Advertisement
Formappi: Persepsi Penghitungan Suara ala Arief Poyuono Menyesatkan Publik
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) menganggap persepsi perhitungan pemenang Pilpres 2019 yang dilontarkan Arief Poyuono adalah informasi menyesatkan.
Waketum Partai Gerindra Arief Poyuono mengklaim kemenangan pasangan calon (paslon) 02 atas rivalnya pada Pilpres 2019. Dasarnya, paslon 02 memenangi pemilihan di 22 provinsi.
Advertisement
Dengan begitu, secara total, paslon 02 meraih kemenangan 64,7% dibandingkan paslon 01 yang diklaim hanya memenangi 12 Provinsi. Kemenangan paslon 02 itu diklaim terjadi di wilayah Sumatra serta Kalimantan.
Peneliti Formappi Lucius Karus mengungkapkan model perhitungan ala Puoyono ini itu terlalu menyederhankan aturan. Menurutnya, basis menghitung kemenangan pada Pilpres adalah suara terbanyak, bukan wilayah pemenangan.
“Paslon dengan perolehan suara nasional terbanyak akan secara otomatis menjadi pemenang,” ungkap Lucius kepada Jaringan Informasi Bisnis Indonesia, Minggu (21/4/2019).
Dengan begitu yang diperlukan tentu hanyalah hitungan jumlah suara bagi masing-masing pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden. “Jika semua suara sudah dihitung secara nasional, maka di saat bersamaan akan diketahui siapa pemenangnya,” tambah Lucius.
Oleh karena itu, dia menilai informasi dari Arief Poyuono itu menyesatkan publik. “Apalagi jika dengan hitungan seperti itu mereka lalu sangat yakin menjadi pemenang Pilpres,” ungkapnya.
Lucius mencurigai pola perhitungan yang diasumsikan Poyuono itulah yang dijadikan landasan klaim kemenangan oleh Prabowo Subianto. “Jangan-jangan model perhitungan ini yang disodorkan ke Prabowo untuk meyakinkan kemenangannya pasca pemungutan suara beberapa hari lalu?” tanyanya.
Dia menyayangkan asumsi Poyuono yang berpotensi menyesatkan banyak pihak. “Kasihan sekali jika akhirnya setelah proses perhitungan manual KPU selesai, jumlah suara Prabowo-Sandi ternyata tak selaras dengan keunggulan mereka secara kewilayahan, yang akhirnya memastikan kekalahan mereka,” tutup Lucius.
Kecurigaan itu, lanjut Lucius, didasarkan apa yang disampaikan Prabowo saat deklrasi kemenangan, yaitu menang 60-an% berdasarkan hasil real count internal. “Maka sepertinya real count yang dimaksud adalah hasil kalkulasi ala Puoyono tersebut,” tukasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
- Direktur Program Trans 7 Ramaikan Bursa Pilkada Gunungkidul 2024
- Termasuk Claudia Scheunemann, Ini 23 Pemain Garuda Pertiwi di AFC Women's Cup
- Diantar Puluhan Pendukung, Roy Saputra Ambil Formulir Pendaftaran Cawawali Solo
- Selamat! Ipswich Town Promosi ke Premier League, Foto Elkan Baggott Terpampang
Berita Pilihan
- Peringatan Hari Buruh 2024, Buruh Tuntut Penghapusan Upah Murah hingga Pencabutan UU Cipta Kerja
- Hakim MK Ragukan Keaslian Tanda Tangan Ketum PKN Anas Urbaningrum di Kasus Sengketa Pileg 2024
- Kasus Polisi Bunuh Diri di Jaksel, Kapolresta Manado Diperiksa Polda Sulawesi Utara
- Pengadilan Kriminal Internasional Dikabarkan Mengincar Netanyahu, Israel Panik
- Indonesia-Iran Jalin Kerja Sama Teknologi Pertanian
Advertisement
Harga Tiket Rp20.000, Begini Cara Membeli Tiket KA Bandara YIA
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Dukung Semangat Kolaborasi Demi Masa Depan UMKM Indonesia, Ini yang Dilakukan Astra
- LPS Gandeng DepositoBPR by Komunal Gelar Edukasi Finansial Untuk Karyawannya
- Seleksi ASN 2024 Segera Dibuka Bulan Depan, Ada 1,2 Juta Lowongan
- Respon Ajakan Prabowo, Presiden Ingin Pertemuan Presidential Club Digelar Dua Hari Sekali
- Banjir Setinggi 3 Meter di Luwu Sulsel Sebabkan 14 Warga Meninggal Dunia
- Aturan Barang dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Zulhas Minta Jastiper Taati Hukum
- Otorita IKN Peroleh Hibah Kota Cerdas dari Amerika Serikat Senilai Rp31 Miliar
Advertisement
Advertisement