Advertisement
Inilah Ibu Kota Anak Kembar di Dunia
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA – Igbo Ora, sebuah wilayah yang ada di bagian barat daya Nigeria, merupakan wilayah dengan banyak spanduk bertuliskan ibu kota kembar dunia. Pemandangan anak kembar identik sangat jamak terlihat di wilayah tersebut.
Anak kembar di Nigeria umumnya merupakan kelompok etnis Yoruba yang mendominasi di negara tersebut. Begitu umumnya, Yoruba punya sistem penamaan tersendiri bagi anak-anak kembar mereka.
Advertisement
Sebuah studi lampau oleh ginekolog Inggris menemukan sekitar 50 pasang kembar lahir dari setiap 1.000 kelahiran orang Yoruba. Angka tesebut merupakan salah satu tingkat tertinggi untuk kelahiran kembar di dunia.
Namun demikian, bahkan bagi Suku Yoruba, Igbo Ora dianggap lebih luar biasa lagi, karena hampir dari 100 anak sekolah menengah yang berkumpul, ada 9 pasang anak kembar di antara mereka.
“Ada begitu banyak anak kembar karena daun Okra yang kami makan,” kata Kehinde Oyedepo, salah satu anak kembar di Igbo Ora, seperti dikutip dari Reuters, Rabu (10/4/2019).
Masyarakat di sana percaya bahwa daun Okra yang dikonsumsi melalui proses rebusan merupakan rahasia dari banyaknya keluarga yang melahirkan anak kembar. Selain itu, Amala yang merupakan hidangan lokal terbuat dari ubi dan tepung singkong juga mendorong proses produksi tertentu.
Para penjual tumpukan daun Okra di pasar kota sangat yakin dengan hal tersebut. Menurut mereka ada beberapa langkah yang perlu diperhatikan ketika mengonsumsi jenis makanan itu. Misalnya rebusan yang terbuat dari daun harus segera dimakan dan tidak disimpan terlebih dahulu.
“Karena saya makan banyak daun Okra, saya melahirkan delapan pasang anak kembar,” kata Oyenike Bamimore, salah seorang penjual roti di daerah Igbo Ora.
Sementara itu, seorang dokter kandungan kebidanan yang berbasis di Lagos, Ekujumi Olarenwaju, meyakini penyebab fenomena tinginya kelahiran anak kembar di tempat itu tidak terletak pada konsumsi jenis ubi atau daun tertentu.
Pasalnya, konsumsi daun dan ubi jenis tertentu juga dilakukan oleh masyarakat di luar wilayah Igbo Ora. Akan tetapi, hasilnya tidak sesuai dengan yang diharapkan bahwa itu akan meningkatkan peluang keluarga melahirkan anak kembar.
“Sejauh ini secara ilmiah, tidak ada yang bisa mengatakan bahwa hal itu adalah alasannya. Salah satu alasan yang masuk akal adalah aspek gerediternya karena mungkin selama bertahun-tahun mereka menikah, dan sekarang memiliki gen yang terkumpul dan terkonsentrasi di lingkungan tersebut,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Peringatan Hari Buruh 2024, Buruh Tuntut Penghapusan Upah Murah hingga Pencabutan UU Cipta Kerja
- Hakim MK Ragukan Keaslian Tanda Tangan Ketum PKN Anas Urbaningrum di Kasus Sengketa Pileg 2024
- Kasus Polisi Bunuh Diri di Jaksel, Kapolresta Manado Diperiksa Polda Sulawesi Utara
- Pengadilan Kriminal Internasional Dikabarkan Mengincar Netanyahu, Israel Panik
- Indonesia-Iran Jalin Kerja Sama Teknologi Pertanian
Advertisement
Dua TPS 3R Belum Beroperasi, Sampah di Kota Jogja Diolah Swasta Pakai Sistem Tipping Fee
Advertisement
Peringati Hari Pendidikan Nasional dengan Mengunjungi Museum Dewantara Kirti Griya Tamansiswa di Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Mengaku Siap Pindah ke Ibu Kota Baru, Begini Komentar Sandiaga soal Rumah Menteri di IKN
- Kunker Jokowi Diduga karena Menghindari Demo Hari Buruh, Istana Bilang Begini
- Polisi Tangkap 300 Demonstran Pro Palestina di New York
- Fakta-fakta Seputar Korupsi SYL yang Terungkap di Persidangan, dari Beli Mobil, Kaca Mata hingga Bayar Biduan
- Polisi Tembak Gas-Peluru Karet Saat Demo Buruh di Turki, Ratusan Orang Ditangkap
- Paus Fransiskus Kecam Industri Senjata Ambil Untung dari Kematian
- Update Harga Pangan 2 Mei: Komoditas Beras dan Bawang Putih Naik
Advertisement
Advertisement