Advertisement
Hasil Pertemuan Habibie dan Tokoh Bangsa di Patra Kuningan & Pesannya tentang Pemilu 2019
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA — Presiden ke-3 RI Bacharuddin Jusuf Habibie mengundang para tokoh bangsa dalam Silaturahmi dan Sarasehan Tokoh Masyarakat dan Sesepuh Bangsa di kediamannya, Patra Kuningan XIII, Jakarta, Rabu (1/4/2019).
Pertemuan tersebut dihadiri istri Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur) Sinta Nuriyah Wahid beserta putrinya Alissa Wahid, serta sejumlah mantan petinggi negara dan budayawan seperti Mahfud MD, Dahlan Iskan, Quraish Shihab, Salahudin Wahid dan Frans Magnis Suseno.
Advertisement
Habibie mengingatkan bahwa bangsa Indonesia membutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang kokoh. Sebab itulah, perlu adanya penguatan demokrasi yang menjunjung tinggi kebebasan manusia mengolah kemampuannya berpikir, menganalisis, dan mengambil kesimpulan.
"Dari semula saya menyadari tidak cukup hanya merdeka, tapi juga harus diberikan kebebasan. Kita itu mempersiapkan 53 tahun sampai kita berani buka pintu kebebasan [demokrasi]," ujar penggagas pesawat terbang pertama di Indonesia ini.
Seperti diketahui ketika memimpin Indonesia, Habibie memiliki peran besar dalam membuka keran kebebasan pers, menggagas otonomi daerah, dan membebaskan para tahanan politik yang sebelumnya terlihat mustahil di era Orde Baru Presiden Soeharto.
Oleh sebab itu, pakar Hukum Tata Negara Mahfud MD meneruskan pesan tersebut kepada para peserta Pemilu, agar kembali menyimak apa yang telah diperjuangkan Habibie. Sehingga kedua pihak sanggup menjaga persatuan dan kesatuan, membawa segala masalah atau sengketa sesuai ranah konstitusi, serta mengantisipasi segala bibit-bibit perpecahan dari masing-masing pihak.
"Semacam referensi yang masih autentik sebagai pemimpin bangsa, pak Habibie turut menyumbang gagasan besar bagi pembangunan ekonomi, teknologi, kemudian beliau juga yang membangun demokrasi," jelas Mahfud.
"Oleh sebab itu, Pemilu yang sekarang ini supaya tidak membawa mundur lagi kemajuan kita di bidang demokrasi," tambahnya.
Sementara itu, Sinta Nuriyah Wahid berpesan bahwa salah satu cara agar kedua belah pihak dapat secara bijaksana menjaga persaudaraan, yaitu dengan memperteguh kembali empat pilar yang menyatukan bangsa Indonesia.
"Ada Bhinneka Tunggal Ika, Pancasila, NKRI, UUD 1945, itu pegangan, pilar kita yang akan menopang rumah yang akan kita bangun, [memperteguh kembali] yang 4 ini jangan ditunda," ungkap Ibu Negara RI periode 1999 hingga 2001 ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Aturan Baru Haji, Pemerintah Arab Saudi Larang Semua Orang Masuk Makkah Tanpa Izin, Termasuk Penduduk Setempat
- Peringatan Hari Buruh 2024, Buruh Tuntut Penghapusan Upah Murah hingga Pencabutan UU Cipta Kerja
- Hakim MK Ragukan Keaslian Tanda Tangan Ketum PKN Anas Urbaningrum di Kasus Sengketa Pileg 2024
- Kasus Polisi Bunuh Diri di Jaksel, Kapolresta Manado Diperiksa Polda Sulawesi Utara
- Pengadilan Kriminal Internasional Dikabarkan Mengincar Netanyahu, Israel Panik
Advertisement
YIA Jadi Satu-satunya Bandara Internasional di DIY dan Jateng, Bantul Bakal Diserbu Turis Asing
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Korban Tewas Akibat Baniir dan Longsor di Kabupaten Luwu Jadi 14 Orang
- Bareskrim Gerebek Pabrik Sabu di Vila Bali, 3 WNA Ditangkap
- Korlantas Uji Coba Kirim Surat Tilang via Whatsapp
- Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Karyawan Ucapkan Selamat Tinggal
- Kapal KLM yang Mengangkut Sembako Tenggelam di Perairan Meranti, 9 Awak Selamat
- Melaju ke Final, BNI Apresiasi Keberhasilan Tim Thomas dan Uber Indonesia
- BMKG: Hari Ini Sebagian Besar Wilayah Indonesia Cerah!
Advertisement
Advertisement