Advertisement
ABK WNI Terkatung-katung di Perairan Shanghai
Advertisement
Harianjogja.com, BEIJING--Tujuh anak buah kapal berkewarganegaraan Indonesia terkatung-katung selama dua pekan di perairan Shanghai, China, setelah kapal yang mereka awaki ditahan oleh pihak berwenang setempat (MSA), kata kapten kapal.
"Kapal kami ditahan karena masuk tanpa izin. Kemarin sudah diproses oleh Imigrasi dan MSA [Badan Keamanan Laut] Shanghai. Tapi bos lepas tangan dan tidak mau bertanggung jawab," kata Kapten Kapal Jixiang, Waryanto bin Riswad, 41, saat dihubungi Antara dari Beijing, Rabu (1/5/2019).
Advertisement
Ia mengungkapkan bahwa kapal berbendera Sierra Leone milik perusahaan asal Taiwan itu sedang dalam perjalanan mengangkut gula dari Taipei dan Taichung menuju Hong Kong.
"Namun, kami tidak tahu kenapa harus putar haluannya ke Shanghai. Akhirnya kapal kami ditahan pada 17 April lalu," kata pelaut asal Jakarta itu.
Setelah diproses dan dikenai sanksi pembayaran denda, pihak perusahaan kapal mangkir dan justru memerintahkan Waryanto menjalankan kapal, yang saat ini posisinya di dekat pantai Shanghai itu.
"Kami tidak mau karena itu sudah melanggar peraturan. Orang-orang kantor (pemilik kapal) kami tetap meminta kami memberangkatkan kapal tanpa surat-surat resmi. Saya menolak, takutnya masalah kami makin bertambah," ujar Waryanto.
Enam ABK WNI lainnyayang terkatung-katung di atas kapal adalah Oskar Raya Bitan, 31, Zainal Haris, 41, Endrayanto, 30, Setiawan Zem Rente, 25, Azzumar Sajidin, 32, dan Sahbri, 27. Mereka dipekerjakan di Taiwan sejak 7 Januari 2019 melalui agen pengerah tenaga kerja PT Maderland Crewing Agency, yang beralamat di Koja, Jakarta Utara.
Adapun Waryanto, selaku kapten kapal, diberangkatkan ke Taiwan oleh agen Vanguard Ship Management ,yang beralamat di Batam. "Untuk berangkat kerja ke Taiwan saya juga harus membayar uang sebesar Rp8 juta. Saya sudah lapor agen, malah disuruh ikuti saja apa maunya orang kantor," kata Waryanto.
Pihak kantor mengancam tidak akan membayarkan gaji bulan ini dan menahan ijazah jika mereka tidak menuruti perintah menjalankan kapal, yang saat ini sedang terjerat kasus hukum di wilayah daratan China itu.
"Kami masih cek keberadaan mereka," kata Wandi Adriano dari Konsulat Jenderal RI di Shanghai, saat dikonfirmasi mengenai nasib para pelaut Indonesia yang sampai sekarang masih terkatung-katung itu.
Jika melihat letak geografis, Hong Kong berada di sebelah baratdaya Taiwan, sedangkan Shanghai di sebelah utara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
- KPU Prediksi Calon Kepala Daerah Jalur Independen Tak Sebanyak Pemilu Lalu
- Berhasil Comeback, Jakarta Electric PLN Tekuk Gresik Petrokimia Pupuk Indonesia
- Penyimpangan Kebebasan Pers! PBB Kecam Penutupan Kantor Al Jazeera di Israel
- Satpol PP Gunungkidul Tertibkan Baliho Pilkada 2024 Tak Sesuai Aturan
Berita Pilihan
- Aturan Baru Haji, Pemerintah Arab Saudi Larang Semua Orang Masuk Makkah Tanpa Izin, Termasuk Penduduk Setempat
- Peringatan Hari Buruh 2024, Buruh Tuntut Penghapusan Upah Murah hingga Pencabutan UU Cipta Kerja
- Hakim MK Ragukan Keaslian Tanda Tangan Ketum PKN Anas Urbaningrum di Kasus Sengketa Pileg 2024
- Kasus Polisi Bunuh Diri di Jaksel, Kapolresta Manado Diperiksa Polda Sulawesi Utara
- Pengadilan Kriminal Internasional Dikabarkan Mengincar Netanyahu, Israel Panik
Advertisement
Info Stok dan Jadwal Donor Darah di Jogja Hari Ini Senin, 6 Mei 2024
Advertisement
Piknik dan Camping di Nawang Jagad Kaliurang: Info Lokasi, Jam Buka, dan Biaya Tiket Masuk
Advertisement
Berita Populer
- Basarnas Kerahkan 5 Unit Tim SAR Cari Korban Hilang Akibat Banjir Luwu
- Presiden Ukraina Zelensky Masuk Daftar Buronan Rusia
- Gobel Minta Jepang Ajari Smart Farming kepada Petani Muda Indonesia
- 219 Orang Tewas dan Ratusan Terluka Akibat Banjir di Kenya
- Hamas Dikabarkan Sepakat Bebaskan 33 Warga Israel
- Aturan Baru Haji, Pemerintah Arab Saudi Larang Semua Orang Masuk Makkah Tanpa Izin, Termasuk Penduduk Setempat
- Ini Daftar Pabrik yang Tutup Pada 2024
Advertisement
Advertisement