Advertisement
Pria Bersoban Hijau Digulung Polisi setelah Ancam Bunuh Jokowi & Wiranto
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA- Polisi menangkap sosok pria bersorban hijau yang diduga mengancam akan membunuh Presiden Joko Widodo dan Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto.
Dengan ditangkapnya pria tersebut, Kasubdit Ranmor Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Sapta Maulana Marpaung mengungkapkan seorang pemuda bernama Teuku Yazhid yang ditangkap sebelumnya, bukanlah pelakunya.
Advertisement
"Iya betul (yang diamankan sebelumnya bukan pelaku yang asli)," kata Sapta di Jakarta, Senin (10/6/2019).
Adapun pelaku yang ditangkap baru-baru ini bernama Muhammad Fahri yang kata Sapta, diyakini merupakan pemuda yang bersorban hijau dan mengancam Jokowi serta Wiranto melalui video yang sempat viral.
"Iya pria bersorban hijau itu (Fahri) kami tangkap di Sulawesi Tengah pada Sabtu, 1 Juni 2019," ujar Sapta.
Sebelumnya, polisi menyebut telah menangkap pelaku bersorban hijau pengancam Jokowi dan Wiranto dan disebutkan telah diperiksa intensif.
"Iya sudah ditangkap," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono saat dikonfirmasi di Jakarta, Jumat (24/5) lalu.
Namun, sosok yang ditangkap itu bukanlah pelaku yang asli. Teuku Yazhid hanya berparas mirip dengan Muhammad Fahri.
Sebelumnya, video ancaman beredar di aplikasi media sosial Twitter dan WhatsApp yang menayangkan dua orang pria. Satu pria mengenakan pakaian putih dan bersorban hijau yang diikat di kepala, sementara pria lainnya mengenakan jaket kulit dan sorban berwarna gelap.
Video berdurasi 53 detik itu berisi ancaman kepada Jokowi dan Wiranto. Ancaman diucapkan oleh pria bersorban hijau, sementara pria yang bersorban gelap berperan sebagai perekam video dengan mode vlog.
Kemudian, Relawan Joko Widodo, C Suhadi melaporkan seseorang yang mengancam akan membunuh Jokowi dan Wiranto ke polisi. Ketua Umum Negeriku Indonesia Jaya (Ninja) itu memperkarakan pengancam dengan tuduhan makar.
"Saya sebagai anak bangsa enggak senang Kepala Negara dicaci maki. Sebagai rakyat dan relawan Jokowi saya tidak suka Presiden dicaci begitu, apalagi diancam mau dibunuh dan sebagainya," kata Suhadi saat dikonfirmasi di Jakarta, Jumat (24/5/2019).
Suhadi membuat laporan ke Polda Metro Jaya pada Rabu, 22 Mei 2019. Laporan itu teregistrasi dengan nomor LP/3212/V/2019/PMJ/ Dit Reskrimum.
Pasal yang disangkakan ialah makar atau pemufakatan jahat Pasal 104 KUHP dan atau Pasal 110 KUHP juncto Pasal 87 KUHP.
"Saya melaporkan berkaitan makar karena itu ada kata-kata bunuh presiden. Ada beberapa pasal lain juga saya laporkan," ujar dia.
Dalam laporannya, Suhadi menyertakan barang bukti berupa video. Ia mengaku pertama kali mendapatkan video dari grup perpesanan WhatsApp.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Peringatan Hari Buruh 2024, Buruh Tuntut Penghapusan Upah Murah hingga Pencabutan UU Cipta Kerja
- Hakim MK Ragukan Keaslian Tanda Tangan Ketum PKN Anas Urbaningrum di Kasus Sengketa Pileg 2024
- Kasus Polisi Bunuh Diri di Jaksel, Kapolresta Manado Diperiksa Polda Sulawesi Utara
- Pengadilan Kriminal Internasional Dikabarkan Mengincar Netanyahu, Israel Panik
- Indonesia-Iran Jalin Kerja Sama Teknologi Pertanian
Advertisement
Top 7 News Harian Jogja Online, Minggu 5 Mei 2024, Pelanggan Sampah TPS3R Meningkat hingga Lowongan CPNS 2024
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Seleksi ASN 2024 Segera Dibuka Bulan Depan, Ada 1,2 Juta Lowongan
- Respon Ajakan Prabowo, Presiden Ingin Pertemuan Presidential Club Digelar Dua Hari Sekali
- Banjir Setinggi 3 Meter di Luwu Sulsel Sebabkan 14 Warga Meninggal Dunia
- Aturan Barang dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Zulhas Minta Jastiper Taati Hukum
- Otorita IKN Peroleh Hibah Kota Cerdas dari Amerika Serikat Senilai Rp31 Miliar
- Gerindra Pastikan Usung Dedi Mulyadi untuk Pilgub Jabar 2024
- BNPB Kerahkan Helikopter untuk Evakuasi Korban Erupsi Gunung Raung
Advertisement
Advertisement