Advertisement
Setelah Palapa Ring Rampung, Pemerintah Siapkan Satelit Internet
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Proyek pembangunan jaringan fiber optik, Palapa Ring masih berlangsung. Terkini, pemerintah tengah fokus pada pembangunan Palapa Ring Timur dengan progres 94,5%.
Palapa Ring Timur memerlukan pekerjaan yang lebih keras dikarenakan medan yang dinilai sulit. Oleh karena itu, Palapa Ring Timur selesai lebih akhir ketimbang Palapa Ring Barat dan Tengah, tetapi pemerintah menargetkan selesai 100 persen pada Juni 2019.
Advertisement
"Setelah Palapa Ring misalnya 'On' di bulan Juni, seluruh kabupaten kota kita sudah terkoneksi fiber optik, kencang banget, internet 4G semua, sudah tidak ada cerita lagi tanpa 4G, tetapi itu enggak cukup, masih perlu ke desa-desa, ke kecamatan," kata Ferdinandus Setu, Plt. Kepala Biro Humas Kominfo, Kamis (28/3/2019).
Lebih lanjut ia mengatakan, untuk mencapai seluruh Indonesia yang tidak ada blank spot sama sekali, pemerintah mempersiapkan proses pembangunan satelit. "Satelit khusus, bukan satelit komunikasi, tetapi satelit internet berkecepatan tinggi," tambahnya.
Satelit ini dalam proses lelang saat ini, sekira Juni sudah terlihat konsorsium mana yang menjadi pemenang tender. Dibutuhkan waktu 2-3 tahun untuk membangun, sampai satelit itu bisa meluncur dan masuk orbit.
"Diperkiraan akhir 2022, atau awal 2023 kita sudah punya satelit sendiri untuk menjangkau seluruh pelosok, desa-desa. Tidak ada lagi Indonesia yang tidak bisa masuk internet," katanya.
Kabarnya, menuju 2023, pemerintah melalui Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) akan menyewa satelit milik PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN), satelit Nusantara Satu.
Dikutip dari Kominfo.go.id, Nusantara Satu yang menggunakan teknologi HTS dan Eelctric Propulsion juga bertujuan untuk memenuhi kebutuhan layanan akses internet di seluruh wilayah Indonesia.
Teknologi HTS dapat memberikan layanan internet broadband dengan kapasitas jauh lebih besar, dibandingkan satelit konvensional untuk alokasi spektrum yang sama.
Sementara itu, teknologi Electric Propulsion membuat satelit menjadi lebih hemat biaya, dan efisien karena beratnya menjadi sangat ringan, serta membuat biaya investasi lebih terjangkau.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Okezone.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Kim Jong Un Ulang Tahun, Warga Korea Utara Diminta Ucapkan Sumpah Setia
- Aturan Baru Haji, Pemerintah Arab Saudi Larang Semua Orang Masuk Makkah Tanpa Izin, Termasuk Penduduk Setempat
- Peringatan Hari Buruh 2024, Buruh Tuntut Penghapusan Upah Murah hingga Pencabutan UU Cipta Kerja
- Hakim MK Ragukan Keaslian Tanda Tangan Ketum PKN Anas Urbaningrum di Kasus Sengketa Pileg 2024
- Kasus Polisi Bunuh Diri di Jaksel, Kapolresta Manado Diperiksa Polda Sulawesi Utara
Advertisement
Polisi Klaim Tak Ada Konvoi Perayaan Kelulusan SMA di Bantul, Kapolres: Terima Kasih Adik-adik Pelajar
Advertisement
Piknik dan Camping di Nawang Jagad Kaliurang: Info Lokasi, Jam Buka, dan Biaya Tiket Masuk
Advertisement
Berita Populer
- AstraZeneca Diduga Picu Pembekuan Darah, BPOM Sebut Vaksin Sudah Tidak Beredar di Indonesia
- Hamas Minta Jusuf Kalla Bantu Mediasi Konflik Israel dengan Palestina
- BPS Ungkap 7,2 Juta Warga Indonesia Tidak Punya Pekerjaan
- Sidang Eks Menteri Pertanian SYL, KPK Bawa 4 Saksi dari Kementan
- Prabowo Usul Pembentukan Presidential Club, PKS Mendukung Penuh
- Mantan Hakim Agung Didakwa Melakukan TPPU dan Gratifikasi Rp25,9 Miliar
- Sidak ke Bea Cukai Bandara Soetta, Mendag Zulkifli Hasan Temukan WNA Bawa Mesin untuk Dijual
Advertisement
Advertisement