Advertisement
Diperiksa KPK, Menteri Jonan Ditanya Terkait Tupoksi
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Menteri ESDM Ignasius Jonan mengaku hanya ditanya soal tugas pokok dan fungsi (tupoksi) di Kementerian ESDM terkait PLTU Riau-1.
"Tentang tupoksi. Jadi tupoksinya kan ada tupoksi menteri dibidang pertambangan atau minerba, juga ada tupoksi di bidang kelistrikan," kata Jonan, Jumat (31/5/2019).
Advertisement
Jonan hari ini diperiksa sebagai saksi untuk dua kasus sekaligus yaitu PLTU Riau-1 untuk mantan Dirut PT PLN Sofyan Basir dan kasus Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) yang menjerat pemilik PT Borneo Lumbung Energi & Metal, Samin Tan.
"Jadi ditanya peranannya kementerian [ESDM] itu apa didalam pertambangan juga dibidang kelistrikan itu, juga persetujuannya itu sampai mana," kata Jonan.
Jonan tak menjelaskan secara jauh soal pertanyaan lain dari tim penyidik KPK. Dia hanya menjelaskan soal fungsi masing-masing instansi baik Kementerian ESDM sebagai regulator dan juga PT PLN.
Terpisah, Juru Bicara KPK Febri Diansyah mengatakan sejauh ini tim penyidik sudah memeriksa 78 saksi untuk tersangka Sofyan Basir terkait perkara PLTU Riau-1.
"Pemeriksaan dilakukan sejak April dengan saksi yang telah diperiksa berasal dari unsur Menteri ESDM, pejabat PLN dan anak perusahannya, anggota DPR dan pihak swasta lainnya," ujar Febri.
KPK juga hari ini melakukan pemeriksaan lanjutan terhadap tersangka Sofyan Basir untuk mendalami lebih jauh peran Sofyan dalam proyek PLTU Riau-1.
"Hingga mengklarifikasi pengetahuan tersangka terkait dengan fee yang telah diterima Eni M. Saragih dan kawan-kawan," kata Febri.
Dalam perkara PLTU Riau-1, KPK sudah menetapkan Sofyan Basir sebagai tersangka keempat menyusul pengusaha Johannes B. Kotjo, mantan Wakil Ketua Komisi VII DPR Eni Maulani Saragih, dan eks-Sekretaris Jenderal Partai Golkar Idrus Marham.
Sofyan diduga menerima janji fee proyek dengan nilai yang sama dengan Eni M. Saragih dan Idrus Marham dari salah satu pemegang saham Blackgold Natural Resources Ltd Johannes B. Kotjo.
KPK menduga Sofyan Basir berperan aktif memerintahkan salah satu direktur di PLN untuk segera merealisasikan power purchase agreement (PPA) antara PT PLN, Blackgold Natural Resources Ltd. dan investor China Huadian Engineering Co. Ltd. (CHEC).
Tak hanya itu, Sofyan juga diduga meminta salah satu direkturnya untuk berhubungan langsung dengan Eni Saragih dan Johannes B. Kotjo.
KPK juga menyangka Sofyan meminta direktur di PLN tersebut untuk memonitor terkait proyek tersebut lantaran ada keluhan dari Kotjo tentang lamanya penentuan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Riau-1.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
- Prakiraan Cuaca Sragen Hari Ini Selasa 7 Mei 2024 Dominan Cerah Berawan
- Prakiraan Cuaca Sukoharjo Hari Ini Selasa 7 Mei 2024 Didominasi Cerah Berawan
- Kuota Rumah Bersubsidi Diprediksi Segera Ludes, Pengembang Usul Ditambah
- Banyak Cerah Berawan dan Lebih Sejuk, Cek Prakiraan Cuaca Boyolali Selasa 7 Mei
Berita Pilihan
- Aturan Baru Haji, Pemerintah Arab Saudi Larang Semua Orang Masuk Makkah Tanpa Izin, Termasuk Penduduk Setempat
- Peringatan Hari Buruh 2024, Buruh Tuntut Penghapusan Upah Murah hingga Pencabutan UU Cipta Kerja
- Hakim MK Ragukan Keaslian Tanda Tangan Ketum PKN Anas Urbaningrum di Kasus Sengketa Pileg 2024
- Kasus Polisi Bunuh Diri di Jaksel, Kapolresta Manado Diperiksa Polda Sulawesi Utara
- Pengadilan Kriminal Internasional Dikabarkan Mengincar Netanyahu, Israel Panik
Advertisement
Daerah Lain Naik, Dinkes Sleman Klaim Ada Tren Penurunan Kasus DBD
Advertisement
Piknik dan Camping di Nawang Jagad Kaliurang: Info Lokasi, Jam Buka, dan Biaya Tiket Masuk
Advertisement
Berita Populer
- KKB Kembali Berulah, Serang Gereja dan Rampas Ponsel Warga Papua
- Balas Serangan Roket Hamas yang Tewaskan 3 Tentara, Israel Bombardir Rafah
- Makan dan Bayar Seenaknya di Warteg, Pria Ini Ditangkap Polisi
- PAN Buka Peluang Eko Patrio hingga Anak Zulhas Jadi Cagub di Pilkada DKI Jakarta
- Soroti Kurangnya Dokter Spesialis di Indonesia, Jokowi Kaget: Masih Kurang 29.000
- AstraZeneca Diduga Picu Pembekuan Darah, BPOM Sebut Vaksin Sudah Tidak Beredar di Indonesia
- Hamas Minta Jusuf Kalla Bantu Mediasi Konflik Israel dengan Palestina
Advertisement
Advertisement