Advertisement
Trump Beri Ancaman, Pasar Saham Akan Terguncang Jika Dia Tak Terpilih
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA -- Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang tengah bersiap untuk memulai kampanyenya, memperingatkan AS akan menghadapi kehancuran pasar saham besar jika dia tidak terpilih kembali.
"Jika ada orang selain saya yang mengambil alih, akan ada kekacauan di pasar yang belum pernah terjadi sebelumnya!" ujar Trump kepada 61 juta pengikutnya di Twitter, seperti dikutip melalui Bloomberg, Minggu (16/6).
Advertisement
Trump secara resmi memulai kampanye pemilu 2020 pada Selasa (18/6), pada reli yang berlangsung di Orlando, Florida, dan nampaknya dia akan menguji coba beberapa tema untuk dipromosikan selama 18 bulan masa kampanye.
Salah satu adalah memicu ketakutan akan kehancuran pasar.
Sepanjang tahun ini, Trump telah beberapa kali mengklaim bahwa pasar saham AS dapat tumbuh 5.000 hingga 10.000 poin lebih tinggi jika The Fed tidak menaikkan suku bunga acuan sebanyak empat kali pada tahun 2018.
Dia juga pernah mengatakan pada bulan Februari bahwa, jika partai oposisi menang pada pemilu 2016, pasar saham akan turun setidaknya 10.000 poin saat ini. Namun pernyataan tersebut tidak dapat dibuktikan.
Sebelumnya pada Januari Trump pernah dengan lantang menantang untuk melengserkannya dari jabatan presiden jika ingin melihat pasar saham hancur lebih awal.
"Kita tidak pernah memiliki presiden yang begitu sadar tentang dan berapa banyak naik atau turun pada tahun itu. Investor ekuitas harus bersiap,” ujar Chris Rupkey, kepala ekonom keuangan di MUFG Union Bank NA.
Penelitian yang dilakukan oleh Macrotrends menunjukkan kinerja Dow Jones Industrial Average sejauh ini dalam masa kepemimpinan Trump cukup baik dibandingkan dengan masa jabatan para pendahulunya, mengikuti masa-masa keuntungan yang terjadi di bawah pimpinan Demokrat Barack Obama dan Bill Clinton.
Capaian tersebut hanya sedikit di atas perolehan yang dicatat dalam masa pemerintahan Partai Republik Ronald Reagan dan George H. W. Bush.
Indeks acuan S&P 500 mencatat rekor tertinggi pada awal Mei sebelum tergelincir dalam menghadapi perang perdagangan Trump dengan China yang meningkat.
Dow Jones Industrial Average yang lebih terkonsentrasi, di mana kinerjanya diperhitungkan sebagai referensi, mengalami kenaikan terakhir lebih dari delapan bulan lalu, yakni pada 3 Oktober.
Dow membukukan 71 rekor penutupan tertinggi pada 2017, dimulai dalam satu pekan sejak pelantikan Trump, dan 15 lainnya pada 2018, dibantu oleh pengesahan RUU pajak Partai Republik.
Pada masa jabatan kedua Obama, indeks ini membuat 122 rekor penutupan tertinggi setelah pulih dari kerugian yang diderita selama resesi 2007-2009.
Berdasarkan survei ekonom pada 7-12 Juni yang dilakukan oleh Bloomberg News, ketika Trump memulai kampanye pemilihannya kembali, peluang resesi yang dimulai di AS dalam tahun berikutnya telah meningkat menjadi 30% dari 25% sebulan lalu.
Angka terbaru menunjukkan perlambatan kenaikan lapangan kerja, dan ancaman tarif Trump membebani sentimen bisnis.
Defisit anggaran dan utang nasional yang membebani ekonomi AS juga telah meningkatkan sinyal peringatan terhadap risiko resesi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- 33 Petahana Bertahan di DPRD Klaten, Paling Senior Memasuki Periode Ketujuh
- BRI Cetak Laba Rp15,98 Triliun, Mayoritas Analis Rekomendasi Beli Saham BBRI
- Kasus Duel Tukang Angon Bebek di Klaten, Warga Demo Minta Tersangka Dibebaskan
- KPSP Setia Kawan Pasuruan Meraih Miliaran Rupiah dari Hasil Memerah Susu Sapi
Berita Pilihan
- Peringatan Hari Buruh 2024, Buruh Tuntut Penghapusan Upah Murah hingga Pencabutan UU Cipta Kerja
- Hakim MK Ragukan Keaslian Tanda Tangan Ketum PKN Anas Urbaningrum di Kasus Sengketa Pileg 2024
- Kasus Polisi Bunuh Diri di Jaksel, Kapolresta Manado Diperiksa Polda Sulawesi Utara
- Pengadilan Kriminal Internasional Dikabarkan Mengincar Netanyahu, Israel Panik
- Indonesia-Iran Jalin Kerja Sama Teknologi Pertanian
Advertisement
Kunjungan Wisata di Sleman Nyaris 2 Juta Orang hingga April 2024
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Gerindra Pastikan Usung Dedi Mulyadi untuk Pilgub Jabar 2024
- BNPB Kerahkan Helikopter untuk Evakuasi Korban Erupsi Gunung Raung
- Israel Beri Waktu Hamas Sepekan untuk Setujui Gencatan Senjata
- Korban Meninggal Akibat Banjir Luwu Sulsel Terus Bertambah, 2 Orang Hilang
- Sekjen Gerindra Sebut Gelora Tak Menolak PKS Masuk Pemerintahan Prabowo
- Persatuan Penyiaran Eropa Larang Simbol Palestina di Ajang Eurovision Song Contest Swedia
- Pembangunan Jalan Tol Semarang-Demak Dipercepat
Advertisement
Advertisement