Advertisement
Hasil Autopsi Komnas HAM, 4 Korban Tewas Kerusuhan 22 Mei Akibat Peluru Tajam
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA-- Komnas HAM mengunjungi RS Polri Kramat Jati pada Kamis (23/5/2019) guna mengungkap penyebab korbab tewas dalam kerusuhan 22 Mei pada 21 - 22 Mei 2019. Dari kunjungan tersebut, Komnas HAM menemukan fakta adanya luka tembak dari peluru tajam.
Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik menyebutkan hal itu diketahui berdasarkan dari hasil autopsi. "Iya [akibat peluru tajam], yang di RS Polri empat [korban]. Itu sampai hari Kamis sore kami di sana," kata Damanik dikonfirmasi Suara.com, Senin (27/5/2019).
Advertisement
Namun begitu, ia belum mendapatkan informasi lebih jauh mengenai peluru tajam jenis apa yang sampai mengakibatkan korban jiwa.
Selain empat korban di RS Polri, Damanik menduga ada satu korban lainnya yang tewas akibat peluru tembak. Korban tersebut ialah Farhan (30) yang sempat menjalani perawatan di RS Budi Kemuliaan Rabu (22/5/2019) dini hari sebelum meregang nyawa.
"Belum sempat diautopsi, jadi dokter tidak berani menyimpulkan. Tapi dugaannya yang di Budi Kemuliaan juga peluru tajam," kata Damanik.
Damanik menyebutkan, dirinya beserta komisioner Komnas HAM juga telah mengunjungi beberapa rumah sakit lainnya di mana terdapat korban luka maupun korban tewas. Namun begitu, dirinya belum mendapat fakta lain terkait peluru tajam lantaran rumah sakit lainnya tidak melakukan autopsi.
"Kita menduga begitu [korban di RS Budi Kemuiliaan]. Ya dokter belum berani menyimpulkan karena belum autopsi. Itu sebabnya saya pun mengatakan menduga," ujar Damanik.
Diketahui, sebanyak tiga pendemo Bawaslu atau aksi 22 Mei mengalami luka tembak. Ketiganya sempat dibawa ke RS Budi Kemuliaan, Jakarta Pusat pada dini hari saat terkadi kericuhan di Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Namun seorang pendemo bernama Farhan tewas saat dilakukan pertolongan oleh dokter di RS Budi Kemuliaan. Farhan tewas diduga akibat memgalami luka tembak hingga menembus bagian dada.
Direktur RS Budi Kemuliaan, dr Fahrul W Arbi mengatakan dua korban lainnya yang mengalami luka tembak sudah dirujuk ke RS Tarakan untuk menjalani pembedahan.
"Ada yang karena luka tembak di betis, tangan, sendi bahu. Ada dua yang dikirim ke [rumah sakit] Tarakan karena perlu ada tindakan bedah,"
Fahrul mengatakan, dua korban harus menjalani pembedahan akibat luka serius yang dialami.
"Iya yang dua di [rumah sakit] Tarakan itu karena ada fraktur retak. Jadi harus ada ahli ortopesi khusus dan kami tidak sedia, hingga diarahkan ke RS Tarakan," kata Fahrul.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Suara.com
Berita Lainnya
- Rafael Nadal dan Daniil Medvedev Berpeluang Ketemu di AFP Masters Roma
- PSIK Lolos ke 32 Besar Liga 3 Nasional jika Menang Lawan Persedikab Besok Sore
- KPK Tahan Gus Muhdlor terkait Kasus Korupsi, Subandi Jadi Plt Bupati Sidoarjo
- Tersangka Mutilasi Istri di Ciamis Alami Depresi, Proses Hukum Tunggu Observasi
Berita Pilihan
- Israel Serang Rafah, Sekjen PBB: Mohon Wujudkan Kesepakatan
- Viral Aksi Pembubaran Ibadah Mahasiswa Katolik Universitas Pamulang, Ini Kata SETARA Institute
- Kim Jong Un Ulang Tahun, Warga Korea Utara Diminta Ucapkan Sumpah Setia
- Aturan Baru Haji, Pemerintah Arab Saudi Larang Semua Orang Masuk Makkah Tanpa Izin, Termasuk Penduduk Setempat
- Peringatan Hari Buruh 2024, Buruh Tuntut Penghapusan Upah Murah hingga Pencabutan UU Cipta Kerja
Advertisement
Eko Suwanto: Sultan Grond dan Pakualaman Grond untuk Kesejahteraan Masyarakat
Advertisement
Piknik dan Camping di Nawang Jagad Kaliurang: Info Lokasi, Jam Buka, dan Biaya Tiket Masuk
Advertisement
Berita Populer
- KPK Sebut Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Penuhi Panggilan Penyidik Harri Ini
- Kim Jong Un Ulang Tahun, Warga Korea Utara Diminta Ucapkan Sumpah Setia
- Ganjar dan Mahfud Pilih Jadi Oposisi di Pemerintahan Prabowo-Gibran
- Hamas Terima Gencatan Senjata di Gaza, Begini Respon Kemenlu RI
- PBB Tegaskan Serangan Darat Israel ke Rafah Tak Dapat Ditoleransi
- KPK Buka Peluang Hadirkan Bendahara Umum Partai Nasdem di Sidang SYL
- Progres Pembangunan Kantor Presiden di IKN Capai 80 Persen, Istana Negara 67 Persen
Advertisement
Advertisement