Advertisement
Survei Kompas: TKN Pede, BPN Belum Puas
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Tipisnya selisih elektabilitas pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf dengan pasangan nomor urut 02 Prabowo-Sandi yang hanya 11,8% di Survei Litbang Kompas memberikan reaksi berbeda bagi kedua tim sukses.
Berdasarkan survei tersebut, elektabilitas calon petahana turun dari sebelumnya 52,6% pada Oktober, menjadi 49,2% pada Maret. Sebaliknya, calon penantang justru naik dari sebelumnya 32,7% menjadi 37,4%. Adapun yang belum menjawab, atau masih rahasia, turun dari sebelumnya 14,7% menjadi 13,4%.
Advertisement
Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga Imelda Sari menyatakan hasil survei tersebut berhasil memberi gambaran bahwa peluang pihaknya memenangi kontestasi Pilpres 2019 masih ada.
"Kalau kita melihat elektabilitas mereka [kubu 01 Jokowi-Ma'ruf] saat ini di bawah 50 persen, artinya kecenderungan masyarakat akan perubahan dan ingin adanya presiden baru itu di atas 50 persen," jelas Imelda dalam sebuah diskusi di Jakarta pada Rabu (20/3/2019).
Meski demikian, Imelda mengungkapkan bahwa survei ini tidak akan membuat mereka berpuas diri sebab hasil survei ini merupakan potret per 5 Maret, sehingga efek Debat Cawapres 2019 belum terhitung.
Terlebih, politisi Partai Demokrat ini mengklaim bahwa pihak BPN Prabowo-Sandiaga telah bekerja keras mencapai hasil survei internal melebihi survei besutan Kompas tersebut.
"Kalau dari posisi survei internal yang kita lihat memang ketat angkanya, dan selisihnya mungkin sangat kecil. Kalau yang Kompas 11%, yang kami ketahui di bawah 10%," ungkapnya.
Di sisi lain, Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf diwakili juru bicara muda dari PDI Perjuangan, Garda Maharsi, menyebut bahwa survei ini merupakan efek dari beberapa black campaign yang ditujukan pada capres besutannya.
Selain itu, menurutnya, naik-turun elektabilitas merupakan hal biasa. Terpenting, capres-cawapres besutannya masih unggul, "Bahwa dalam proses elektoral yang panjang ini. Tentu saja ada dinamika naik turun."
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Aturan Baru Haji, Pemerintah Arab Saudi Larang Semua Orang Masuk Makkah Tanpa Izin, Termasuk Penduduk Setempat
- Peringatan Hari Buruh 2024, Buruh Tuntut Penghapusan Upah Murah hingga Pencabutan UU Cipta Kerja
- Hakim MK Ragukan Keaslian Tanda Tangan Ketum PKN Anas Urbaningrum di Kasus Sengketa Pileg 2024
- Kasus Polisi Bunuh Diri di Jaksel, Kapolresta Manado Diperiksa Polda Sulawesi Utara
- Pengadilan Kriminal Internasional Dikabarkan Mengincar Netanyahu, Israel Panik
Advertisement
Perbaikan Jalan Rusak di Kulonprogo Mulai Dikerjakan, Total Anggaran Rp16 Miliar
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Bareskrim Gerebek Pabrik Sabu di Vila Bali, 3 WNA Ditangkap
- Korlantas Uji Coba Kirim Surat Tilang via Whatsapp
- Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Karyawan Ucapkan Selamat Tinggal
- Kapal KLM yang Mengangkut Sembako Tenggelam di Perairan Meranti, 9 Awak Selamat
- Melaju ke Final, BNI Apresiasi Keberhasilan Tim Thomas dan Uber Indonesia
- BMKG: Hari Ini Sebagian Besar Wilayah Indonesia Cerah!
- Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Kementerian PPPA: Jika Depresi Segera Cari Bantuan Profesional
Advertisement
Advertisement