Advertisement
Pasca Penembakan, Pemerintah Selandia Baru Ubah Aturan Kepemilikan Senjata
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA--Pemerintah akan merevisi aturan kepemilkan senjata setelah terjadinya serangan terorisme di dua masjid di Selandia Baru. Demikian disampaikan Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern.
"Ketika negara sedang berduka dan marah atas semua yang terjadi saat ini, kami sedang mencari jalan keluar. Saya bisa mengatakan sesuatu sekarang, hukum kepemilikan senjata akan berubah," kata Ardern, dikutip dari Bloomberg, Sabtu (16/3/2019).
Advertisement
Ardern mengungkapkan kepolisian sudah mengindetifikasi dua senjata yang digunakan tersangka yakni dua senapan dan satu senjata api pengungkit. Tak hanya itu, Tarrant juga diketahui memiliki lisensi senjata A yang mengindikasikan bahwa dia bisa membeli senjata secara legal.
"Temuan itu memberikan indikasi bagi pemerintah bahwa kita perlu mengamandemen hukum kepemilikan senjata. Melarang senjata semi otomatis merupakan hal yang akan memberikan efek langsung," ujarnya.
Dalam keterangan resminya, Ardern menjelaskan bahwa serangan teroris tersebut direncanakan sangat matang. Seorang tersangka masuk ke sebuah masjid di Kota Christchurch pada Jumat sore (15/3/2019) dan menembak secara brutal. Tak kalah mengerikan, penembakan itu bahkan direkam dan disiarkan secara langsung di media sosial.
Setelah membunuh sekitar 41 orang, dia berpindah ke masjid lainnya dan membunuh tujuh korban lainnya. Satu korban dilaporkan meninggal di rumah sakit.
Brenton Tarrant, tersangka aksi penembakan massal, terlihat di Christchurch District Court dan didakwa atas pembunuhan. Kepolisiam menyatakan tersangka akan ditahan hingga 5 April 2019. Hingga saat ini, kepolisian masih menyelidiki lebih lanjut terhadap keterlibatan dua tersangka lainnya atas aksi terorisme ini.
Sebelum melakukan aksinya, Tarrant mengunggah manifesto online dan menyatakan aksinya ini didasari atas motif rasis. Dalam dokumen itu, dia mengaku terinspirasi teroris Norwegia bernama Anders Behring Breivik yang berada di balik pembunuhan yang menewaskan 77 orang pada 2011.
Saat ini, rumah sakit di Christchurch tengah merawat 39 korban luka dan 11 orang diantaranya dalam kondisi kritis. Kepala Unit Bedah Greg Robertson mengungkapkan ada korban yang berumur empat tahun dengan kondisi kritis. "Sekarang korban sudah dipindah ke rumah sakit anak Starship di Auckland," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Aturan Baru Haji, Pemerintah Arab Saudi Larang Semua Orang Masuk Makkah Tanpa Izin, Termasuk Penduduk Setempat
- Peringatan Hari Buruh 2024, Buruh Tuntut Penghapusan Upah Murah hingga Pencabutan UU Cipta Kerja
- Hakim MK Ragukan Keaslian Tanda Tangan Ketum PKN Anas Urbaningrum di Kasus Sengketa Pileg 2024
- Kasus Polisi Bunuh Diri di Jaksel, Kapolresta Manado Diperiksa Polda Sulawesi Utara
- Pengadilan Kriminal Internasional Dikabarkan Mengincar Netanyahu, Israel Panik
Advertisement
Advertisement
Piknik dan Camping di Nawang Jagad Kaliurang: Info Lokasi, Jam Buka, dan Biaya Tiket Masuk
Advertisement
Berita Populer
- Hamas Dikabarkan Sepakat Bebaskan 33 Warga Israel
- Aturan Baru Haji, Pemerintah Arab Saudi Larang Semua Orang Masuk Makkah Tanpa Izin, Termasuk Penduduk Setempat
- Ini Daftar Pabrik yang Tutup Pada 2024
- Kemenag Minta Masyarakat Waspada Penipuan Modus Visa Non Haji
- Ada Pemasangan Eskalator, Per 6 Mei 2024 Perjalanan Kereta Tujuan Pasar Senen Berhenti di Jatinegara
- Banyak Partai Ingin Gabung, Prabowo Diminta Hati-hati Bagikan Jatah Kursi Menteri
- Kapal Terbakar di Jakarta Utara, 12 Mobil Pemadam Kebakaran Dikerahkan
Advertisement
Advertisement