan, Kecamatan Manisrenggo dengan dua cakades yang menjadi rival yakni pasutri.
“Jumlah pasutri yang maju itu belum termasuk jumlah yang satu keluarga menjadi rival,” jelas dia saat ditemui di Gedung Wanita.
Mengenai cakades yang masih satu keluarga, Mujab mengatakan hal itu tak masalah. Sesuai aturan, seluruh warga negara Indonesia (WNI) berhak mencalonkan diri menjadi cakades meski berasal dari luar desa pelaksana Pilkades.
Pantauan Solopos.com, Senin, di Desa Candirejo, Kecamatan Ngawen, penetapan dan pengundian nomor urut cakades digelar di Gedung Serbaguna Candirejo, Senin sekitar pukul 09.30 WIB. Di Candirejo ada lima cakades yakni Suparno, 52, Zainudin Senoaji, 38, Budi Prasetya, 53, Srijono Darso Suharno, 53, dan Farah Dedi Setiawan, 32.
Salah satu cakades, Zainudin Senoaji, mendatangi tempat pengundian nomor urut dengan menumpang andong dari rumahnya di Dukuh Duwetan. Ia datang bersama puluhan sukarelawan yang menaiki sepeda kayuh. “Saya sengaja mengajak sukarelawan untuk pawai politik. Kami menyerukan Pilkades di Candirejo agar terbebas dari praktik money politics,” jelas dia.
Soal persiapannya menghadapi pilkades, Udin menjelaskan sudah membentuk sukarelawan. Selain itu, ia juga membuat posko pemenangan untuk koordinasi, pengumpulan massa hingga pemetaan suara.
Soal biaya operasional, Udin mengaku menyiapkan dana Rp30 juta-Rp50 juta. Dana berasal dari dana pribadi. "Dana yang saya siapkan untuk operasional. Saya pastikan tidak akan melakukan praktik politik uang karena saya ingin calon pemimpin Candirejo bebas dari praktik korupsi,” ungkapnya.
Cakades lainnya di Candirejo, Suparno, datang membawa empat anggota tim suksesnya ke lokasi penetapan serta pengundian nomor urut. Suparno yang berstatus sebagai PNS itu sudah kali ketiga maju menjadi cakades Candirejo.
Suparno mengaku tak menyiapkan dana hingga puluhan juta rupiah. “Saya buat seminimal mungkin. Soal politik uang, saya menghindari hal tersebut. Saya taat aturan. Kasihan warganya selain itu praktik politik uang juga berisiko dengan hukum,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : solopos.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Israel Serang Rafah, Sekjen PBB: Mohon Wujudkan Kesepakatan
- Viral Aksi Pembubaran Ibadah Mahasiswa Katolik Universitas Pamulang, Ini Kata SETARA Institute
- Kim Jong Un Ulang Tahun, Warga Korea Utara Diminta Ucapkan Sumpah Setia
- Aturan Baru Haji, Pemerintah Arab Saudi Larang Semua Orang Masuk Makkah Tanpa Izin, Termasuk Penduduk Setempat
- Peringatan Hari Buruh 2024, Buruh Tuntut Penghapusan Upah Murah hingga Pencabutan UU Cipta Kerja
Advertisement
Eko Suwanto: Sultan Grond dan Pakualaman Grond untuk Kesejahteraan Masyarakat
Advertisement
Piknik dan Camping di Nawang Jagad Kaliurang: Info Lokasi, Jam Buka, dan Biaya Tiket Masuk
Advertisement
Berita Populer
- Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp200 Juta, SYL Pakai Duit Pinjaman Vendor Kementan
- Bappenas Sebut Telah Masukkan Program Makan Siang Gratis ke Dalam RKP 2025
- KPK Sebut Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Penuhi Panggilan Penyidik Harri Ini
- Kim Jong Un Ulang Tahun, Warga Korea Utara Diminta Ucapkan Sumpah Setia
- Ganjar dan Mahfud Pilih Jadi Oposisi di Pemerintahan Prabowo-Gibran
- Hamas Terima Gencatan Senjata di Gaza, Begini Respon Kemenlu RI
- PBB Tegaskan Serangan Darat Israel ke Rafah Tak Dapat Ditoleransi
Advertisement
Advertisement